Sisa Hasil Usaha Faktor-faktor yang Mempengaruhi Koperasi Credit Union dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi kasus: Koperasi Credit Union Partisipasi Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang)

mempunyai pengetahuan banyak dan mendalam tentang masalah yang diteliti sebanyak 5 orang. Pembatasan ini semata-mata karena persoalan waktu dan biaya. PEMBAHASAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Koperasi Credit Union Partisipasi

1. Sisa Hasil Usaha

Ratio Sisa Hasil Usaha digunakan untuk mengukur suksesnya koperasi dalam mencapai keuntungan dari hasil penjualan, sasarannya adalah memaksimumkan penerimaan koperasi dalam menutup biaya. Sehubungan dengan hal tersebut diharapkan koperasi secara berkelanjutan dapat menjalankan operasinya serta mampu meningkatkan sisa hasil usaha dari tahun ke tahun. Semakin tinggi sisa hasil usaha semakin baik pula keadaan koperasi credit union. Perhitungan rugi atau laba dan pembagian keutungan adalah pendapatan dikurangi pengeluaran sama dengan sisa hasil usaha.Yang merupakan pendapatan adalah bunga pinjaman, bunga bank, bunga pinjaman khusus, jasa pelayanan, denda pinjaman, denda simapanan dan uang pangkal. Yang merupakan pengeluaran adalah biaya rapat pengurus, penyusutan inventaris, biaya rapat anggota tahunan, biaya administrasi. Yang merupakan pedoman pembagian sisa hasil usaha adalah: dana cadangan 5 persen dari sisa hasil usaha; dana pengurus atau pengawas 10 persen dari sisa hasil usaha; dana sosial 2 persen dari sisa hasil usaha; dana solidaritas 4 persen dari sisa hasil usaha sedang yang merupakan jasa anggota 70 persen dari sisa hasil usaha. Pembagian jasa anggota adalah jasa simpanan 80 persen di kali 70 persen dari sisa hasil usaha sedangkan balas jasa pinjaman 20 persen di kali 70 persen dari sisa hasil usaha. Tujuan utama koperasi credit union adalah mengurangi ketergantungan keuangan pada mitra formal eksternal seperti, bank, koperasi kredit koperasi simpan pinjam lain atau yang tidak formal seperti, rentenir, lintah darat dan sebagainya. Untuk bisa mencapai kemandirian yang lebih tinggi pada dasarnya adalah merangsang tumbuhnya tabungan lokal dan pengusaha lokal. Koperasi credit union akan memajukan peran sebagai pusat ekonomi terpadu masyarakat, karena berperan sebagai sumber keuangan bagi anggota yang sebagian besar melakukan pinjaman 90. Fungsi koperasi credit union sebagai bank masyarakat dimana unit lain akan mendepositokan keuntungan dan modal mereka. Hal ini adalah cara untuk menghindari larinya modal dan mendukung sirkulasi ulang dana lokal. Jaringan permodalan adalah suatu mekanisme untuk memperoleh dan berbagi modal diantara masyarakat itu sendiri. Modal dalam jaringan bertambah secara berkala melalui tabungan tunai yang dilakukan oleh anggota credit union 90. Pertumbuhan modal dapat juga berfungsi sebagai alat pembayaran bagi anggota yang hendak meminjam. Jaringan permodalan dapat menyatukan serta meningkatkan keuntungan dan memanfaatkan keuntungan ini dalam bentuk deviden atau sisa hasil usaha. Responden menerima sisa hasil usaha setiap tahun meningkat 100. Disamping pelayanan simpanan dan pinjaman oleh koperasi kredit, jaringan permodalan akan berkerja untuk melakukan konsilidasi lebih lanjut terhadap modal lokal untuk memajukan masyarakat. Jaringan permodalan merupakan akumulasi modal dan mekanisme pembangunan. Pembiayaannya dilakukan melalui pembayaran simpanan wajib bulanan yang dicatat sebagai tabungan, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh penabung sebagai pinjaman untuk digunakan dalam kegiatan modal usaha, modal kesejahteraan dan biaya untuk anak-anak sekolah. Responden menyatakan mengetahui pertumbuhan modal koperasi credit union setiap tahun 85 karena selalu dibagikan buku Rapat Anggota Tahunan kepada setiap anggota koperasi credit union partisipasi. Responden juga menyadari bahwa semakin besar pinjaman kredit berarti usaha perputaran modal koperasi semakin tinggi berarti deviden yang diterima di akhir tahun semakin tinggi atau usaha koperasi di akhir tahun semakin sukses 87,5. Dengan demikian keuangan makro adalah kemampuan untuk menggerakan ekonomi 55 rakyat. Contoh kalau satu desa ada 70 kelompok dengan jumlah anggota seluruhnya 1500 KK dan masing-masing menerima pinjaman rata-rata 1 juta rupiah, maka ada dana 1,5 milyar rupiah dan uang tersebut dibelanjakan untuk barang-barang dagangan, baik hasil pertanian maupun hasil lainnya, maka perekonomian di desa tersebut akan bergerak memutar roda perekonomian yang akan terus mempunyai efek beranting multiplier effect sampai pada perekonomian nasional. Itu baru desa, kalau ada 100 desa, maka dana 1,5 milyar triliun rupiah dampaknya bagi perekonomian di desa-desa dan dampaknya secara nasional pasti akan dirasakan. Titus K. Kurniadi, Makalah seminar Pendahuluan Ekonomi Rakyat. Lembaga Keuangan Mikro 4 Juni 2004

2. Partisipasi Anggota