Pedagang Kaki Lima .1 Pengertian Pedagang Kaki Lima
3. Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 didasarkan atas hubungan
fungsional, saling membantu, dan saling menghormati dengan mengutamakan kepentingan umum dan memperhatikan hierarki dan kode
etik birokrasi.
I.5.4 Pedagang Kaki Lima I.5.4.1 Pengertian Pedagang Kaki Lima
Smart, McGhee dan Dasgupta dalam Limbong, 2007: 49 menyatakan bahwa Pedagang Kaki Lima merupakan masyarakat miskin dan masyarakat marjinal.
Pedagang Kaki Lima dalam melakukan aktivitasnya di mana barang dagangannya diangkat dengan gerobak dorong, bersifat sementara, dengan alas tikar dan atau tanpa
meja serta memakai atau tanpa tempat gantungan untuk memajang barang-barang jualannya, dan atau tanpa tenda, dan kebanyakan jarak tempat usaha antara mereka
tidak dibatasi oleh batas-batas yang jelas. Para Pedagang Kaki Lima ini tidak mempunyai kepastian hak atas tempat usahanya.
Hingga kini, persoalan-persoalan menonjol yang menyangkut para pedagang kaki lima di berbagai kota di Indonesia oleh para pejabat pemerintah kota pada
umumnya masih saja ditinjau dari segi kebijaksanaan menata lingkugan fisik perkotaan. Masalahnya meliputi pengotoran, penghambatan lalu lintas, dan perusakan
keindahan kota di tempat-tempat umum di mana mereka berjualan. Dan dapat disimpulkan bahwa Pengertian dari Pedagang Kaki Lima adalah mereka yang
melakukan kegiatan usaha dagang perorangan atau kelompok yang dalam menjalankan usahanya menggunakan tempat-tempat fasilitas umum, seperti terotoar,
pingir- pingir jalan umum, dan lain sebagainya. Pedagang yang menjalankan kegiatan
usahanya dalam jangka tertentu dengan menggunakan sarana atau perlangkapan yang mudah dipindahkan, dibongkar pasang dan mempergunakan lahan fasilitas umum
sebagai tempat usahanya.