MODEL KLASIFIKASI SAMPEL JENIS DAN SUMBER DATA ALAT ANALISIS DATA

60 SOBI PT Sorini Agro Asia Corporindo 61 SQBI PT Bristol-Myers Squibb Indonesia 62 SRSN PT Indo Acidatama 63 STTP PT Siantar Top 64 TBLA PT Tunas Baru Lampung 65 TCID PT Mandom Indonesia 66 TIRA PT Tira Austenite 67 TOTO PT Surya Toto Indonesia 68 TRST PT Trias Sentosa 69 TSPC PT Tempo Scan Pacific 70 TURI PT Tunas Ridean 71 UNIC PT Unggul Indah Cahaya 72 UNTR PT United Tractor 73 VOKS PT Voksel Electric 74 YPAS PT Yanaprima Hastapersada

C. MODEL KLASIFIKASI SAMPEL

Jumlah sampel yang telah diseleksi diklasifikasikan ke dalam kelompok perata dan bukan perata menggunakan Income Smoothing Index. Berdasarkan income smoothing index, perusahaan diklasifikasikan sebagai perusahaan perata laba bila memperoleh income smoothing index lebih dari satu. Adapun untuk menghitung income smoothing index dapat menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: CVisales : Coefficients of varians sales CViearnings : Coefficients of varian earnings Berdasarkan indeks Eckel 1981 suatu perusahaan diklasifikasikan ke dalam kelompok perataan laba apabila: CVisales CViearnings Universitas Sumatera Utara Untuk Coefficients of Variation CV dari sales dan earnings dapat dihitung sebagai berikut: dan Keterangan : : Standart deviation of sales σ I Earnings : Standar deviation of earnings Xі Sales : Means of sales | Xі | Earnings : Means of earnings

D. JENIS DAN SUMBER DATA

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder perusahaan yang terdaftar di BEI adalah sebagai berikut: 1. Total aktiva tahun 2006-2009. 2. Laba bersih setelah pajak tahun 2006-2009. 3. Laba operasi tahun 2006-2009. 4. Penjualan bersih tahun 2006-2009 5. Net profit margin tahun 2006-2009 6. Operating profit margin tahun 2006-2009. 7. Return on asset tahun 2006-2009. Pengumpulan data diperoleh melalui berbagai sumber meliputi seperti Home page BEI, ICMD, publikasi-publikasi dalam berita bisnis, publikasi emiten dan sumber-sumber lain yang relevan. Universitas Sumatera Utara

E. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL 1. Variabel tidak bebas dependen variable

Variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah perataan laba yang diukur dengan indeks Eckel. Penggunaan indeks ini dapat digunakan untuk mengetahui perusahaan yang melakukan perataan laba atau tidak.

2. Variabel bebas indepent variable

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Besaran perusahaan yang diukur dengan total aktiva. Yunus Hadori2000:824 memberikan batasan besaran sebuah perusahaan berdasarkan atas total aktiva,yaitu : • Perusahaan dikategorikan besar jika total aktiva diatas 25 milyar • Perusahaan menengah memiliki total aktiva diantara 10 sampai 20 milyar • Perusahaan kecil memiliki total aktiva dibawah 10 milyar. b. Net profit margin NPM yang diukur dari rasio antara laba bersih setelah pajak IBSP dengan total penjualan. Net profit margin ini diduga mempengaruhi perataan laba, karena secara logis margin ini terkait langsung dengan obyek perataan laba. c. Operating profit margin OPM yang diukur dari rasio antara laba operasi dengan total penjualan Pada rasio ini, angka laba yang digunakan dalam perhitungan adalah Universitas Sumatera Utara yang berasal dari kegiatan usaha pokok perusahaan. Rasio ini mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Jadi manajer dimungkinkan melakukan perataan laba dengan keadaan tersebut. Penggunaan variabel independen ini didukung oleh penelitian Januar eko,dkk 2002. d. Return on asset ROA yang diukur dari rasio antara laba bersih setelah pajak dan total aktiva. Operasional variabel penelitian ini dapat dilihat secara lebih lengkap pada tabel 3.2 di bawah ini : Tabel 3.2 Defenisi Operasional Variabel Penelitian Konsep Variabel Indikator Skala Keterangan Perataan laba Income smoothing Income smoothing index diukur dengan indeks Eckel Nominal • Perusahaan perata • perusahaan bukan perata Besaran Perusahaan Diukur dari besarnya total aktiva perusahaan Besaran perusahaan diukur dari total aktiva Interval Perusahaan: • kecil • sedang • besar Net Profit Margin Di ukur dari rasio antara laba bersih setelah pajak dengan Rasio Universitas Sumatera Utara total penjualan Operating Profit Margin Diukur dari Rasio laba operasi dengan total penjualan Rasio Return on Asset ROA Diukur dari rasio laba bersih setelah pajak dengan total aktiva Rasio

F. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual

Berdasarkan tinjauan teoritis sebelumnya, maka saya menbuat kerangka konseptual atas penelitian sebagai berikut : H1 H2 H3 H4 Gambar 2. Kerangka Konseptual Besaran Perusahaan X1 Net Profit Margin X2 Operating Profit Margin X3 Return on Asset X4 Perataan Laba Income Smoothing Y Universitas Sumatera Utara Perusahaan yang berukuran kecil akan lebih cenderung untuk melakukan praktik perataan laba dibandingkan dengan perusahaan besar, karena perusahaan besar cenderung mendapatkan perhatian yang lebih besar dari analis dan investor dibandingkan perusahaan kecil. Sebaliknya perusahaan yang memiliki aktiva besar yang kemudian dikategorikan sebagai perusahaan besar umumnya akan mendapat lebih banyak perhatian dari berbagai pihak seperti, para analis, investor, maupun pemerintah. Untuk itu perusahaan besar diperkirakan akan menghindari fluktuasi laba yang terlalu drastis, sebab kenaikan laba yang drastis akan menyebabkan bertambahnya pajak. Sebaliknya penurunan laba yang drastis akan memberikan image yang kurang baik. Oleh karena itu perusahaan besar diperkirakan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan tindakan perataan laba Ashari dalam Juniarti , 2005 Net Profit Margin, Operating Profit Margin dan Return on Asset merupakan rasio profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan profitabilitas pada tingkat penjualan. Net Profit Margin dan Operating Profit Margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih setelah pajak dan laba operasi pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini dapat diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya- biaya di perusahaan pada periode tertentu. Universitas Sumatera Utara Net profit margin ini diduga juga mempengaruhi perataan laba, karena secara logis margin ini terkait langsung dengan obyek perataan laba. Unsur-unsur yang seringkali dijadikan sasaran untuk melakukan perataan laba seperti penjualan dan biaya berhubungan erat dengan net profit margin suatu perusahaan. Rasio net profit margin mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan. Rasio ini memberi gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai persentase dari penjualan. Rasio net profit margin ini mengukur seluruh efisiensi, baik produksi, administrasi, pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak. Operating Profit Margin secara logis mempengaruhi perataan laba karena variabel laba operasi berkaitan dengan laba perusahaan. Operating Profit Margin diukur dengan menghitung rata-rata rasio laba operasi total dibagi total penjualan selama empat tahun. Manajer terdorong melakukan perataan laba melalui Operating Profit Margin ini karena item-item lain diluar laba operasi extraordinary items, pembayaran deviden, biaya bunga dan pajak merupakan item yang tidak rutin terjadi dalam perusahaan. Sehingga manajer hanya melakukan perataan laba melalui item-item marjin laba operasi perusahaan. Dengan kata lain perataan pada Operating Profit Margin ini dilakukan manajemen tanpa memperhatikan pendapatan dan beban diluar usaha, pendapatan deviden, biaya bunga, extraordinary items serta pajak penghasilan Agus, 2007:14 Universitas Sumatera Utara Return on Asset adalah rasio profitabilitas yang merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan total aktiva. Profitabilitas dapat dijadikan patokan oleh investor maupun kreditor dalam menilai sehat tidaknya perusahaan. Profitabilitas juga diduga mempengaruhi perataan laba, karena profitabilitas secara langsung terkait dengan objek perataan laba.

2. Hipotesis Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka dibutuhkan hipotesa mengenai permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini mengacu pada perusahaan dan literatur yang telah disebutkan dalam uraian sebelumnya. Berikut ini hipotesa alternatif: Ha1: Perataan laba income smoothing dipengaruhi oleh besaran perusahaan Ha2: Perataan laba income smoothing dipengaruhi oleh net profit margin. Ha3: Perataan laba income smoothing dipengaruhi oleh operating profit margin. Ha4: Perataan laba income smoothing dipengaruhi oleh return on asset.

G. ALAT ANALISIS DATA

Secara garis besar, metode statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesa penelitian ini adalah statistik deskriptif seperti mean dan deviasi standar yang berguna untuk mengetahui karakteristik dari perusahaan yang dijadikan sampel. Metode statistik yang kedua adalah statistik inferensi yaitu berupa: 1. Universitas Sumatera Utara pengujian univariate seperti binomial test, Mann-Whitney test, T-test dan 2 pengujian multivariate, berupa regresi logistik logistic regression. 1. Pengujian Univariate Pengujian univariate adalah untuk mengetahui perbedaan sistematik yang signifikan terhadap variabel independen diantara perusahaan yang melakukan perataan laba. Adapun tahapan-tahapan pengujian univariate yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Sebelum dilakukan pengujian univariate diperlukan uji normalitas data dengan menggunakan one sample Kolmogorov-Smirnov Test untuk mengetahui distribusi data. Sampel diklasifikasikan menjadi dua kelompok sampel independent yang berasal dari populasi yang sama. Uji t T-test diterapkan pada data yang berdistribusi normal, sedangkan Mann-Whitney U Test diterapkan pada data yang berdistribusi tidak normal. b. Menentukan hipotesa untuk pengujian univariate terhadap setiap variabel independen . Hipotesa-hipotesa tersebut adalah sebagai berikut: Ho1 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari rata-rata Total Aktiva diantara perusahaan perata dan perusahaan bukan Perata Universitas Sumatera Utara Ho2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari rata-rata Net Profit Margin diantara perusahaan perata dan perusahaan bukan Perata Ho3 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari rata-rata Operating Profit Margin diantara perusahaan perata dan perusahaan bukan Perata Ho4 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari rata-rata Return On Asset diantara perusahaan perata dan perusahaan bukan Perata Status perataan laba dan bukan perataan laba perusahaan dapat diklasifikasikan dengan menggunakan income smoothing index. Berdasarkan income smoothing index, perusahaan diklasifikasikan sebagai perusahaan perata laba bila memperoleh income smoothing index lebih dari satu dan perusahaan bukan perata bila income smoothing index lebih kecil dari satu c. Menentukan tingkat signifikansi α, yaitu sebesar 5 0,05. d. Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan Ho, kriteria yang akan digunakan adalah berdasarkan nilai probabilitas ρ value atau Asymp.sig nilai siginifikansinya - Jika ρ value Asymp.sig ≤ α 0,05 maka Ho ditolak - Sebaliknya jika ρ value Asymp.sig ≥ α 0,05 maka Ho diterima 2. Pengujian Multivariate Universitas Sumatera Utara Dalam pengujian multivariate yang menggunakan model regresi logit tidak memerlukan uji normalitas atas variabel bebas yang digunakan dalam model. Artinya, variabel penjelas tidak harus memiliki distribusi normal,linier maupun memiliki varian yang sama dalam setiap group Syahriana,2007. Analisa regresi logit disebut juga regresi logistic untuk melihat faktor-faktor yang berkaitan dengan perataan laba. Model tersebut dianggap tepat karena variabel dependenya diukur secara nominal dan interval. Model logit yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Status : a + TA + NPM + OPM + ROA + e Keterangan Status : status perusahaan perata atau bukan perata TA : total aktiva NPM : net profit margin OPM : operation profit margin ROA : return on asset Pada tahap-tahap ini langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesa untuk pengujian multivariate terhadap setiap variabel independen. b. Menentukan tingkat siginifikansi α, yaitu sebesar 5 0,05. c. Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan Ho. Kriteria yang Universitas Sumatera Utara akan digunakan adalah berdasarkan nilai probabi litas ρ value atau Asymp.sig nilai signifikansinya. - Jika ρ value Asymp.sig ≤ α 0,05 maka Ho diterima. - Sebaliknya jika ρ value Asymp.sig ≥ α 0,05 maka Ho ditolak. Analisis logit dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows Release 16.0 dan kesimpulannya akan ditentukan dari nilai yang muncul. Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengamati signifikansi nilai ρ prob.value dengan tingkat keyakinan 95 tingkat siginifikansi 5. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. DATA PENELITIAN

Pada penelitian ini , peneliti mengunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian . Adapun sumber data yang digunakan berasal dari beberapa sumber yaitu seperti ICMD dan IDX. Jumlah populasi dari penelitian ini adalah sebanyak perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu 152 perusahaan. Sampel kemudian dipilih dari populasi dengan cara purposive judgement sampling dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan . Sampel yang diperoleh setelah dilakukan purposive judgement sampling adalah sebesar 74 perusahaan. Jumlah sampel penelitian ini mempresentasikan 48,68 dari populasi.

B. PERHITUNGAN INDEX SMOOTHING

Langkah awal dari penelitian ini setelah diperoleh sampel yang sesuai dengan kriteria adalah melakukan perhitungan Index Smoothing terhadap masing- masing perusahaan yang menjadi sampel. Perhitungan index smoothing dimaksudkan untuk menentukan kategori suatu perusahaan melakukan praktik perataan laba atau tidak melakukan praktik perataan laba. Perusahaan dikategorikan tidak melakukan praktik perataan laba apabila memperoleh nilai index smoothing lebih kecil dari satu, sedangkan perusahaan yang memperoleh index smoothing lebih dari satu dikategorikan sebagai perusahaan yang melakukan praktik perataan laba. Langkah-langkah yang digunakan untuk perhitungan index smoothing adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (Sektor Manufaktur)

0 32 90

ANALISIS PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING): FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEJ

0 3 1

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI

2 10 83

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 4 17

Faktor faktor yang mempengaruhi perataan Laba (income smoothing) dan bukan perataan laba (non income smoothing) (studi pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2002 2006)

0 6 94

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014.

1 3 20

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014.

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN GO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada Per

0 3 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 7

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (Sektor Manufaktur)

0 0 11