2. Bahasa dan Sastra Indonesia Profil Bahasa dan Sastra Inggris Profil

Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. Lembar Pengesahan Skripsi Oleh Dekan dan Panitia Ujian PENGESAHAN Diterima oleh: Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra Dalam bidang Ilmu Sejarah pada Fakultas Sastra USU Medan Pada : Tanggal : Hari : Fakultas Sastra USU Dekan, Drs. Syaifuddin, MA, Ph.D. NIP. 132098531 Panitia Ujian No Nama Tanda Tangan

1. 2.

3. 4.

5. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. Kata Pengantar Puji dan syukur penulis panjatkan kepada dia Tuhan Yesus Kristus, karena atas kasih dan karunianya penulis dapat menyelesaikan seluruh proses penulisan skripsi ini baik dari mulai pengumpulan data, pengkritikan sumber, hingga sampai kepada penulisan skripsi. Penulisan skripsi merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk mendapatkan gelar Sarjana. Penulisan skripsi juga merupakan kewajiban akademis untuk meraih gelar Sarjana Sastra di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara di bidang Ilmu Sejarah. Dan untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mengangkat sebuah permasalahan yang ditulis menjadi sebuah skripsi yang berjudul: “ Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990 “. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan baik itu pengkajian maupun bahan data pengkajian. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat memperbaiki penulisan skripsi ini. Medan, Juni 2009 Penulis Gardner Patar M Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. Ucapan Terima Kasih Saat mengerjakan skripsi, penulis mendapatkan banyak masalah dan rintangan yang membuat penulis kesulitan dalam mengerjakan skripsi ini. Tatapi berkat kasih dan karunia Tuhan Yesus Kristus, dan dorongan serta bantuan dari banyak pihak, baik itu bantuan moral dan materill skripsi ini akhirnya selesai dikerjakan. Untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarnya- besarnya kepada mereka: 1. Kedua orangtua yang saya cintai A. Sagala dan R. Sijabat , papa dan mama sungguh tidak terhingga pengorbanan yang kalian berikan kepada anakmu ini. Dorongan semangat, doa, dan materi yang selalu papa dan mama berikan ketika anakmu ini membutuhkan. Biarlah kiranya dengan menyelesaikan skripsi ini dan mendapatkan gelar Sarjana Sastra dapat menjadi obat pelipur dan menjadi kebanggaan bagi papa dan mama. 2. Adik-adik saya David Edwin Sagala, Hasian Marthin Sagala, dan Eva Yunita Sarah Sagala. Terima kasih abang ucapkan kepada kalian semua yang juga selalu mendoakan abang untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Kepada David dan Marthin, abang mengucapkan terima kasih untuk setiap usaha kalian yang membantu papa dan mama mencari uang dalam mencukupi kebutuhan hidup keluarga, dan juga membantu kebutuhan hidup abang. 3. Mamatua dan Bapatua Edu, dan juga sepupu saya Keke yang banyak sekali membantu saya dalam mengerjakan skripsi ini, terima kasih untuk komputer yang patar gunakan untuk mengetik skripsi. kepada Keke patar ucapkan juga terima kasih untuk setiap bantuan yang diberikan. 4. Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, Drs. Syaifuddin, MA, Ph.d. 5. Ketua Departemen Ilmu Sejarah, Dra. Fitriaty Harahap, S. U. yang juga merupakan dosen pembimbing penulis. Saya ucapkan terima kasih kepada ibu untuk setiap saran, nasehat, dan waktu yang ibu berikan dalam proses pengerjaan skripsi ini. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. 6. Sekretaris Departemen Ilmu Sejarah, Dra. Nurhabsyah, ibu caca baik deh. 7. Dra. Redita Lubis, saya ucapkan terima kasih kepada ibu yang banyak membantu dalam proses pengumpulan data. 8. Dra. Haswita selaku dosen wali saya. 9. Teman-teman stambuk 03 dan 04, Bisler, Ciplik, lia, oriza, deny, nando, ganda, tongam, dan lain-lain yang tidak disebutkan namanya. Terima kasih untuk setiap kebersaman kita dalam menyelesaikan skripsi kita masing-masing. 10. Teman-teman dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia koms’ Fakultas Sastra USU, Yogi, hara, swasti, supriadi, dan teman-teman yang lain yang tidak disebutkan namanya. Abang ucapkan terima kasih yang sebesarnya-besarnya untuk setiap bantuan, saran, nasehat, dan doa yang kalian berikan kepada abang. 11. Teman-teman kos berdikari 33 a, lae gultom. Manroe, tahir, dan butong jinak. Terima kasih juga saya ucapkan untuk semangat yang kalian berikan kepada saya. Penulis tidak dapat membalas bantuan yang begitu besar dari semua pihak yang telah penulis sebutkan. Penulis hanya bisa mendoakan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan berkatnya kepada semua pihak yang membantu penulis, dan mudah-mudahan skripsi ini berguna bagi kita semua dan terkhusus bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah. Medan Juni 2009 Penulis. Gardner Patar M Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. DAFTAR ISI Kata Pengantar ………………………………………… i Ucapan Terima Kasih ………………………………………… ii Daftar Isi ………………………………………… iv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………………………………………… 1 1,2. Rumusan Masalah ………………………………………… 6 1.3. Tujuan dan Manfaat ………………………………………… 7 1.4. Tinjauan dan Pustaka ………………………………………… 7 1.5. Metode Penelitian ………………………………………… 10 BAB II Gambaran Umum Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 2.1. Latar Belakang Pendidikan di Sumatera Utara ….. 12 2.2. Awal Berdirinya Fakultas Sastra ….. 17 2.3. Aktivitas Perkuliahan Pada Awal Berdirinya Fakultas Sastra …. 21 BAB III Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 3.1. Program Studi Yang Dikelola Fakultas Sastra …. 27 3.2. Sistem Pendidikan …. 48 3.2.1. Sistem Penerimaan Dosen …. 53 3.2.2. Sistem Penerimaan Mahasiswa …. 54 3.2.3. Pemakaian Kurikulum …. 55 3.3. Sarana Pendidikan …. 59 BAB IV Dampak Keberadaan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 4.1 Bagi Civitas Akademika Fakultas Sastra … 61 Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. 4.1.1. Melahirkan Sarjana Sastra dan Ahli Madya Dalam Berbagai Disiplin Ilmu … 61 4.2. Bagi Masyarakat … 62 4.2.1. Memberikan Kesempatan Untuk Memilih Dalam Berbagai Disiplin Ilmu …. 62 4.2.2. Menciptakan Lapangan Kerja …. 64 BAB V Kesimpulan ………………………………………. 66 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………. 70 DAFTAR INFORMAN ………………………………………. 72 LAMPIRAN Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. Abstrak Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.yang diresmikan pada tanggal 25 Agustus 1965, merupakan Fakultas yang ke tujuh dijajaran Universitas Sumatera Utara. Pada awal berdirinya, kegiatan ataupun aktivitas perkuliahan menggunakan gedung Fakultas Hukum dan Ilmu Kemasyarakatan Universitas Sumatera Utara, kemudian berpindah-pindah ke bererapa gedung. Baru pada tahun 1972 mendapatkan gedung sendiri beruapa 3 unit gedung kuliah di Jalan Universitas Nomor. 32. Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara telah mengembangkan diri dengan menghasilkan Sarjana ataupun Ahli Madya yang ahli dalam berbagai disiplin ilmu misalnya, ahli dalam bidang Sastra dan Bahasa Indonesia, ahli dalam bidang Bahasa dan Sastra Inggris, ahli dalam bidang Sejarah, ahli dalam bidang musik dan kebudayaan musik, ahli dalam bidang bahasa dan kebudayan daerah,ahli dalam bidang kepustakaan, ahli dalam bidang Bahasa Jepang, dan lain-lain. Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dengan berbagai Program Studi yang dikelola, sampai dengan tahun 1990 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara telah mengelola 13 Program Studi. Hal tersebut sangatlah bermanfaat bagi masyarakat luas. Masyarakat diberikan kesempatan untuk dapat menuntut pendidikan tinggi untuk melanjutkan pendidikan sebelumnya yang diperoleh dari sekolah menengah. Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara juga memberikan dampak yang positif terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di sekitar kampus Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara di daerah Padang Bulan dan sekitarnya. Dengan berdirinya Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara maka memberikan kesempatan kepada masyarakat luas dalam proses menciptakan lapangan kerja dalam berbagai bidang. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Pendidikan juga di pandang sebagai pencipta Sumber Daya Manusia SDM suatu bangsa dalam rangka mempersiapkan masa depan generasi muda kearah mencapai kemampuan dan daya saing bangsa pada lingkungan global 1 Perjalanan panjang perkembangan pendidikan di Indonesia sebelum kemerdekaan dapat ditelusuri sejak zaman Hindu dan Budha pada abad ke 5 Kerajaan Kutai di Kalimantan, Tarumanegara di Jawa, dan Sriwijaya di Sumatera. Dari perkembangannya saat itu, diperoleh gambaran bahwa keadaan pendidikannya berlangsung sesuai dengan tuntutan zaman yang berbeda-beda dengan penyesuaian pada Ideologi, tujuan, serta sistem penyampaiannya. Penyelenggaraan pendidikan saat itu dipelopori oleh kaum Brahmana ataupun kaum Agamais. Mereka mengenalkan sistem pendidikan dengan cara India, yaitu Sistem Guru Kula. . Pendidikan sebagai sarana sosialisasi merupakan kegiatan manusia yang melekat dalam kehidupan masyarakat, sehingga usia pendidikan dapat dikatakan hampir sama tuanya dengan usia manusia dalam kehidupan bermasyarakat di berbagai rentang peradaban. 2 1 Wardiman Djojonegoro, Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996, hlm. 2. 2 Sistem Guru Kula adalah sistem pendidikan asrama, dimana murid tinggal serumah dengan guru, murid harus melayani gurunya, guru dianggap sebagai orang yang sakti. Lihat A. Ahmadi, Pendidikan Dari Masa Ke Masa, Bandung: CV. Armico, 1987, hlm. 13. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. Demikian juga pada zaman permulaan masuk dan berkembangnya agama Islam, pendidikan dan pengajaran dilaksanakan dalam rangka penyebaran agama Islam. Dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan pendidikan dan pengajaran Islam mulai berpengaruh terhadap tumbuhnya pusat-pusat kekuasaan baru yang secara perlahan-perlahan menggantikan pusat-pusat kekuasaan Hindu dan Budha. Pada zaman penjajahan, sistem pendidikan di tanah air lebih banyak disesuaikan dengan kepentingan penjajah dalam mempertahankan dan memperluas kekuasaannya. Pendidikan juga sangatlah berperan dalam memajukan suatu bangsa, karena dengan kualitas pendidikan yang baik maka suatu bangsa akan menjadi bangsa yang besar. Untuk itulah dalam era sekarang ini diperlukan sebuah usaha untuk membentuk manusia modern. Pembentukan manusia Indonesia modern menjadi tujuan utama dari pembangunan. Adapun ciri-ciri manusia Indonesia modern yang diharapkan antara lain: lebih mudah menerima dan menyesuaikan diri kepada perubahan-perubahan, lebih ahli menyatakan pendapatnya, memiliki rasa tanggung jawab, lebih berorientasi kemasa depan, lebih mempunyai kesadaran mengenai waktu, organisasi, teknologi, dan ilmu pengetahuan. Di dalam konteks inilah pendidikan tinggi merupakan sebagai lapisan terdepan pendidikan formil dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut. Dari pendidikan tinggi itu diharapkan karya-karya yang dapat menunjang dan memberikan pengarahan dinamis bagi proses modernisasi. Hal ini dapat dipahami mengingat kenyataan bahwa salah satu yang melandasi perubahan-perubahan pada abad ke-20 ini adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. Dengan demikian maka pendidikan tinggi hendaknya menghasilkan tenaga ahli sesuai dengan peran dan fungsinya dalam dinamika pengarahan proses modernisasi untuk pembangunan masyarakat Indonesia, sesuai dengan tujuan Bangsa Indonesia yang dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945. Selain daripada itu tenaga-tenaga yang dihasilkan harus memiliki nilai-nilai sosial dan budaya yang hidup, dan kemampuan mengembangkan perspektif kebudayaan yang memberi wadah untuk mengisi secara khas kepribadian Bangsa Indonesia. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berbentuk Akademik, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, dan Universitas. Pendidikan Tinggi diselenggarakan oleh Pemerintah. Dalam hal ini Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Perguruan Tinggi NegeriPTN, Departemen atau Lembaga Pemerintah yang lain Perguruan Tinggi KedinasanPTK, dan oleh masyarakat Perguruan Tinggi SwastaPTS. Salah satu Perguruan Tinggi Negeri PTN di Indonesia yang tetap eksis menyelenggarakan pendidikan tinggi adalah Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia yang pertama pada tanggal 20 November 1957 menjadi Universitas Negeri. Peresmian ini dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor. 481957. tentang pendirian Universitas Negeri di Medan. Pada saat peresmian tersebut terdiri atas tiga fakultas yaitu, Fakultas Kedokteran 20 Agustus 1952, Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat 12 Januari 1954, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 22 Oktober 1956 3 3 Katalog USU 1988-1990, hlm. 3. . Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. Seiring dengan berjalannya waktu, Universitas Sumatera Utara mengalami perkembangan dengan berdirinya fakultas-fakultas lain, salah satunya adalah Fakultas Sastra. Fakultas Sastra di diresmikan pada tanggal 25 Agustus 1965 bersama dengan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam kini menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 1901965. Sebenarnya pada tahun 1964 Fakultas Sastra telah ada dengan jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, akan tetapi ditumpangkan di Fakultas Hukum dan Ilmu Kemasyarakatan USU 4 - Tujuan umum: Menghasilkan Sarjana Sastra yang berjiwa Pancasila, memiliki integritas kepribadian yang tinggi, mempunyai tanggung jawab ilmiah dan sosial, baik dalam tugas-tugas maupun pengalaman ilmunya. . Mulai dari awal berdiri sampai dengan tahun 1990, Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara telah mengelola 7 Departemen dan 13 Program Studi baik Sarjana maupun Diploma. Dekan pertama dari Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara adalah Bapak Dr. Septy Ruzui 1964-1969. Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara memilki tujuan Pendidikan, adapun tujuan Pendidikan Tinggi Fakultas Sastra USU adalah: Tujuan khusus: Menghasilkan Sarjana yang mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya dan menyiapkan tenaga ahli untuk dapat melaksanakan penelitian dalam bidang ilmu sastra, yaitu dengan alat analisis ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu sastra dan seni, ilmu filsafat, dan ilmu linguistik. 4 Laporan Pidato Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Pada Upacara Peringatan Lustrum ke-8 Ulang Tahun ke-40, Medan: Fakultas Sastra USU, 2005, hlm. 2. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. Mulai dari awal berdiri sampai dengan tahun 1990, Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara telah mengelola 7 Departemen dan 13 Program Studi baik Sarjana maupun Diploma. Berikut adalah daftar tabel perkembangan Program Studi yang ada di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Tabel 1.1 Departemen dan Program Studi di FS USU sampai tahun 1990 5 No . Departemen Program Studi Strata Tahun 1 Bahasa dan Sastra Indonesia Sastra Indonesia S-1 1964 2 Bahasa dan Sastra Inggris Sastra Inggris S-1 1965 Bahasa Inggris D-3 1980 3 Ilmu Sejarah Ilmu Sejarah S-1 1968 4 Etnomusikologi Etnomusikologi S-1 1979 5 Sastra Daerah Sastra Melayu S-1 1979 Sastra Batak S-1 1979 6 Ilmu Perpustakaan Ilmu Perpustakaan S-1 1980 Perpustakaan D-3 1984 7 Antropologi Antropologi S-1 1980 8 Bahasa Arab S-1 1980 9 Bahasa Jepang D-3 1980 10 Pariwisata D-3 1980 5 Ibid. hlm. 2. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009.

