Mekanisme Kerja dan Gejala Infeksi Agens Hayati

Ade Setiawan : Uji Efikasi Beberapa Agensia Hayati Terhadap Hama Perusak Daun Tembakau Deli Di Sampali, 2008 USU Repository © 2008 B. thuringiensis menghasilkan toksin yang memiliki daya racun terhadap serangga hama tertentu. Spesifitas terhadap serangga tertentu dipengaruhi oleh komponen kimiawi toksin sehingga kisaran serangga sasarannya sempit Lay,1993. Toksin yang dihasilkan dikenal sebagai delta toksin yangterdapat didalam protein kristal serta tidak bersifat racun terhadap manusia dan vertebrata lainnya Heimpel, 1967 dalam Lay 1993.

3. Mekanisme Kerja dan Gejala Infeksi Agens Hayati

3.1. B. bassiana B. bassiana adalah jamur yang menginfeksi dengan menimbulkan warna putih pada serangga yang diserangnya. Ketika spora pada jamur ini melekat dengan bagian kutikula serangga yang mdah terkena, jamur ini berkecambah dan tumbuh secara langsung dari kutikula sampai bagian dalam dari inang. Jamur ini berkembang biak dalam tubuh serangga, menghasilkan toksin dan menginfeksi saluran nutrisi, setelah itu serangga mati. Oleh karena itu cara menginfeksi patogen ini tidak sama dengan bakteri. B. bassiana dan patogen jamur lainnya menginfeksi serangga dengan melakukan kontak dan tidak membutuhkan yang lainnya karena sudah melakukan infeksi Anonim, 2006 b . Gejala serangga yang terinfeksi B. bassiana umumnya menunjukkan gejala tidak aktif bergerak. Gejala ini terlihat 3-10 hari setelah infeksi mula-mula hifa muncul pada permukaan tubuh yang lunak atau pada antar segmen. Akhirnya seluruh tubuh ditutupi oleh serbuk berwarna putih seperti kapur Junianto, 1996. Jamur B. bassiana mempunyai percabangan yang pendek. Dalam 32 jam tabung kecambah dapat mencapai panjang 80 mikron. Bila konidia terbentuk banyak, konidia tersusun rapat pada konidiofor, hifa utama memiliki percabangan pendek kesamping dan Ade Setiawan : Uji Efikasi Beberapa Agensia Hayati Terhadap Hama Perusak Daun Tembakau Deli Di Sampali, 2008 USU Repository © 2008 sering kali berupa sudut siku-siku terhadap poros utama. Strain-strain B. bassiana pada periode yang sangat lemah diketahui mampu mempertahankan virulensinya Sweetman,1963. Gbr 3. Gejala infeksi B. bassiana pada ulat Sumber : Wikipedia 3.2. P. fumoso roseus Infeksi P. fumoso roseus pada serangga dapat melalui kontak atau termakan masuk ke lambung. Melalui kontak, konidia jamur yang menempel pada permukaan kulit akan berkecambah dan melakukan penetrasi kedalam tubuh inangnya. Didalam tubuh serangga jamur akan memperbanyak diri, hifa jamur berkembang dengan mengisi seluruh jaringan dan akhirnya menyebabkan kematian pada serangga inangnya. Serangga yang terinfeksi menunjukkan gejala gerakannya lambat, aktifitas makannya berkurang dan akhirnya tidak mau makan. Serangga yang terinfeksi akhirnya mati dengan tubuh yang mengeras dan dalam keadaan lembab sebagian atau seluruh permukaan tubuh serangga akan diselimuti permukaan jamur yang berwarna putih yang akan berubah menjadi kuning muda dan tampak seperti bertepung yang merupakan penampakan dari konidia yang terbentuk Burgers, 1981. Mekanisme penetrasi dimulai dengan pertumbuhan spora kutikula, selanjutnya hifa mengeluarkan enzim khitinase, lipase dan protease yang membantu dalam menguraikan kutikula serangga. Penetrasi kutikula berlangsung selama 12-24 jam di dalam epidermis. Miselia berkembang dan akhirnya dapat mencapai haemolimph larva dalam waktu 1-2 hari. Aktifias peredaran haemolimph akan rusak sehingga haemolimph kental dan berwarna pucat, Ade Setiawan : Uji Efikasi Beberapa Agensia Hayati Terhadap Hama Perusak Daun Tembakau Deli Di Sampali, 2008 USU Repository © 2008 peredarannya lambat dan akhirnya berhenti. Pada saat ini larva mengalami paralisis , tubuh melemah dan akhirnya mati Moore and Landecker, 1996. 3.3. B. thuringiensis B. thuringiensis telah diproduksi dengan nama dagang Dipel WP, bakteri ini sebagai bahan aktifnya. Insektisida biologi ini bekerja sebagai racun lambung, berbentuk tepung dan dapat disuspensikan dengan air yang berwarna coklat kekuning-kuningan dan bersifat selektif untuk mengendalikan hama pada tanaman kubis dan tomat terutama jenis hama ulat Indrago, 1991. Cara kerja Dipel WP yaitu hama ulat yang memakan daunbagian tanaman yang mengandung Dipel WP akan segera terganggu pencernaannya dan berhenti makan. Dalam waktu 1-3 hari kemudian ulat akan mati Indrago, 1991. Gejala luar infeksi B. thuringiensis pada Lepidoptera adalah penghilangan selera makan dan mobilitas larva berkurang dengan cepat setelh aplikasi. Larva kelihtan kurang tanggap terhadap sentuhan. Setelah larva mati, larva kelihatan mengkerut dan perubahan warna pun semakin jelas terlihat. Tubuh serangga yang mati menjadi lunak dan mengandung cairan. Kadang-kadang terjadi penghancuran integumen dinding tubuh serangga bagian luar di beberapa bagian tubuh larva. Kemudian larva menjadi busuk Steinhaus, 1951. Ade Setiawan : Uji Efikasi Beberapa Agensia Hayati Terhadap Hama Perusak Daun Tembakau Deli Di Sampali, 2008 USU Repository © 2008 Gbr 4 . Sumber : Wikipedia

4. Faktor Yang Mempengaruhi Infeksi Entomopatogen