Analisa Klorida Pembahasan KESIMPULAN DAN SARAN 28

- Ditambahkan reagen silika no. 2 sebanyak 6 tetes, diaduk dan ditunggu selama 5 menit. - Ditambahkan reagen silika no. 3 sebanyak 6 tetes , diaduk dan ditunggu selama 2 menit. - Jika silika terdapat dalam sampel maka sampel akan berubah warna menjadi biru. - Dimasukkan Tabung reaksi ke dalam komparator, kemudian dibandingkan warnanya dengan warna standar. - Jika warna sampel berada diantara 2 warna standar maka rata-rata kedua nilai warna standar tersebut dipilih sebagai nilai warna sampel. - Jika warna sampel sangat gelap maka kadar silikanya sangat tinggi. Oleh karena itu, harus diadakan uji kembali dengan mengencerkan sample sampai 10× pengenceran.

h. Analisa Klorida

- Dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi hingga batas atas. - Ditambahkan 1 tetes phenolphtalein . Jika larutan tidak berubah warna, analisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya. - Ditambahkan reagen klorida no.1 sebanyak 3 tetes sehingga larutan berwarna kuning. - Ditambahkan reagen klorida no. 2 tetes demi tetes, kemudian dikocok hingga warna berubah dari kuning menjadi merah ungu. - Dihitung jumlah tetes reagen klorida no. 2 yang ditambahkan Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil 4.1.1. Data Data Laporan Analisa Air pada PTPN III PKS Rambutan Tebing TInggi Tabel 4.1 Data Sebelum diolah dan sesudah diolah No Uraian Air Sungai Air Boiler Air Feed Tank Air Anion Air Kation 1 pH 6,5 11,2 8,5 8 3,7 2 Total Dissolved Solid TDS 46 ppm 1600 ppm 11 ppm 8 ppm 70 ppm 3 Silika 0,19 ppm 60 mgL 0,5 0,5 31,6 mgl SiO 2 4 Phenolphtalein Alkaliniti - 470 ppm - - - 5 Metil Alkaliniti - 560 ppm - - - 6 Total Alkaliniti - 380 - - - 7 Sulfit 30 ppm - - - 8 Klorida 80 ppm 9 Total kesadahan 48 ppm - 10 Kesadahan -

4.2 Pembahasan

Dalam pengolahan air untuk keperluan air umpan ketel sangat dibutuhkan pengawasan yang ketat dan teliti. Dimana air yang dipergunakan pada ketel harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan. Keasaman pH air sungai yang dipakai untuk air boiler masih banyak mengandung zat-zat pengotor, dan mineral-mineral logam. Untuk itu perlu dilakukan Universitas Sumatera Utara pengolahan air sungai. Pada stasiun pengolahan sand filter terjadi penyaringan partikel-partikel halus yang melayang atau padatan tersuspensi, dimana penyaringan dapat memakai pasir atau memakai beberapa medium lain. Apabila medium tidak dapat lagi menangkap padatan tersuspensi maka dilakukan backwash untuk mengaktifkan medium kembali. Didalam stasiun pengolahan kation terjadi pengikatan ion-ion kesadahan dan kation bermuatan 2 dengan resin, dimana ion-ion tersebut digantikan dengan ion-ion H + sehingga kesadahan muncul. Apabila resin sudah jenuh perlu dilakukan regenerasi dengan menambahakan bahan kimia asam sulfat 98 untuk menormalkannya dimana pH normal untuk air umpan adalah 6,5-8, dan pH normal untuk air boiler adalah 10,5- 11,5. Jika pH air boiler terlampau tinggi melebihi batas persyaratan akan menyebabkan korosi dan penumpukan kaustik soda pada dinding boiler. Sedangakan pada stasiun pengolahan anion dengan resin, dimana ion-ion tersebut digantikan oleh ion OH - . Apabila resin sudah jenuh perlu dilakukan regenerasi dengan penambahan NaOH. Selain itu dalam pengoperasian boiler juga dilakukan blowdown yang dapat menurunkan pH, Total Dissolve Solid TDS, silika, besi, sulfit, klorida, fosfat, oksigen terlarut, dan padatan-padatan melayang. Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan