Kuring Sifat-sifat Resin Akrilik Polimerisasi Panas

Jika jumlah adonan yang dimasukkan ke dalam mold kurang, maka dapat menyebabkan terjadinya shrinkage porosity. 12

2.1.3 Kuring

Proses kuring resin akrilik dilakukan dengan cara mengaplikasikan panas pada resin dengan merendam kuvet dalam air yang dipanaskan hingga mencapai suhu 70 o C selama 30 menit kemudian dilanjutkan selama 90 menit pada suhu 100 o C. Pengaplikasian panas harus teratur karena reaksi kimia antara monomer dan polimer bersifat eksotermis. Bila polimerisasi telah dimulai maka suhu resin akrilik akan jauh lebih tinggi dari airnya dan monomer akan mendidih pada temperatur 212 o F atau 100 o C, oleh karena itu pada tahap awal proses kuring, suhu air harus dijaga jangan terlalu tinggi. 12,13 Setelah proses polimerisasi selesai kemudian kuvet dibiarkan dingin secara perlahan hingga sama dengan suhu ruangan. Bahan resin yang telah selesai berpolimerisasi dikeluarkan dari bahan mold. Selanjutnya dilakukan pemolesan resin akrilik untuk mendapatkan permukaan yang halus dan mengkilap. 12

2.1.4 Sifat-sifat

Beberapa sifat-sifat resin akrilik polimerisasi panas adalah: a. Berat molekul Resin akrilik polimerisasi panas memiliki berat molekul polimer yang tinggi yaitu 500.000 – 1.000.000 dan berat molekul monomernya yaitu 100. Berat molekul polimer ini akan bertambah hingga mencapai angka 1.200.000 setelah berpolimerisasi dengan benar. Rantai polimer dihubungkan antara satu dengan lainnya oleh gaya Van Universitas Sumatera Utara der Waals dan ikatan antarrantai molekul. Bahan yang memiliki berat molekul tinggi mempunyai ikatan rantai molekul yang lebih banyak dan mempunyai kekakuan yang besar dibandingkan polimer yang memiliki berat molekul yang lebih rendah. 12 b. Monomer sisa Monomer sisa berpengaruh pada berat molekul rata-rata. Polimerisasi pada suhu yang terlalu rendah dan dalam waktu singkat menghasilkan monomer sisa lebih tinggi. Monomer sisa yang tinggi berpotensi untuk menyebabkan iritasi jaringan mulut, inflamasi dan alergi, selain itu juga dapat mempengaruhi sifat fisik resin akrilik yang dihasilkan karena monomer sisa akan bertindak sebagai plasticizer yang menyebabkan resin akrilik menjadi fleksibel dan kekuatannya menurun. Pada akrilik yang telah berpolimerisasi secara benar, masih terdapat monomer sisa sebesar 0.2 sampai 0.5. 12 Proses kuring yang adekuat pada temperatur tinggi sangat direkomendasikan untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien yang diketahui memiliki riwayat alergi terhadap MMA Metil Metakrilat. 13 c. Porositas Porositas dapat memberikan pengaruh yang tidak menguntungkan pada kekuatan resin akrilik. Ada 2 jenis porositas yang dapat kita temukan pada basis gigi tiruan yaitu shrinkage porosity dan gaseous porosity. Shrinkage porosity kelihatan sebagai gelembung yang tidak beraturan bentuk di seluruh permukaan gigi tiruan sedangkan gaseous porosity terlihat berupa gelembung kecil halus yang uniform, biasanya terjadi terutama pada protesa yang tebal dan di bagian yang lebih jauh dari sumber panas. 12 Universitas Sumatera Utara d. Absorbsi air Resin akrilik polimerisasi panas relatif menyerap air lebih sedikit pada lingkungan yang basah. Nilai absorbsi air oleh resin akrilik yaitu 0.69mgcm 2 . Absorbsi air oleh resin akrilik terjadi akibat proses difusi, dimana molekul air dapat diadsorbsi pada permukaan polimer yang padat dan beberapa lagi dapat menempati posisi di antara rantai polimer. Hal inilah yang menyebabkan rantai polimer mengalami ekspansi. 12,13 Setiap kenaikan berat akrilik sebesar 1 yang disebabkan oleh absorbsi air menyebabkan terjadinya ekspansi linear sebesar 0.23. Sebaliknya pengeringan bahan ini akan disertai oleh timbulnya kontraksi. 12 e. Retak Pada permukaan resin akrilik dapat terjadi retak. Hal ini diduga karena adanya tekanan tarik tensile stress yang menyebabkan terpisahnya molekul-molekul polimer. Keretakan seperti ini dapat terjadi oleh karena stress mekanik, stress akibat perbedaan ekspansi termis dan kerja bahan pelarut. Adanya crazing retak kecil dapat memperlemah gigi tiruan. 12 f. Ketepatan dimensional Beberapa hal yang dapat mempengaruhi ketepatan dimensional resin akrilik adalah ekspansi mold sewaktu pengisian resin akrilik, ekspansi termal resin akrilik, kontraksi sewaktu polimerisasi, kontraksi termis sewaktu pendinginan dan hilangnya stress yang terjadi sewaktu pemolesan basis gigi tiruan resin akrilik. 12,13 g. Kestabilan dimensional Kestabilan dimensional berhubungan dengan absorbsi air oleh resin akrilik. Absorbsi air dapat menyebabkan ekspansi pada resin akrilik. Pada resin akrilik dapat Universitas Sumatera Utara terjadi hilangnya internal stress selama pemakaian gigi tiruan. Pengaruh ini sangat kecil dan secara klinis tidak bermakna. 12 h. Resisten terhadap asam, basa, dan pelarut organik Resistensi resin akrilik terhadap larutan yang mengandung asam atau basa lemah adalah baik. Penggunaan alkohol dapat menyebabkan retaknya protesa. Ethanol juga berfungsi sebagai plasticizer dan dapat mengurangi temperatur transisi kaca. Oleh karena itu, larutan yang mengandung alkohol sebaiknya tidak digunakan untuk membersihkan protesa. 1

2.2 Kekasaran Permukaan