Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258 namun dalam perkembangannya sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan hukum dalam
masyrakat dan belum dapat sepenuhnya berperan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Oleh karenanya, perlu mengubah ketentuan peraturan pemerintah
tersebut. Perubahan terhadap PP No. 27 Tahun 1983 tentang pelaksanaan Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana dilakukan dengan tujuan agar dapat meningkatkan kualitas kinerja dan profesionalitas penyidik dalam melaksanakan
tugas, fungsi dan wewenangnya. Salah satu nya dengan meningkatkan persyaratan untuk dapat diangkat menjdi penyidik seperti pendidikan paling rendah,pangkat
atau golongan dan bertugas di bidang teknis operasional penegakan hukum.
13
F. Metode Penelitian
Metode diartikan sebagai suatu jalan atau cara untuk mencapai sesuatu. Sebagaimana tentang cara penelitian harus dilakukan, maka metode penelitian
yang digunakan penulis mencakup antara lain :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif penelitian hukum doktrinal. Penelitian hukum normatif disebut juga penelitian
kepustakaan atau studi dokumen. Penelitian hukum normatif disebut penelitian hukum doktriner, karena penelitian dilakukan atau ditujukan hanya pada
13
RPP tentang Perubahan PP Nomor 27 Tahun 1983 Tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, http:202.148.5.220indeks.phpharmonisasi-
rpp354rpp-ttg-perubahan-pp-nomor-27-tahun-1983-tentang-pelaksanaan-kitab-undang- undang-hukum-acara-pidana, diakses pada tanggal 22 februari 2010
Universitas Sumatera Utara
peraturan-peraturan yang tertulis atau bahan hukum yang lain. Penelitian hukum ini juga disebut juga dengan penelitian kepustakaan ataupun studi doukmen
disebabkan penelitian ini lebih banyak dilakukan terhadap data yang bersifat sekunder yang ada diperpustakaan. Penelitian kepustakaan demikian dapat pula
dikatakan sebagai lawan dari penelitian empiris penelitian lapangan.
2. Data Dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder dan di dukung data primer. Data sekunder diperoleh dari :
a. Bahan hukum primer
Bahan hukum primer, yaitu Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun
1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dan Lampiran Keputusan Menteri Kehakiman No. M.14-PW.07.03 Tahun 1983
Angka 8 tentang Tambahan Pedoman Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
b. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti buku-buku bacaan yang relevan dengan judul ini.
c. Bahan hukum tertier
Bahan hukum tertier yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum.
Sedangkan data primer yang digunakan dalam penulisan ini yaitu hasil wawancara penulis di Poldasu Medan.
Universitas Sumatera Utara
3. Teknik Pengumpulan Data