Konsumsi Makanan TINJAUAN PUSTAKA

Menurut sebuah survei nasional pada tahun 2000 menyatakan bahwa 72 wanita Amerika dan 64 laki-laki tidak melakukan olahraga secara teratur. Kegiatan jasmani seperti olahraga merupakan unsur penting dalam gaya hidup sehat dan membentuk tubuh ideal. Berdasarkan survei rumah tangga di Indonesia pada tahun 2001 didapatkan sekitar 68 orang dewasa kurang melakukan aktivitas fisik. Pada data survei kesehatan nasional tahun 2003 memperlihatkan 81 orang yang berusia di atas 10 tahun kurang melakukan aktivitas fisik di waktu senggang Maulana, 2009. Maulana 2009 menyatakan bahwa hal yang terpenting adalah jangan sampai membenci tubuh sendiri hanya karena kelebihan berat beberapa kilogram. Namun, perlakukan tubuh dengan adil dan pusatkan perhatian pada kualitas intelektualitas dan kepibadian.

2.3. Konsumsi Makanan

Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh yang berguna bagi tubuh Almatsier, 2001. Irianto 2007 menyatakan bahwa makanan adalah segala sesuatu yang dipakai atau yang dipergunakan oleh manusia supaya dapat hidup. Konsumsi makanan adalah semua zat gizi yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan dan minuman. Baik atau tidaknya tingkat konsumsi makanan bergantung dari kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan. Kuantitas menunjukkan jumlah masing-masing zat gizi, sedangkan kualitas menunjukkan macam-macam zat gizi yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi Sulistyowati, 2009. Data Biro Pusat Statistik tahun 1990 menunjukkan bahwa komposisi konsumsi energi makanan rata-rata sehari orang Indonesia 9,6 berasal dari protein, 20,6 dari lemak, dan 68,6 dari karbohidrat. Konsumsi energi rata-rata di Indonesia pada tahun 1996 adalah 73,3 berasal dari makanan pokok, 5,8 dari pangan hewani, 3,0 dari kacang-kacangan, 5,4 dari gula, 11,98 dari minyak dan lemak, dan 2,2 dari sayur dan buah-buahan. WHO 1990 Universitas Sumatera Utara menganjurkan rata-rata konsumsi energi makanan sehari adalah 10-15 berasal dari protein, 15-30 dari lemak, dan 55-75 dari karbohidrat Baliwati et al, 2004. Pada umumnya wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah 25-30 pada wanita dan 18-23 pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30 dan pria dengan lemak tubuh dari 25 dianggap mengalami obesitas. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak bagi tubuhnya dan perlu juga diketahui lokasi penimbunan lemak dalam tubuh. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan di bokong sedangkan pada pria biasanya lemak ditimbun di sekitar perut. Pola makan yang tidak sehat merupakan pencetus berat badan berlebih dan penyebab obesitas termasuk di Amerika. Saat ini, masyarakat Amerika mengkonsumsi 23 gula lebih banyak dibandingkan tahun 1970. Salah satunya, soft drink merupakan sumber utama bahan makanan yang mengandung gula dan pada dewasa ini sangat digemari Maulana, 2009. Direktorat BGM Depkes pada tahun 19961997 terhadap 10.949 orang dewasa terdiri dari 3.661 laki-laki 34,9 dan 6.833 perempuan 65,1 berumur 19-65 tahun yang dipilih secara acak di 14 kota menunjukkan prevalensi kegemukan pada laki-laki sebesar 12,8 dan pada perempuan 20,0 dengan rata- rat 17,5. Prevalensi obesitas pada laki-laki sebesar 2,5 dan pada perempuan 5,9 dengan rata-rata 4,7 Baliwati et al, 2004. Baliwati et al 2004 menyatakan bahwa di Indonesia, jumlah penderita obesitas terus bertambah dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Susenas tahun 1989, prevalensi obesitas di Indonesia adalah 1,1 kota dan 0,7 desa. Pada tahun 1999, angka tersebut meningkat menjadi 5,3 kota dan 4,3 desa. Hasil pemantuan gizi lebih pada dewasa yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan tahun 1997 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada orang dewasa adalah 2,5 pria dan 5,9 wanita. Prevalensi obesitas tertinggi terjadi pada kelompok wanita berumur 41-55 tahun sebesar 9,2. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat CDC menyatakan bahwa lebih dari 64 orang dewasa mengalami kelebihan berat Universitas Sumatera Utara badan dan sekitar 59 juta orang mengalami obesitas. Studi yang dilakukan Rand Corporation menunjukkan bahwa pada antara tahun 1986 dan tahun 2000 jumlah penderita obesitas naik empat kali lipat. Pada tahun 1995, sebuah komite dari Institut Kedokteran dari Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Amerika Serikat menyimpulkan bahwa genetika mempunyai pengaruh sangat rendah pada obesitas dalam suatu populasi dan sejauh ini berat badan dapat dihubungkan dengan pengaruh lingkungan Maulana, 2009. Salah satu masalah serius saat ini adalah konsumsi makanan olahan. Makanan ini sering terlalu banyak mengandung zat aditif, gula, serta lemak. Kegemaran pada makanan olahan yang seperti ini menyebabkan remaja mengalami perubahan patologis yang terlalu dini. Kebiasaan makan semasa remaja akan berdampak dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut. Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko penyakit degeneratif Arisman, 2004. Obesitas adalah penimbunan trigliserida yang berlebihan di jaringan- jaringan lemak tubuh. Trigliserida banyak disimpan di balik lipatan lemak sehingga makin gemuk seseorang, makin banyak trigliserida yang menggelantung dan membuat kulit berlipat-lipat. Obesitas sering menjadi faktor risiko yang menyebabkan terjadinya penyakit Jantung Koroner. Pasien obesitas cenderung disertai dengan hipertensi, diabetes melitus dan hiperlipidemia daripada orang kurus atau normal Waspadji et al, 2003. Baliwati et al 2004 juga menyatakan Indonesia juga menghadapi masalah gizi lebih pada kelompok masyarakat tertentu dan gizi lebih berisiko terhadap penyakit kegemukan, diabetes, jantung, dan kanker. Hal ini juga dipengaruhi oleh kemajuan ekonomi dan teknologi, termasuk pola kebiasaan makan yang berdampak pada perubahan pola penyakit. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal diperlukan pedoman jenis dan jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh individu secara rata-rata dalam sehari. Setiap individu memiliki kebutuhan zat gizi yang berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara lain : Universitas Sumatera Utara 1. Tahap perkembangan Laju pertumbuhan bayi berumur kurang dari 1 tahun lebih cepat daripada tahap lainnya dalam kehidupan. Dalam usia 6 bulan, bayi yang sehat berat badannya mencapai dua kali lipat dari berat sewaktu lahir. Pertumbuhan pada masa kanak-kanak growth spurt I, umur 1-9 tahun berlangsung lebih lambat tetapi kegiatan fisiknya meningkat dan hal ini memerlukan perimbangan terhadap besarnya tubuh, kebutuhan zat gizi tetap tinggi. Masa remaja disebut sebagai growth spurt II dengan kisaran usia 10-19 tahun dan pada masa ini terjadi pertumbuhan seksual, tinggi dan bobotnya bertambah, sistem kerangka tubuh pertumbuhannya lengkap, ukuran jantung, serta organ pencernaannya bertambah. 2. Faktor fisiologis tubuh Pada masa kehamilan diperlukan zat gizi untuk pertumbuhan janin dan organ reproduksi ibu. Pada semasa menyusui kebutuhan gizi lebih tinggi daripada sebelum hamil. 3. Keadaan sakit dan dalam penyembuhan Seseorang yang menderita penyakit yang disertai demam membutuhkan lebih banyak protein karena disebabkan pada masa ini akan banyak kehilangan nitrogen yang diperoleh dari perombakan protein. 4. Aktivitas fisik yang tinggi. 5. Ukuran tubuh berat dan tinggi badan Pada jenis kegiatan yang sama, orang yang besar menggunakan lebih banyak energi daripada yang kecil. Norma gizi yang dianjurkan, yaitu konsep jumlah yang dianjurkan sehari AKG Angka Kecukupan Gizi. AKG adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang 97,5 menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktivitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Energi diperlukan tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh dan aktivititas sehari-hari meliput i : 1. Energi luar, yaitu energi yang diperlukan untuk kegiatan otot. 2. Energi dalam, yaitu energi yang diperlukan untuk pekerjaan alat-alat tubuh. Universitas Sumatera Utara 3. Energi yang diperlukan untuk pembentukan jaringan baru, berbagai proses metabolik dan memanaskan badan. Energi yang diperlukan tubuh diperoleh dari energi potensial yang tersimpan dalam makanan yang berupa energi kimia dan dilepaskan pada waktu terjadi proses metabolik Baliwati et al, 2004. Baliwati et al 2004 menyatakan bahwa protein merupakan zat gizi yang paling banyak terdapat dalam tubuh dan merupakan bagian dari semua sel hidup. Seperlima dari berat tubuh orang dewasa merupakan protein, setengah jumlah protein terdapat di otot, seperlima terdapat di tulang, sepersepuluh terdapat di kulit, sisanya terdapat dalam jaringan lain, dan cairan tubuh. Tabel 2.1. Angka Kebutuhan Energi yang Dianjurkan Per Orang Per Hari Golongan Umur Energi kka l Pria 16-19 tahun 2500 Wanita 16-19 tahun 2000 Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 1998 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL