Pendekatan dalam Efektivitas Tugas dari Satuan Polisi Pamong Praja Fungsi dari Satuan Polisi Pamong Praja

sekitarnya. Dengan membaca uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa efektivitas berhubungan dengan empat hal yaitu : 1. Pencapaian tujuan yang telah disepakati, sebuah kegiatan yang dikatakan efektif apabila tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. 2. Penyelesaian pekerjaan tepat waktu, sebuah pekerjaan dikatakan efektif apabila pekerjaan tersebut dilakukan secara tepat waktu. 3. Kemampuan sumber daya manusia untuk melaksananan tugas ataupun pekerjaannya. 4. Adanya manfaat yang nyata yang dirasakan oleh masyarakat yang ada disekitarnya.

I.5.1.3 Pendekatan dalam Efektivitas

Masih soal efektivitas, ada beberapa pendekatan terhadap efektivitas. Pendekatan- pendekatan itu adalah Putra, 2001 : 22 : 1. Pendekatan sasaran Goal Approach Pendekatan ini memusatkan perhatiannya dalam mengukur efektivitas pada aspek out-put, yaitu dengan mengukur keberhasilan organisasi publik dalam mencapai tingkatan out-put yang direncanakan. 2. Pendekatan Sumber System Resources Approach Pendekatan ini mengukur efektivitas dari sisi input, yaitu dengan mengukur keberhasilan organisasi publik dalam mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk mencapai performasi yang baik. 3. Pendekatan Proses Internal Proses Approach Pendekatan ini menekankan pada aspek internal organisasi publik, yaitu dengan mengukur efektivitas layanan publik melalui berbagai indikator internal organisasi, seperti efesiensi dan iklim organisasi. 4. Pendekatan Integratif Integrative Approach Pendekatan ini merupakan gabungan dari ketiga pendekatan diatas yang muncul sebagai akibat adanya kelemahan dan kelebihan masing-masing pendekatan.

I.5.1.4 Kriteria Pengukuran Efektivitas

Selain itu, Gibson, Ivancevich dan Donnely 1997 :31 memberikan batasan dalam kriteria efektivitas organisasi melalui pendekatan teori sistem antara lain: 1. Produksi Produksi merupakan kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah dan mutu output sesuai dengan permintaan lingkungan, berapa jumlah yang dapat dihasilkan dalam memenuhi permintaan. 2. Efisiensi Konsep efisiensi didefinisikan sebagai angka perbandingan antara output dengan input. Ukuran efisiensi harus dinyatakan dalam perbandingan antara keuntungan dan biaya atau dengan waktu atau dengan output. 3. Kepuasan Kepuasan menunjukkan sampai di mana organisasi memenuhi kebutuhan para karyawan dan pengguna. 4. Adaptasi Kemampuan adaptasi adalah sampai seberapa jauh organisasi dapat menenggapi perubahan ekstern dan intern. 5. Perkembangan Organisasi harus dapat berkembang dalam organisasi itu sendiri untuk memperluas kemampuannya untuk hidup terus dalam jangka panjang. 6. Hidup terus Organisasi harus dapat hidup terus dalam jangka waktu yang panjang. Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau tidak, sebagaimana dikemukakan oleh S.P. Siagian 1978:77, yaitu: 1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksudkan supaya karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan tujuan organisasi dapat tercapai. 2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi adalah “pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi. 3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap,berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan artinya kebijakan harus mampu menjembatani tujuan-tujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan operasional. 4. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang apa yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan. 5. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu dijabarkan dalam program - program pelaksanaan yang tepat sebab apabila tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan bekerja. 6. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indicator efektivitas organisasi adalah kemamapuan bekerja secara produktif. Dengan sarana dan prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh organisasi. 7. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu program apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka organisasi tersebut tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan pelaksanaan organisasi semakin didekatkan pada tujuannya. 8. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas organisasi menuntut terdapatnya sistem pengawasan dan pengendalian. I.5.2 Kinerja I.5.2.1 Pengertian Kinerja Istilah kinerja menurut Mangkunegara 2005:9 kinerja prestasi kerja Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang sedang diharapkan. Kinerja Pegawai juga merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seorang dalam melaksanakan tugas- tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman , serta kesungguhan waktu Hasibuan , 2002: 34 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kinerja Pegawai merupakan prestasi kerja yang dicapai oleh Pegawai pada periode waktu tertentu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai tanggung jawab yang diberikan dalam mencapai tujuan organisasi. Kinerja dapat juga diartikan sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi. Atau dengan kata lain, Kinerja adalah prestasi kerja yang dicapai oleh seseorang pada periode waktu tertentu dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan dalam mencapai tujuan organisasi.

