- Ditambahkan reagen silika no. 2 sebanyak 6 tetes, diaduk dan ditunggu selama 5 menit.
- Ditambahkan reagen silika no. 3 sebanyak 6 tetes , diaduk dan ditunggu selama 2 menit.
- Jika silika terdapat dalam sampel maka sampel akan berubah warna menjadi biru. - Dimasukkan Tabung reaksi ke dalam komparator, kemudian dibandingkan warnanya
dengan warna standar. - Jika warna sampel berada diantara 2 warna standar maka rata-rata kedua nilai warna
standar tersebut dipilih sebagai nilai warna sampel. - Jika warna sampel sangat gelap maka kadar silikanya sangat tinggi. Oleh karena itu,
harus diadakan uji kembali dengan mengencerkan sample sampai 10× pengenceran.
h. Analisa Klorida
- Dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi hingga batas atas. - Ditambahkan 1 tetes phenolphtalein . Jika larutan tidak berubah warna, analisa
dilanjutkan ke tahap selanjutnya. - Ditambahkan reagen klorida no.1 sebanyak 3 tetes sehingga larutan berwarna
kuning. - Ditambahkan reagen klorida no. 2 tetes demi tetes, kemudian dikocok hingga warna
berubah dari kuning menjadi merah ungu. - Dihitung jumlah tetes reagen klorida no. 2 yang ditambahkan
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil 4.1.1. Data
Data Laporan Analisa Air pada PTPN III PKS Rambutan Tebing TInggi Tabel 4.1 Data Sebelum diolah dan sesudah diolah
No Uraian
Air Sungai
Air Boiler
Air Feed Tank
Air Anion
Air Kation
1 pH
6,5 11,2
8,5 8
3,7 2
Total Dissolved Solid TDS
46 ppm 1600
ppm 11 ppm
8 ppm 70 ppm
3 Silika
0,19 ppm 60 mgL
0,5 0,5
31,6 mgl SiO
2
4 Phenolphtalein
Alkaliniti -
470 ppm -
- -
5 Metil Alkaliniti
- 560 ppm
- -
- 6
Total Alkaliniti -
380 -
- -
7 Sulfit
30 ppm -
- -
8 Klorida
80 ppm 9
Total kesadahan 48 ppm
- 10 Kesadahan
-
4.2 Pembahasan
Dalam pengolahan air untuk keperluan air umpan ketel sangat dibutuhkan pengawasan yang ketat dan teliti. Dimana air yang dipergunakan pada ketel harus
memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan. Keasaman pH air sungai yang dipakai untuk air boiler masih banyak
mengandung zat-zat pengotor, dan mineral-mineral logam. Untuk itu perlu dilakukan
Universitas Sumatera Utara
pengolahan air sungai. Pada stasiun pengolahan sand filter terjadi penyaringan partikel-partikel halus yang melayang atau padatan tersuspensi, dimana penyaringan
dapat memakai pasir atau memakai beberapa medium lain. Apabila medium tidak dapat lagi menangkap padatan tersuspensi maka dilakukan backwash untuk
mengaktifkan medium kembali. Didalam stasiun pengolahan kation terjadi pengikatan ion-ion kesadahan dan
kation bermuatan 2 dengan resin, dimana ion-ion tersebut digantikan dengan ion-ion H
+
sehingga kesadahan muncul. Apabila resin sudah jenuh perlu dilakukan regenerasi dengan menambahakan bahan kimia asam sulfat 98 untuk menormalkannya dimana
pH normal untuk air umpan adalah 6,5-8, dan pH normal untuk air boiler adalah 10,5- 11,5. Jika pH air boiler terlampau tinggi melebihi batas persyaratan akan
menyebabkan korosi dan penumpukan kaustik soda pada dinding boiler. Sedangakan pada stasiun pengolahan anion dengan resin, dimana ion-ion
tersebut digantikan oleh ion OH
-
. Apabila resin sudah jenuh perlu dilakukan regenerasi dengan penambahan NaOH.
Selain itu dalam pengoperasian boiler juga dilakukan blowdown yang dapat menurunkan pH, Total Dissolve Solid TDS, silika, besi, sulfit, klorida, fosfat,
oksigen terlarut, dan padatan-padatan melayang.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan