Chandra Perdana Silaban : Program Visual Basic V 6.0 Untuk Perencanaan Balok Dan Kolom, 2008. USU Repository © 2009
sangat getas pada sesaat setelah terbentuk retak diagonal. Oleh karena itu balok seperti itu perlu direncanakan secara konsevatif.
Pola retak yang umum dijumpai pada balok pada tanpa sengkang yang dibebani gaya tarik aksial dan geser. Mula-mula retak yang berbentuk adalah
hampir tegak lurus tulangan memanjang vertikal sepanjang tinggi balok. Jadi, tulangan memanjang diperlukan pada bagian bawah dan atas.
Keberadaan tulangan memanjang sepenuhnya mengontrol bentuk retak yang pertama. Jika beban tarik dan geser ditambah maka mulailah retak diagonal
terbentuk. Keruntuhan selanjutnya akan terjadi jika retak tersebut terlalu datar untuk diantisipasi oleh tulangan memanjang. Balok yang menerima gaya tarik
dan geser memperlihatkan keruntuhan yang bersifat daktail deformasi besar.
II.14.4 Perencanaan Geser ACI 318 dan SNI 2002
Perencanaan berdasarkan potongan penampang yang digunakan oleh ACI 318M hanya sesuai untuk kategori balok lentur satu arah. Tulangan sengkang dihitung
berdasarkan teori analogi truss yang dimodifikasi. Analogi truss menganggap bahwa sengkang menahan seluruh gaya geser yang terjadi, sedangkan dari riset menunjukkan
ada sumbangan kekuatan geser dari beton Vc dan dapat dianggap sama dengan gaya geser yang menyebabkan retak diagonalmiring. Jadi, tulangan geser hanya
diperhitungkan terhadap sisa gaya geser yang belum ditahan kuat geser beton, sebagai berikut:
c u
s
V V
V −
= φ
Pembebanan dalam perencanaan geser dibatasi hannya pada balok beton bertulang biasa dengan prilaku lentur, yaitu jika bentang bersih 5 kali tinggi balok
n
l 5h
Chandra Perdana Silaban : Program Visual Basic V 6.0 Untuk Perencanaan Balok Dan Kolom, 2008. USU Repository © 2009
Jika bentang balok berkurang dari persyaratan diatas maka dikategorikan sebagai balok tinggi, prilaku balok tinggi memberikan pola keruntuhan yang tidak
dimulai dengan lentur tetapi distribusi gaya-gayanya akan berprilaku sebagai rangka batang gaya-gaya aksial saja. Penampang beton yang mengalami tekan menjadi strut
tie dari tulangan baja
II.14.5 Kuat geser
Persyaratan perencanaan geser diberikan dalam bentuk gaya beser bukan tegangan geser agar selaras dengan format yang dipakai dalam perencanaan kuat
batas untuk lentur, torsi. Kuat geser diexspresikan dalam bentuk kuat geser perlu
u
V , yaitu kuat geser terfaktor hasil kombinasi beban-beban setelah dikalikan faktor beban,
harus lebih kecil atau sama dengan kuat geser rencana yaitu gaya geser nominal
n
V , dari penampang beton dikalikan dengan faktor reduksi kekuatan
φ , sebagai berikut Kuat geser perlu
≤ Kuat geser rencana
u
V ≤
φ .
n
V Sedangkan
n
V =
c
V +
s
V Jadi kuat geser rencana,
φ .
n
V adalah jumlah kuat geser yang dihasilkan dari material beton,
φ
c
V , ditambah dengan kuat geser tulangan sengkang φ
s
V . CATATAN
Faktor reduksi kekuatan geser φ = 0,75, sesuai pasal 11.3.2 SNI 2847-2002. Pada
peraturan perencanaan yang terbaru tersebut ada peningkatan yang cukup besar dibandingkan praturan perencanaan beton yang lama SK SNI T15-1991, yaitu
φ = 0,6. jadi, dengan memakai peraturan yang terbaru tersebut, dapat diperoleh
penghematan sebesar 25, dibanding cara lama karena prosedur perhitungannya yang
Chandra Perdana Silaban : Program Visual Basic V 6.0 Untuk Perencanaan Balok Dan Kolom, 2008. USU Repository © 2009
lain ternyata tidak mngalami perubahan, sebagai informasi, faktor reduksi ACI318M- 99 adalah
φ = 0,85 untuk geser dan torsi.
II.14.6 Penampang Kritis Pada Perencanaan Geser