I.5.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja Pegawai

Faktor Kinerja Pegawai adalah kecenderungan apa yang membuat Pegawai dalam menghasilkan produktivitas kerja yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditetapkan. Menurut Keith Davis dalam Anwar Prabu Mangkunegara 2005 : 67 ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian Kinerja Pegawai yaitu : 1. Faktor Kemapuan Ability Secara psikologis, kemampuan Ability Pegawai terdiri dari Kemampuan Potensi IQ dan Kemampuan Reality Knowledge+Skill. Artinya , setiap pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata IQ 110-120 apalagi IQ superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan sesuai dengan keahliannya. 2. Faktor Motivasi Motivation Motivasi terbentuk dari sikap pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai kinerja secara maksimal. Sikap mental pegawai harus sikap mental yang siap secara psikofisik siap secara mental, fisik, tujuan dan situasi . Artinya, seorang pegawai harus memiliki sikap mental, mampu secara fisik, mamahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai , mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja. I.5.3 Satuan Polisi Pamong Praja I.5.3.1 Pengertian Satuan Polisi Pamong Praja Adapun pengertiannya menurut Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja, yaitu bagian perangkat daerah di bidang penegakan Perda, ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat. Satuan Polisi Pamong Praja disingkat Satpol PP adalah perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan Daerah. Organisasi dan tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Satpol PP dapat berkedudukan di Daerah Provinsi dan Daerah Kota. 1. Di Daerah Provinsi, Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. 2. Di Daerah Kota, Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada BupatiWalikota melalui Sekretaris Daerah. Pamong Praja berasal dari kata Pamong dan Praja, Pamong artinya pengasuh yang berasal dari kata Among yang juga mempunyai arti sendiri yaitu mengasuh. Mengasuh anak kecil misalnya itu biasanya dinamakan mengemong anak kecil, sedangkan Praja adalah Pegawai Negeri, Pangreh Praja atau Pegawai Pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pamong Praja adalah Pegawai Negeri yang mengurus pemerintahan Negara. Definisi lain Satpol PP adalah Badan Pemerintah yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum atau pegawai Negara yang bertugas menjaga keamanan. Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Polisi Pamong Praja adalah Polisi yang mengawasi dan mengamankan keputusan pemerintah di wilayah kerjanya. Menurut Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja disebutkan “Polisi Pamong Praja adalah aparatur Pemerintah Daerah yang melaksanakan tugas Kepala Daerah dalam memelihara dan menyelenggarakan ketenteraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.

I.5.3.2 Tugas dari Satuan Polisi Pamong Praja

Seperti yang tertulis dalam Pasal 4 PP Nomor 6 tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja, bahwa Satuan Polisi Pamong Praja Satpol PP mempunyai tugas menegakkan Perda dan menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat. Sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah termasuk penyelenggaraan perlindungan masyarakat.

I.5.3.3 Fungsi dari Satuan Polisi Pamong Praja

Seperti yang tertulis dalam Peraturan Walikota Pematangsiantar Nomor 29 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kota Pematangsiantar, bahwa Kantor Satuan Polisi Pamong Praja bertugas untuk membantu walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang keteentraman dan ketertiban serta penegakan peraturan daerah, peraturan walikota, keputusan walikota dan peraturan perundang-undangan lainnya, yang meliputi beberapa fungsi,yaitu : 1. Menyusun program dan melaksanakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan peraturan daerah, peraturan walikota sebagai pelaksanaan peraturan daerah. 2. Melaksanakan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di daerah. 3. Melaksanakan kebijakan penegakan peraturan daerah, peraturan walikota, dan keputusan walikota sebagai pelaksana peraturan daerah. 4. Melaksanakan koordinasi pemeliharaan dan penyelengaraan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan peraturan daerah, peraturan walikota, dan keputusan walikota sebagai pelaksana peraturan daerah dengan aparat kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS danatau aparatur lainnya. 5. Melaksanakan korrdinasi pembinaan dan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan peraturan daerah,peraturan walikota, keputusan walikota dan peraturan perundang-undangan lainnya dengan aparat kepolisian, penyidik pegawai negeri sipil danatau aparat lainnya. 6. Melaksanakan pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan menaati peraturan daerah, peraturan walikota dan keputusan walikota sebagai pelaksanaan peraturan daerah. 7. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

I.5.3.4. Wewenang Satuan Polisi Pamong Praja