PENDAHULUAN Tulisan Di T-Shirt Sebagai Gaya Hidup Remaja

❏ Hariadi Susilo Tulisan di T-Shirt sebagai Gaya Hidup Remaja LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Volume IV No. 1 April Tahun 2008 Halaman 64 TULISAN DI T-SHIRT SEBAGAI GAYA HIDUP REMAJA Hariadi Susilo Staf Pengajar Fakultas Sastra USU Abstract Based on the unigue of the writing and painting on the front of T-shirt, So in this presentation the scope which is covered is to know and to understand. The writing on T- shirt as teenage life style with the background of the study is how are writing on T-shirt as teenage life style. Thos, the theories in used to solve this writing problem are ideology theory, parody theory and ground triadic theory. So in solving the writing and painting on the front of T-shirt used ideology theory which is the connotation reproduction ideology process association, and ground triadic theory of teenage life style on them selve by the symbol show in T-shirt, like the word ”Cutest Babe You See Today.” The result, that the writing front of T-shirt. Is a process in forming the language power ideology by the writing which is taken from the sound symbol aspect and other material and create to motives and reproduce in to life style text system motive to show them selves identity due connotation scope, like the word “BAT and Its Picture” The more research to the writing on front of the T-shirt that found text element anatomy namely: Headline, Subheadline, bodycopy, passive point and closing. Key words:

