Proses pembuatan pulp dilanjutkan dengan proses kraft atau sering dikenal sebagai proses sulfat, dimana pada proses ini menggunakan zat alkali aktif yaitu Na
2
S dan NaOH sebagai cairan pemasak.
Kayu yang telah dimasak dengan menggunakan cairan pemasak kemudian dicuci dengan menggunakan air guna menghilangkan sisa cairan pemasak yang dikenal dengan
istilah lindi hitam black liquor. Proses pencucian di washing plant harus dilakukan seefisien mungkin dengan
menggunakan air pencuci seminimal mungkin. Penggunaan air sebagai pencuci ini berfungsi untuk menghilangkan lindi hitam black liquor tersebut, dimana lindi hitam
terdiri dari zat-zat kimia yang dipakai sebagai cairan pemasak yang mengandung Na
2
S, NaOH, lignin serta zat padat kayu lainnya yang larut dalam lindi tersebut.
1.2 Permasalahan
Washing plant merupakan salah satu bagian yang penting dalam proses pembuatan pulp. Proses pencucian berjalan lambat dan tidak efisien jika masih terlalu banyak lindi
hitam yang terkandung pada bubur pulp. Pemakaian air yang terlalu banyak akan mempengaruhi solid, namun jika pemakaian air terlalu sedikit akan mengakibatkan
banyaknya sodium yang terikut pada bubur pulp. Berdasarkan permasalahan diatas maka
judul untuk karya ilmiah ini adalah “PENGARUH JUMLAH PEMAKAIAN AIR PENCUCI TERHADAP KANDUNGAN SODIUM DALAM BUBUR PULP DI
WASHER IV PADA PROSES WASHING PULP DI PT TOBA PULP LESTARI Tbk PORSEA”.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah air pencuci terhadap sodium dalam bubur
pulp. 2.
Untuk mengetahui pengaruh kandungan sodium yang terdapat dalam bubur pulp.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari karya ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang pengaruh pemakaian air pencuci terhadap kandungan soda dalam bubur
pulp di washer IV pada proses washing pulp, yang dalam hal ini disebut dengan soda loss. Dimana, jika kandungan soda pada washer IV tinggi maka akan berpengaruh pada
proses pemutihan pulp. Sedangkan bila kandungan soda pada washer IV rendah maka akan semakin banyak air yang dibutuhkan untuk mencuci bubur pulp tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum 2.1.1 Pengertian Kayu
Kayu adalah bagian keras tanaman yang digolongkan kepada pohon dan semak belukar. Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan
bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus yang tidak dapat ditiru oleh bahan-
bahan lain. Pengertian kayu disini ialah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah
diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan. Baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industri maupun kayu
bakar.Dumanauw,J.F.,1993 Selama periode prasejarah dan sesudahnya kayu tidak saja digunakan
untuk bahan bangunan tetapi juga semakin penting sebagai bahan mentah kimia untuk pembuatan arang digunakan dalam peleburan besi , ter dan getah digunakan untuk
mengawetkan dan melapisi lambung kapal , dan kalium digunakan dalam pembuatan gelas dan sebagai bahan pemucat kain dan tekstil kapas .
Namun disisi lain kayu merupakan bahan dasar yang sangat modern. Kubah – kubah kayu yang besar dan perabot rumah yang indah membuktikan kegunaan
dan keindahannya. Bahkan dalam bentuk alih seperti kayu lapis, papan partikel, dan
Universitas Sumatera Utara
papan serat, kayu telah menjadi bahan bangunan berharga. Disamping itu kayu merupakan bahan dasar pulp dan kertas, serat, film, aditif dan banyak produk – produk
lainnya. Fengel,D dan Wegener,G.,1995
2.1.2 Sifat-sifat Umum Kayu
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda- beda. Bahkan kayu yang berasal dari satu pohon memiliki sifat yang agak berbeda, jika
dibandingkan bagian ujung dan pangkalnya. Namun, ada beberapa sifat yang umum yang terdapat pada semua kayu, yaitu :
a. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan hemiselulosa unsur karbohidrat serta berupa lignin non-karbohidrat.
b. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan
jika diuji melalui tiga arah utamanya. c.
Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan atau bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban dan suhu udara
disekitarnya. d.
Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar, terutama jika kayu dalam keadaan kering. Dumanauw,J.F.,1993
Kayu dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Kayu Lunak soft wood, merupakan kayu dari tumbuhan konifer, contohnya
pohon pinus. Kayu lunak memiliki panjang dan kekerasan lebih besar yang digunakan untuk memberi kekuatan pada kertas.
2. Kayu keras hard wood, merupakan kayu yang berasal dari tumbuhan yang
menggugurkan daunnya setiap tahun. Kayu keras lebih halus dan kompak sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus. Selain itu kayu keras lebih
mudah diputihkan hingga warnanya lebih terang karena memiliki sedikit lignin. Tabel 2.1 Karakteristik Serat dari Kayu Lunak dan Kayu Keras
Karakter Kayu Lunak
Kayu Keras Kandungan Selulosa
42 45
Kandungan Lignin 28
20 Kandungan Ekstraktif
3 5
Panjang Serat 2 – 6 mm
0,6 – 1,5 mm Kekerasan
15 – 35 mgmm 5 – 10 mgmm
2.2 Kadar Air Kayu
Kayu bersifat higroskopis, artinya kayu memiliki daya tarik terhadap air, baik dalam bentuk uap maupun cairan. Kemampuan kayu untuk menghisap atau
mengeluarkan air tergantung pada suhu dan kelembaban udara disekelilingnya. Sehingga banyaknya air dalam kayu selalu berubah-ubah menurut keadaan udaraatmosfer
sekelilingnya. Semua sifat fisika kayu sangat dipengaruhi oleh perubahan kadar air kayu. Hubungan kandungan air pada kayu dengan kandungan selulosa pada kayu adalah
sebagai berikut, dalam kondisi basah, kelompok hidroksil selulosa dinding sel dipenuhi
Universitas Sumatera Utara
oleh molekul – molekul air, tetapi ketika pengeringan terjadi kolompok – kelompok ini bergerak saling mendekat, mengakibatkan pembentukan ikatan – ikatan selulosa ke
selulosa menjadi lemah.
2.3 Komponen Kimia Dari Kayu