❏ Hariadi Susilo
Tulisan di T-Shirt sebagai Gaya Hidup Remaja
LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA
Volume IV No. 1 April Tahun 2008 Halaman 67
oposisi atau kontras di antara berbagai teks, karya atau gaya. Satu teks, karya atau gaya dihadapkan
dengan teks, karya atau gaya lainnya dengan maksud menyindir atau membuat lelucon darinya
Balchtin dalam Piliang 2003:214 sebagai satu bentuk diskursus selalu memperalat diskursus
pihak lain, untuk menghasilkan efek makna yang berbeda, yaitu satu bentuk representasi palsu,
dalam diskursus parodi terdapat versi tidak saja direpresentasikan dalam diskurus parodi, tetapi
juga menunjuk pada varian pengungkapan yang berbeda, seperti pengungkapan yang ada sekarang
dan sebelumnya. Pengungkapan yang sebelumnya ini dihadirkan sebagai seniman untuk tujuan citra
tampil plesetan identitas ekspresi dirinya sendiri.
Pendekatan teori parodi dapat dilakukan terhadap tulisan T-Shirt sebagai gaya hidup remaja
dengan mengetahui dan memahami dengan menunjukkan pada versi dan varian yang berbeda
diskurus dengan elemen-elemen identifikasi sebagai berikut.
1 pengungkapan sebelumnya dan sekarang 2 pengungkapan isi utama realitas kebenaran
atau kepalsuan
3.3 Teori Ground Triadik Peirce 1839
Charles Sanders Peirce Sobur 2004:41 yang terkenal dengan teori triadiknya
mengemukan tiga hubungan tanda dan tiga klarifikasi tanda. Adapun tiga hubungan tanda
yang dimaksudkan adalah dasar ground, representament ‘sesuatu yang
menghadirkanmewakili sesuatu’, dan interpretan ‘penerima, penafsir, dan pengguna tanda’.
Berdasarkan interpretan, representamen dibagi lagi atas, yaitu rhema ‘tanda yang memungkinkan
orang menafsirkan makna sesuai pilihan’, dicent signdecisign ‘tanda sesuai dengan kenyataan’ dan
argumen ‘tanda tentang sesuatu’.
Pendekatan teori Peirce, T-Shirt sebagai representasi gaya hidup remaja dapat dikaji dengan
hubungan triadik tanda, yaitu: 1
tanda dasar ground kepada siapa citra tampil
2 representamen penampilan konteksbudaya 3 tanda-tandasimbolik
diinterpretant, ditafsirkan
Kemudian teori triadik representamen dan interpretament dapat dikembangkan sebagai
berikut. - rhema, identitas label, merek, cap, idola, fans,
dan funk, - dicent sign makna realitas
- argumen karena penampilan simbolik T-Shirt ditempatkan sebagai identitas
4. PEMBAHASAN 4.1 Tulisan di T-Shirt sebagai Gaya Remaja
Tulisan di T-Shirt apabila dipahami
hakikatnya menurut Levin 1988:3 bukanlah berarti gaya hidup dari dunia, melainkan tulisan
pada T-Shirt dipandang sebagai reproduksi gaya hidup karena ruang posmodern memungkinkan
secara ekstrim menerima tulisan sebagai gaya hidup dalam bentuk tulisan di dada atau di
punggung T-shirt sebagai gaya hidup yang dianggap sebagai realitas, seperti yang ditunjukkan
remaja pada Gambar 4.1 berikut ini.
Gambar 4.1. Remaja Putri tulisan di dada T-Shirt, “Cutest Babe You See Today”
Gaya hidup remaja yang ditunjukkan pada Gambar 4.1 menurut teori Ideologi Barthes
merupakan asosiasi proses ideologi reproduksi pembaharuan konotasi sedangkan teori Ground
Triadik yaitu rhema kebenaran sebagai gaya hidup pada dirinya sendiri dengan ungkapan yang
ditunjukkan di data t-shirt, yaitu tulisan “CUTEST BABE YOU SEE TO DAY” menurut teori Parodi
isi utama plesetan dijadikan pemberitaan kebebasan konstan tentang dirinya sendiri dengan
pernyataan cewek yang termanis untuk dilihat sang kekasih dan yang tersayang. Lebih lanjut,
ungkapan tentang tulisan di dada T-shirt, berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan
informan seorang remaja, berujar berikut ini.