1. PENDAHULUAN

Tulisan di dada dan punggung T-Shirt memampangkan ikon Amien Rais, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, Bulan Bintang, dan Pohon Beringin sebagai warna-warni para simpatisan partai kampaye menyampaikan pesan- pesan politik. Poeradisastra 2002:96 Jumanta 2005:7 Gara 1999:125 menyatakan bahwa T- Shirt merek Joger milik pengusaha di Bali yang berwiraswasta menciptakan tulisan dengan kata- kata sebagai media adalah T-Shirt dapat menjadikan sebuah produk berupa bentuk model yang konvensional dan khas berupa unit kata-kata khususnya satuan-satuan lingual berbagai bahasa merupakan bentuk tutur form of speech, terdapat dalam penataan yang terpadu dan satu kesatuan yang utuh. Satuan-satuan lingual, antara lain NO DhonG dapat menimbulkan berbagai persepsi, asosiasi atau interpretasi yang berefek dalam pemakaian, misalnya NoDhong memiliki keambiguan, No dari bahasa Inggris, Dhong dari bahasa Betawi Jakarta. Jadi, No + Dhong = menodong atau dibaca no dong = tidak nodong. Menurut Armani dalam Poeradisastra 2002:97 bahwa T-Shirt bisa menjadi alat komunikasi, untuk menulis, mengambar, membuat puisi, slogan, foto dan menunjukkan identitas diri. Kemudian menjadi busana unik karena penuh slogan, pesan-pesan, lukisan, guyonan dan sebagai tanda-tanda komunikasi sosial dan budaya. Zoest 1992:6 menyatakan untuk pengkajian dapat dilakukan dengan pendekatan teori komunikasi yang berasal dari semiotika. Akan tetapi, di satu pihak ada tanda-tanda yang berfungsi di luar situasi komunikasi, dan di lain pihak berbeda dengan teori semiotika, teori komunikasi menaruh perhatian pada kondisi penyampaian signifikasi, yaitu pada saluran komunikasi. Berkat saluran komunikasi inilah pesan dapat disampaikan. Produk tulisan T-Shirt sebagai representasi media imaji kreator menulis citraan kata-kata, ungkapan, teks kalimat. lukisan dan gambar dengan menunjukkan citraan simbolik termasuk asosiasi ideologis refleksif identitas sosial, misalnya seorang remaja bergaya memakai T-Shirt merek Country Fiesta, celana Jeans biru kelihatan ada tulisan LEE, sepatu sport putih yang selalu dipakai bermerek Lotto. Citraan sudah menampakkan simbolik status gaya sosial kelas menengah. T-Shirt Sebagai penanda bahasa dapat diterima tanpa terlalu banyak resistensi atau penolakan, baik dengan penyesuaian simbol- simbol setempat, yang merupakan salah satu simbol kebudayaan diberi tafsiran yang berbeda dan kemudian mendapat makna yang berbeda pula dan dapat diberi makna lain dari paradigma lain. ❏ Hariadi Susilo Tulisan di T-Shirt sebagai Gaya Hidup Remaja LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Volume IV No. 1 April Tahun 2008 Halaman 65 Kepopularan kaos oblong representasi karena konsep imaji kreator konstruksi melalui berbagai media untuk menguatkan dan mempengaruhi citra tampil busana tidak berkerah ini, seperti referensi yang diperoleh sebagai berikut. Tahun1939 aktor Clar Gable memainkan film komedi romatik it happened One Night. Dalam film itu Gable mengenakan kaus oblong putih. Demikian pula, tahun 1950-an aktor James Dean mengenakan T-Shirt putih dan jaket dalam film Rabel without a Cause. Juga dipakai Michael Jackson, Marlon Brando, Paul Newman, Senator John F Kenedy di Washington, dan Jacqueline Onassis di New York sehingga kaus oblong yang bercitra kelas dari busana para petani miskin menjadi busana santai kalangan atas. Dalam konteks tersebut para desainer membuat busana yang nothing menjadi something. Tahun 1953 Du Pont membuatnya dari bahan polyester. dan tahun 1959 Walt Disney dan Roy Rogers membuatnya sebagai souvenir, kemudian tahun 1960-an T-Shirt yang semula berwarna putih berubah menjadi bermacam- macam warna serta berbagai hiasan manik-manik, bulu, bunga-bunga, bordir dan teks membuatnya semakin fashionable, tidak lagi sekadar busana katun yang plontos. Tahun 1976 T-Shirt imaji kreator bergambar aktris seksi Farrah Fawcett menghipnotis dan menyihir individu-individu sehingga laku keras dan menghasilkan keuntungan delapan juta dollar bagi pembuatnya. Juga, kaus oblong di dada ortografis lingual Nuclear Free Pasific menghasilkan uang beribu dollar pada sebuah malam dana, selanjutnya tahun 1980-an sihir iklan-iklan imaji kreator Bruce Weber citra tampil pria dan wanita dalam busana kelas atas, seperti iklan Jeans Guess citra tampil gambar model seksi Claudia Schiffer yang mengenakannya keadaan basah melekat di tubuhnya, dan Naomi Campbell yang berpose seksi untuk iklan Gap. Representasi imaji kreator kontruksi untuk musik rock kebanyakan kaus oblong berwarna gelap atau hitam dengan berbagai simbol apa saja dicetak di dada dan di punggung yang kenakan. Grup-grup band rock’n roll yang sedang mencapai puncaknya untuk kemudian dijual atau dibagikan kepada fansnya. Hal ini dikenal dengan istilah marchandise, seperti band The sex Pistols Bergambar God Save the Queen imaji kreator Vivienne Westwood, kemudian Ralph Lauren yang mendesain dengan logo cowboy menunggang kuda. Di Jerman imaji kreator Sander yang membuat dari bahan sutera untuk konser-konser musik dibarengi promosi bergambar para pemusik. heavy metal seperti Black Sabbath membuat bergambar Tengkorak dan Naga dengan huruf- huruf Gothic. Sekarang Abad ke-21, T-Shirt telah menjadi pakaian yang hampir selalu ada di setiap lemari pakaian di dunia ini. Pakaian yang disembuyikan malah mencuat menjadi pakaian dunia yang tidak pernah absen dari pelupuk mata. Produk T-Shirt dapat dikenakan oleh siapa saja, tidak terbatas pada jenis kelamin dan usia. Ikon T- Shirt, sebagai representasi menghilangkan batasan kultural dan status dalam masyarakat sosial serta merajalela dengan kepopularitasan yang tak pernah pudar. Bahkan, perkembangan selanjutnya lebih mencengangkan T-Shirt dijadikan wujud sarana media untuk representasi citra tampil, budaya, dan simbolik identitas dirinya sendiri oleh kelompok dan berbagai individu. Remaja tahun 1970-an, pemakaian T- Shirt dan Jins, rambut gondrong, celana cuthrai, dan kehidupan bebas, selera musik mereka pun merupakan imbasan dari jenis musik rock generasi bunga kapitalisme Barat. Hal ini melanda remaja sekarang, rambut punk warna-warni mirip penampilan orang Indian hendak berperang musik rap, celana Jins yang lututnya dirobek, gelang- anting, karaoke via VCD, home theater, kaos oblong, mondar-mandir sambil mempertontonkan puser. Dari pandangan wacana semiotik gaya hidup urban-kosmolit Menurut Wilson 2003:185 dalam era globalisasi, munculnya gaya hidup seperti ini memiliki konteks yang sedikit berbeda. Demam gaya hidup global paling tampak menyentuh kehidupan remaja. Gaya hidup yang diwarnai nuansa gaya hidup anak muda Amerika merembet cepat di kalangan anak muda dunia. Salah satunya, munculnya gejala Californization para remaja di berbagai belahan dunia. Seperti anak muda di California, mereka memakai sepatu Nike, celana Jeans Levi’s, T-Shirt Bennetton, minum Coca Cola dan makan McDonald. Perkembangan saat ini seseorang berpakaian lebih cenderung karena dorongan mode sehingga arti sebuah pakaian adalah sebagai bentuk aktualiasi gaya hidup seseorang yang dilandasi oleh keinginan untuk tampil beda terlebih di kalangan anak muda pakaian merupakan salah satu bentuk ekspresi jiwa remaja dan lebih mengikuti tren mode. Bertitik tolak dari latar belakang dan masalah yang telah diuraikan, maka masalah yang akan dikaji dalam cakupan tulisan ini bagaimana tulisan T-Shirt sebagai gaya hidup remaja.

2. KONSEP DAN LANDASAN TEORI