Latar Belakang Masalah Analisis perbandingan dana pihak ketiga

ANALISIS PERBANDINGAN PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN KEBIJAKAN OFFICE CHANNELING PADA BNI SYARIAH Erika Amelia dan Ayodhya Dwi Kurnianto ABSTRAK

A. Latar Belakang Masalah

Kelahiran bank syariah di Indonesia didorong oleh keinginan masyarakat Indonesia terutama masyarakat Islam yang berpandangan bunga merupakan riba, sehingga dilarang oleh agama. Dari aspek hukum, yang mendasari perkembangan bank syariah di Indonesia adalah UU no. 7 tahun 1992. dalam UU tersebut prinsip syariah masih samar dan hanya dinyatakan sebagai bank dengan prinsip bagi hasil. Prinsip perbankan syariah secara tegas dinyatakan dalam UU no.10 tahun 1998, yang kemudian diperkuat dengan UU no.23 tahun 1999 tentang bank Indonesia dan UU no.3 tahun 2004. Dalam perkembangannya, bank syariah di Indonesia memiliki berbagai kendala yang dihadapi. Salah satu kendala yang dihadapi adalah terbatasnya jaringan kantor bank syariah sehingga masyarakat yang akan mengakses bank syariah tidak menemukan kantor yang melayani jasa perbankan ini 1 , tak terkecuali Bank BNI syariah. Bank BNI syariah adalah salah satu Unit Usaha syariah yang ada di Indonesia. Untuk menyelesaikan masalah terbatasnya jaringan kantor bank syariah, maka BI telah membuat berbagai kebijakan dan regulasi. Antara lain dengan mengeluarkan kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia PBI No.832006 pada tanngal 31 januari 2006 dan diperbaharui dengan PBI no.97PBI2007 tanggal 4 mei 2007. Regulasi ini ditujukan untuk memberikan peluang bank konvensional yang mempunyai Unit Usaha Syariah UUS untuk membuka layanaan syariah melalui outlet konvensional atau lebih dikenal dengan istilah office channeling. 2 Istilah office channeling mempunyai pengertian layanan syariah yang dilakukan 1 Dahlan siamat, manajemen lembga keuangan, jakarta: Lembaga Penerbit FEUI,2004, p. 182. 2 U. Saefudin Noer, menimba Strategi Pengembangan Jaringan Bank Syariah, artikel, Shariabusiness, edisi 40, 2006, p. 32 oleh cabang konvensional, nasabah tidak perlu lagi mencari cabang syariah dan cukup datang ke kantor cabang konvensional. 3 Deputi Gubernur BI, Maulana Ibrahim, mengatakan bahwa office channeling dimaksudkan sebagai salah satu cara memperbesar pangsa pasar bank syariah. Karena pangsa pasar bank syariah saat ini baru mencapai 1,56 , bila merujuk pada blue print pengembangan bank syariah. Diakhir 2008, BI menargetkan share bank syariah mencapai 5 . Selain itu, pola ini juga mempermudah nasabah dalam mengakses layanan perbankan syariah karena mereka bisa datang ke kantor bank konvensional untuk membuka rekening syariah. 4 Menurut Maulana, office channeling memang diusulkan untuk mengatasi kelangkaan outlet layanan bank syariah di Indonesia. 5 Saat ini jumlah outlet bank syariah baru mencapai 507 kantor. Sementara jumlah kantor bank konvensional hampir 8.000 kantor . Sementara itu Ma’aruf Amin, ketua DSN- MUI, mengatakan bahwa dengan office channeling, akses masyarakat pada bank syariah juga meningkat sehingga, tidak ada masyarakat yang tidak dapat menjangkau perbankan syariah. 6 Sejak April 2006 BNI syariah mengembangkan program office channeling, sehingga makin memudahkan nasabah untuk bertransaksi syariah dimanapun. Dengan office channeling, pembukaan rekening syariah bisa berlangsung di cabang- cabang konvensional BNI. Hingga Mei 2007 jumlah office channeling yang dimiliki BNI syariah sebanyak 424 kantor. Menurut Bien Subiantoro, Direktur Usaha Syariah dan Komersial BNI, layanan syariah amat potensial mendorong bisnis BNI syariah. Alasannya, semakin tinggi DPK dana pihak ketiga semakin tinggi pula pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat. 3 www.lampungpost.comekonomisyariah , Unggul dengan Office Channeling BNI Syariah, 2 oktober 2006 4 www.republika.co.id , BI Kaji Office Channeling, 18 November 2005. 5 www.republika.co.id , Ibid, 18 November 2005. 6 www.republika.co.id . BNI Proyeksi Kenaikan DPK Rp 500 Miliar semester II, 18 Juli 2006.

B. PERUMUSAN MASALAH