Tabel 2.1 Bahaya Potensial Yang Menyebabkan Infeksi
B B
I I
O O
L L
O O
G G
I I
Virus:
- Hepatitis B, C
- HIVAIDS
Bakteri:
Mikobakterium Tuberkulosis
Jamur Parasit
Sumber CDC 2007
2.1.1 Cara Penularan
Ada tiga cara penularan ataupun transmisi bagi agen untuk menginvasi sel tubuh manusia. Karena itu diperlukan upaya-upaya untuk
mencegah penularan pada ketiga jalur ini. Di sub-bab selanjutnya akan dijelaskan bagaimana cara menangani ketiga jalur penularan berikut.
Transmisi kontak
Transmisi kontak langsung dapat terjadi pada kontak kulit dengan kulit dan berpindahnya organisme selama kegiatan perawatan pasien.
Transmisi kontak langsung juga dapat terjadi antar dua pasien. Transmisi kontak tidak langsung dapat terjadi bila ada kontak seseorang yang
rentan dengan objek terkontaminasi yang berada di lingkungan pasien. Sebagai contoh, pasien dengan infeksi kulit atau mata yang mungkin
menular seperti herpes zoster, impetigo, konjungtivitis, kutu atau infeksi luka lainnya memerlukan dilakukannya tindakan pencegahan kontak.
4
Transmisi melalui percikan droplet
Transmisi droplet terjadi melalui kontak konjungtiva atau membran mukosa hidung atau mulut orang yang rentan dengan droplet
partikel besar yang mengandung mikroorganisme 5 µm [mikron] .
2
Berbicara, batuk, bersin dan prosedur seperti pengisapan lendir dan bronkoskopi dapat menyebarkan organism.
4
Transmisi melalui udara Airborne
Transmisi infeksi melalui udara adalah transfer partikel berukuran
≤5 µm ke dalam udara, baik secara langsung atau melalui partikel debu
yang mengandung mikroorganisme yang menular. Partikel ini dapat tersebar dengan cara batuk, bersin, berbicara dan prosedur seperti
bronkoskopi atau pengisapan lendir; dapat menetap di dalam udara selama berberapa jam; dan dapat disebarkan secara luas di dalam suatu
ruangan atau pada jarak yang lebih jauh. Pengelolaan udara secara
khusus dan ventilasi dibutuhkan untuk mencegah transmisi melalui udara.
4
2.1.2 Risiko penularan
Dalam suatu rumah sakit sebenarnya banyak pekerjaan ataupun seseorang yang merupakan faktor risiko terjadinya suatu penyakit infeksi.
antara lain adalah: orang yang merawat pasien, orang yang menyiapkan instrumen, yang melakukan maupun membantu proses pembedahan,
laboran, yang mencuci alat maupun pakaian perawatan, yang menjaga maupun membersihkan ruang perawatan, orang yang berkunjung, dan
bahkan antar sesama pasien pun merupakan faktor risiko terjadinya penyakit infeksi.
5
Secara garis besar dikatakan bahwa semua orang yang memasuki wilayah RS mempunyai faktor risiko terjadinya penyakit infeksi. Bisa
dilihat dari risiko-risiko yang ada di atas yang berhubungan dengan tenaga medis ataupun dokter harus memperhatikan keadaan doktermahasiswa saat:
Merawat atau memeriksa pasien
Saat seorang dokter tengah memeriksa pasien merupakan saat rentan terjadinya pajanan melalui udara maupun kontak secara langsung.
Menyiapkan, menggunakan maupun mencuci alat kesehatan
Salah satu hal yang paling sering dilupakan padahal tidak jarang, terjadi penularan penyakit secara kontak dengan alat-alat kesehatan. Karena itu
baik yang menyiapkan, memasangkan, maupun membersihkan harus mengetahui cara supaya mengurangi risiko terkena penyakit menular.
Yang paling mengkhawatirkan saat ini adalah penggunaan alat suntik, yang dapat menularkan HIVAIDS
Membantu proses pembedahan
Saat melakukan, maupun membantu proses penbedahan sangat besar kemungkinannya terjadi penyakit menular melalui kontak langsung, bisa
melalui darah, kulit, dan jaringan-jaringan lain yang ada di tubuh kita.
Saat melakukan uji laboratorium Uij laboratorium sangat sering sekali dilakukan di RS guna untuk
membantu penegakan dignostik, namun harus hati-hati saat melakukannya karena biasanya yang pemeriksaan di bawah mikroskop, di dalam tabung
lab, dan lain-lain merupakan sumber penyakit sehingga mudah menularkan penyakit kepada orang lain.
2.2 Kewaspadaan Standar