Kepemimpinan Pengurus Faktor-faktor yang Mempengaruhi Koperasi Credit Union dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi kasus: Koperasi Credit Union Partisipasi Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang)

pada kondisi keuangan yang aktual Ningrum N. S., 2005.

4. Kepemimpinan Pengurus

Kepemimpinan pengurus dicerminkan dalam mengemban tanggung jawab, mengusahakan pelaksanaan tugas yang bertanggung jawab. Para pemimpin berusaha mengaturkan komitmen anggota-anggota memberikan dorongan kepada mereka dan mengubah organisasi menjadi suatu kesatuan yang kuat untuk bertahan hidup, bertumbuh dan berhasil. Kepemimpinan yang bertanggung jawab dan efektif menjadi kekuatan bagi sebuah organisasi dalam memaksimalkan kontribusinya bagi kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat yang lebih luas. Koperasi pada dasarnya merupakan cita- cita yang diwujudkan dalam bentuk prinsip- prinsip dasar. Wujud praktisnya dalam struktur organisasinya sangat ditentukan oleh karakteristik anggota-anggotanya yang mampu secara kreatif dan sesuai dengan nilai-nilai koperasi. Persepsi responden pengurus koperasi mempunyai kemampuan untuk mengembangkan koperasi credit union 92,5. Pemahaman atas nilai-nilai koperasi keterbukaan, demokrasi, partisipasi, kemandirian, kerja sama, pendidikan dan kepedulian kepada masyarakat merupakan pilar utama kepemimpinan pengurus 87,5. Pengurus koperasi selalu bekerja sama, terbuka dalam menghadapi masalah anggota-anggota koperasi credit union 87,5. Pengurus koperasi credit union mempunyai tanggung jawab masing- masing saat penabungan. Persepsi responden ketua beserta bagian kredit melakukan wawancara dan analisis berikut pendidikan tentang kegunaan pinjaman, permohonan kredit harus sesuai dengan anggaran rumah tangga 90. Peminjam dikenakan denda bila tidak memenuhi membayar tepat waktu. Hal diatas tetap menjadi kepemimpinan pengurus yang diulang-ulang dilakukan pemahamannya supaya anggota bertanggung jawab memenuhi kewajiban dan haknya. Karena kunci keberhasilan kepemimpinan pengurus, berada pada nilai dan prinsip koperasi yang dapat dipahami dan diwujudkan dalam kegiatan organisasi melalui suatu proses pengembangan yang berkesinambungan setahap demi setahap terutama dilakukan melalui pendidikan dan sosialisasi dengan tetap memberikan tempat terdapatnya kesadaran dan kejelasan dalam hal keanggotaan koperasi 87,5. Hal ini secara khusus mengacu pada pemahaman anggota dan masyarakat akan perbedaan hak dan kewajiban serta manfaat yang dapat diperoleh menjadi anggota atau tidak menjadi anggota. Ini akan menumbuhkan kesadaran kolektif dan loyalitas pengurus kepada organisasi yang kemudian akan menjadi basis kekuatan koperasi credit union 90. Dengan kata lain kepribadian serta mental pengurus dan manejer sangat menentukan terhadap keberlangsungan hidup koperasi, maka pengurus pun harus juga ditingkatkan kemampuan sumber daya manusianya supaya dapat melaksanakan kepemimpinan pengurus serta adil untuk jangka panjang. Kegagalan koperasi menunjukan bahwa unsur-unsur dari elemen modal sosial tidak dipraktekan dalam pranata koperasi. Kejujuran pengurus merupakan elemen inti dari bekerjanya modal sosial Fukuyama, 1995. Oleh Pretty dan Word, 1999 disebut sebagai pelumas yang sangat penting bagi kerja sama dalam koperasi. Ketidakjujuran pengurus koperasi membuat partisipasi dan kerja sama anggota akan hilang yang pada akhirnya akan meruntuhkan koperasi itu sendiri. Kekecewaan terhadap ketidakjujuran pengurus koperasi ini muncul dalam lelucon yang berkembang dalam masyarakat seperti dikemukakan Soetrisno 1995 misalnya KUD diartikan sebagai Ketua Untung Duluan Arif et al, 2005. Disamping itu, kegagalan koperasi juga disebabkan oleh pengurus koperasi yang tidak transparan terhadap keuangan persoalan moralitas, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap koperasi menjadi hilang Kusnadi, 2002. Kondisi tersebut membuat masyarakat menjadi kecewa terhadap keberadaan koperasi yaitu suatu kondisi dalam masyarakat yang mencerminkan keengganan mereka untuk mengembangkan koperasi karena pernah mengalami suatu kejadian yang sangat tidak mengembirakan terhadap koperasi 87,5 hilangnya sikap saling percaya trust antar warga masyarakat yang berdampak pada hilangnya potensi modal sosial. Dari hasil kajian terhadap berbagai proyek pembangunan di dunia 59 ketiga Ostrom, 1992 dalam Arif et al, 2005 sampai pada suatu kesimpulan bahwa modal sosial merupakan prasyarat bagi keberhasilan suatu proyek pembangunan koperasi. Faktor utama ketidakmampuan koperasi menjalankan fungsinya sebagaimana yang dijanjikan sangat banyak melakukan penyimpangan atau kegiatan lain yang mengecewakan masyarakat. Kondisi ini menjadi sumber citra buruk koperasi secara keseluruhan 12,5. Pada masa yang akan datang, masyarakat masih membutuhkan layanan usaha koperasi. Alasannya kebutuhan tersebut adalah dasar pemikiran ekonomi dalam konsep pendirian koperasi, seperti untuk meningkatkan kekuatan penawaran bargaining position, peningkatan skala usaha bersama, pengadaan pelayanan yang selama ini tidak ada, serta pengembangan kegiatan lanjutan dari kegiatan anggota 92,5. Namun alasan lain yang sebenarnya juga sangat potensial sebagai sumber perkembangan koperasi seperti alasan untuk memperjuangkan semangat kerakyatan demokrasi atau alasan sosial politik lain; tampaknya belum menjadi faktor yang dominan. Hasil wawancara dengan informan menyebutkan bahwa pernyataan pola hubungan koperasi dan anggota yang sesuai dengan prisip dasar koperasi memang membutuhkan proses. Namun jika kesadaran keanggotaan telah berhasil ditumbuhkan, maka dimana pola hubungan bisnis dapat berkesinambungan melalui partisipasi pengurus yang kemudian berkembang menjadi loyalitas pengurus. Pola yang tidak hanya “Hubungan Bisnis” tersebut kemudian akan menjadi sumber kekuatan koperasi 90. Hal ini ditunjukan oleh beberapa koperasi kredit union dimana dalam masa krisis banyak koperasi unit desa dan lembaga lain gulung tikar, tapi beberapa koperasi credit union justru menunjukan peningkatan kinerja baik dilihat dari omset, sisa hasil usaha dan jumlah anggota yang meningkat . Hal ini didukung oleh pendapat Bayu Krisnamurthi, 2004.

5. Administrasi Manajemen Pelayanan