3.2 Cara Pembuatan Sewar
Pada umumnya pembuatan senjata berasal dari keinginan manusia untuk mempertahankan diri dari keganasan alam dan tekhnologi tersebut tumbuh bersamaan
dengan dan senjata tersebut berkembang setelah menusia mengenal logam, karena logam tersebut lebih mudah dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Proses pembuatan sewar pada prinsipnya sama dengan proses pembuatan keris. Terlebih dahulu pandai besi atau bisa juga orang yang ingin memesan
pembuatan sewar menyiapkan bahan baku biasanya bahan baku yang disenangi adalah berupa besi tuang. Proses pembuatan sewar juga dilakukan di Pusin dan juga
dilakukan oleh orang yang professional dalam mengelola besi. Proses awal, besi bahan baku tersebut dimasukkan ke dapur Pusin untuk dipanaskan hingga
membaradan pada saat besi tersebut sedang membara, diangkat ke atas lendasan untuk dipotong dan dibelah sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Setelah proses
pemotongan dan pembelahan tersebut, besi kembali dipanaskan untuk kemudian kembali diletakkan diatas lendasan dan selagi besi masih membara, dipukul-pukul
dengan martil beberapa kali sehingga besi tersebut menjadi agak dingin. Ketika besi agak dingin, tentunya besi akan kembali menjadi keras dan
selanjutnya kembali dipanaskan sampai membara kembali. Proses tersebut dilakukan sampai bahan baku dapat dibentuk seperti sewar yang dikehendaki. Dan perlu
diketahui bahwa adakalanya bila sewar tersebut dipesan oleh orang, terlebih dahulu si pemesan membuat contoh yang terbuat dari kayu dengan bentuk dan ukuran yang
dikehendaki. Jika bentuk sewar telah dapat diciptakan, maka proses selanjutnya diteruskan pada proses pengikiran, dengan menggunakan kikir.
Universitas Sumatera Utara
Proses pengikiran ini bertujuan untuk meratakan dan menghilangkan bekas pukulan martil yang terdapat dipermukaan wilahan sewar tersebut. Dan dengan
proses ini pula akan dapat menyempurnakan bentuk sewar tersebut. Selanjutnya, diteruskan dengan proses penyepuhan, yaitu cara memanaskan kembali wilayah
sewar, dan pada saat wialhan sewar tersebut sedang membara, langsung diangkat dan dicelupkan kedalam air sepuhan beberapa kali, sehingga wilahan sewar mwnjadi
dingin.
Proses penyepuhan ini dapat menciptakan besi tersebut menjadi sangat keras serta mempunyai daya ketajaman yang mengagumkan. Proses penyepuhan ini juga
sangat menentukan kualitas sewar, karena kalau meleset dari apa yang seharusnya akan dapat menyebabkan senjata tersebut lemah dan mungkin pula akan
menyebabkan senjata tersebut mudah patah. Setelah proses pengikiran, dan proses penyepuhan selesai, wilahan sewar tersebut telah mencpai kesempurnaan. Akan
tetapi belumlah dapat dikatakan selesai karena sewar harus dilengkapi dengan hulu dan warangkanya.
Dalam pembuatan hulu dan warangkanya, biasanya dilakukan pula oleh orangyang khusus yang disebut dengan “Tukang Ranggi”.Dimana dalam
pembuatannya memerlukan jenis kayu yang berkualitas baik, dari segi ketahanannya maupun ditinjau dari warnanya. Pembuatan hulu dan warangkanya juga dilakukan
dengan telaten dan penuh hati-hati. Untuk membuat satu sewar saja terkadang membutuhkan waktu berminggu minggu.
Universitas Sumatera Utara
Pemeliharaan sewar ini juga disebut “mengasami” dan prosesnya pun sama, yaitu dengan memerlukan beberapa perlengkapan dan peralatan serta cara
merawatnya.
3.3 Fungsi Sewar