“masih berangan-angan memiliki T-Shirt kata-kata, yang keren dan lucu, yang
maknanya, dalam banget, yang bisa mewakili isi hati atau isi kepala ini. Kalau
yang seperti ini bisa tergila-gila apalagi eksklusif atau terbuat dalam jumlah
❏ Hariadi Susilo
Tulisan di T-Shirt sebagai Gaya Hidup Remaja
LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA
Volume IV No. 1 April Tahun 2008 Halaman 68
terbatas, ya kadang-kadang butuh perjuangan gila-gilaan untuk
mendapatkan t-shirt
tersebut, tetapi jangan berkecil hati banyak cara alternatif
untuk mendapatkannya, yaitu dengan cara bikin ide sendiri atau pesan khusus”
Ide-ide reproduksi pembaharuan konotasi juga sebagai suatu praktik material. Dalam hal ini
Althusser dalam Storya 2004: 80 ide bisa dijumpai dalam physicomotorik “praktik” tindakan
kehidupan sehari-hari dan kebiasaan-kebiasaan tertentu yang mengikat dan melekat pada tatanan
sosial, seperti tuntunan sosial yang ditandai adanya kesenangan, kesenjangan, dan jurang kekuasaan
yang demikian menonjol.
Selanjutnya, oleh remaja tulisan T-Shirt dikembangkan sebagai representasi reproduksi
kesenangan citraan logo pembaharuan konotasi rhema identitas dicent sign kebenaran realitas,
meskipun kebenarannya suatu isi utama plesetan asosiasi polisemi yang semu. Di samping itu pula,
adanya kecendrungan pembakuan konotasi naluri terhadap keindahan ilusi apollo dan ilusi naluri
terhadap irasionalitas, keindahan, dan kesenangan yang dapat mewakili isi hati atau isi kepala
walaupun isi dalam sebuah plesetan, tetapi ungkapan isi hati atau isi kepala dapat digairahkan
oleh naluri pada dirinya sendiri, yaitu kembalinya naluri remaja ke dalam model spirit masyarakat
“primitif” dionysos.
Dalam hal ini, spirit remaja sebagai pembebasan perlawanan terhadap meleburnya
subjeksubjek, atau kulturnature, dalam hal ini industri bahasa direpresentasikan melalui asosiasi
makna lewat bahasa yang merupakan perlawanan peleburan remaja dengan kehendak menyatunya
subjek dengan tampilan prakondisi karena lenyapnya subjek gab berkuasa sebagai pusat akal
budi karena subjek bukanlah sesuatu yang dapat menentukan landasan diskursus dirinya sendiri.
Akan tetapi, subjek yang selamanya hidup di dalam landasan dan bayang-bayang tampilan
fantasi dan ilusi kelahiran kembali dionysos. Dari sinilah, dapat ditafsirkan berakhirnya keakuan
rasional sehingga dalam waktu yang bersamaan kelahiran kembali kebenaran dionysos, yakni
remaja menghadirkan dirinya sendiri dalam perlawanan dengan menggunakan industri bahasa
atau tulisan sebagai representasi untuk pengembangan wawasan dirinya sendiri walaupun
hanya isi plesetan dalam gaya hidup. 4.2 Bentuk Tulisan di T-Shirt sebagai Ideologi
Language Power
Bentuk tulisan di T-Shirt sebagai gaya hidup, seperti ekspresi imaji kreator dapat
ditunjukkan pada Gambar 4.2, 4.3, dan 4.5, berikut ini.
1 Bentuk tulisan T-Shirt lambang rambu lalu lintas
Gambar 4.2 2 Bentuk tulisan dan lambang geometri
Gambar 4.3 3 Bentuk tulisan simbol Ular Kobra
Gambar 4.4
Menurut Edwards 1967:136 pemahaman adanya tulisan dan simbol merupakan
proses membentuk dengan menggunakan ideologi kekuatan bahasa language power, yaitu tulisan
diambil dari aspek tanda-tanda material yang ada di lingkungan kehidupan berbagai aktivitas
digayakan menjadi motif-motif yang digunakan dalam berbagai aktivitas yang ada di lingkungan
❏ Hariadi Susilo
Tulisan di T-Shirt sebagai Gaya Hidup Remaja
LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA
Volume IV No. 1 April Tahun 2008 Halaman 69
kehidupan sebagai sumber kemampuan berimajinasi direproduksi menjadi motif-motif
gaya hidup sistem teks yang diumpamakan, diibaratkan, disindirkan dan dianalogikan ke sikap,
perilaku dan peristiwa dialami oleh manusia yang tenggelam dalam khayalan gaya hidup dengan
tulisan dan simbol maupun lambang.
Komoditi tulisan dan simbol di T-Shirt segmentasi menjadi permainan pada wacana gaya
hidup reproduksi tanda-tanda yang tumpang tindih dan simpang siurnya kode dan pemaknaanya.
Piliang 2004:231 Keterputusan tanda dari sistem makna inilah yang disebut Jacques Lacan sebagai
‘terputusnya rantai pertandaan” break dow of signifying chains di dalam sistem pertandaan.
Foster 1983:125. Pembebasan tanda signifier dari berbagai konvensi atau kode-kode sosial yang
mapan, dengan cara “memutus” mata rantai yang menghubungkan antara “tanda” dan “makna’
sehingga menciptakan semacam “tanda dusta” Piliang 2004:109 Oleh karena itu, tanda-tanda
berkembang biak tampa perlu menghubungkan dirinya sendiri dengan sebuah sistem makna yang
baku.setiap tanda dapat direpresentasikan untuk menjelaskan makna apa pun Reese 1980:246
tanda itu lebih berkaitan dengan daya untuk membayangkan yang Ada, khususnya yang tidak
real atau yang tidak mungkin terjadi, seperti citra tampil fantasi dan ilusi kedustaan. Artinya dalam
perburuan akan gaya hidup yang glamour industri kapital melakukan bujuk rayu terhadap para
pelanggan melalui ilusi-ilusi tentang dirinya sendiri terlihat dalam industri-industri bahasa
bentuk penampilan yang digunakan melalui industri-industri budaya massa, Dirinya sendiri
diberi ilusi-ilusi tertentu tentang keunikan dan eksotik dalam gaya hidup personal yang
menyilaukan sehingga terperangkap simbol- simbol, logo, merek, label dan cap penampakan
luar di mana dirinya sendiri tidak memiliki kendali. Di sinilah dirinya sendiri memasuki
wilayah ilusi-ilusi gaya hidup sebuah pasar. Komoditi diukir dengan gaya dan gaya adalah
komoditi yang bernilai estetis.
Charles Sanders Peirce dalam Sobur 2004:41 yang terkenal dengan teori triadiknya
mengemukan tiga hubungan tanda dan tiga klarifikasi tanda. Adapun tiga hubungan yang
dimaksudkan, yaitu citra tampil dasar ground, representament ‘sesuatu yang mengimajinasikan
menghadirkanmewakili sesuatu yang tampil’, dan interpretan ‘penerima, penafsir, dan pengguna’.
Berdasarkan interpretan, representament di bagi lagi atas, yaitu rhema ‘citra tulisan yang
memungkinkan merepresentasikan makna sesuai pilihan’, dicent signdecisign ‘gaya hidup sesuai
dengan realitas’ dan argumen ‘tanda tentang identitas gaya hidup itu’.
4.3 Tulisan di T-Shirt sebagai Identitas Jati Diri