1.2 Rumusan Masalah

Alasan menulis tentang perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, karena penulis tertarik mengkaji masalah perkembangan pendidikan, khususnya mengenai masalah Perkembangan suatu Fakultas dengan harapan generasi yang akan datang mengetahui bahwa telah tercatat Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah menghasilkan Sumber Daya Manusia yang ahli dan terampil. Selain itu saat ini penulis juga terdaftar sebagai salah satu mahasiwa yang mengecap pendidikan di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Alasan menetapkan periodesasi dari tahun 1970-1990, karena pada masa itu merupakan masa perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, yang sebelum tahun 1970 hanya memiliki 3 Departemen dan 3 Program studi, pada tahun 1970-1990 telah mengalami perkembangan dengan memiliki 7 Departemen dan 13 Program Studi. Selain itu, baru pada tahun 1972 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara mendapatkan 3 unit gedung kuliah dan administrasi di Jalan Universitas Nomor 19, yang sekarang menjadi gedung A, B, dan K yang sebelumnya menempati 3 gedung pada lokasi yang berbeda yaitu, di Jalan Universitas Nomor 32 gedung suara USU dan pramuka USU, Jalan Prof. M. Yusuf eks gedung PU, dan gedung Pancasila sekarang Pendopo USU. Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara pada tahun 1970-1990. 2. Bagaimana peranan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009.

1.3 Tujuan dan Manfaat Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian

untuk mengetahui: 1. Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara pada tahun 1970-1990. 2. Peranan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia. Sedangkan yang menjadi manfaat dari penelitian adalah: 1. Menambah wawasan pembaca dalam mengetahui perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. 2. Menambah literatur dalam penulisan sejarah lokal 3. Memberi informasi tentang perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 4. Menjadi acuan bagi penulis lain.

1.4 Tinjauan Pustaka

Untuk dapat menyusun kepustakaan yang baik, tidak ada cara lain selain mengumpulkan dan mengusahakan bahan sebanyak-banyaknya, sehingga nantinya harus relevan dengan topik masalah yang akan dikaji. Kemudian melakukan seleksi sebelum dituangkan kedalam bentuk tulisan. Adapun beberapa buku ataupu referensi yang dikemukakan dalam mendukung penelitian ini yang dapat dijadikan sebagai pedoman adalah sebagai berikut: Menurut Prof.Dr.Ing.Wardiman Djojonegoro, dalam buku yang berjudul Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia menjelaskan bahwa pendidikan di Indonesia berkembang sebagai wujud transformasi pandangan Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. bangsa dari waktu ke waktu sebelum kemerdekaan sampai sekarang. Perkembangan ini mengandung implikasi bagi pembangunan pendidikan pada masa yang akan datang. Dalam rangka peringatan 50 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan menyajikan perkembangan kemajuan pendidikan ditanah air. Perkembangan sejarah pendidikan ditanah air dapat digolongkan kedalam lima tahap yaitu: 1. Sebelum kemerdekaan, yang lebih didasari oleh penyebaran ajaran agama, mulai dari agama Hindu, Budha, Islam, Khatolik, dan Kristen. 2. Pada jaman penjajahan Belanda dan Jepang, pendidikan lebih dilandasi oleh kepentingan penjajah pada waktu itu. 3. Pada jaman perjuangan kemerdekaan, pendidikan lebih dilandasi oleh transformasi wawasan kedaerahaan menjadi semangat kebangsaan Indonesia hingga mencapai detik – detik proklamsi kemerdekaan 1945. 4. Pada masa awal kemerdekaan, mulai dicari bentuk sistem pendidikan nasional sebagai upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan 5. Pada masa PJP lima tahun, pendidikan diselenggarakan untuk mengisi kemerdekaan Indonesia melalui kegiatan pembangunan dalam berbagai bidang secara sistematis dan terencana. Pada masa selanjutnya sistem pendidikan dianggap sebagai sarana perjuangan bangsa untuk mencapai keunggulan Sumber Daya Manusia SDM dalam menguasai Iptek sehingga dapat memacu produktivitas nasional yang dapat bersaing secara global menjelang tahun 2020. hal ini sejalan dengan keyakinan yang telah berkembang secara global bahwa pendidikan sebagai sarana utama Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. pengembangan kualitas SDM merupakan faktor yang paling dominan dalam memacu kemajuan suatu bangsa. Menurut Prof. Dr. S. Nasution, M. A. dalam buku yang berjudul Sejarah Pendidikan Indonesia dapat memberikan gambaran bagaimana sulitnya bangsa Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan layak. Dapat membandingkan pendidikan yang ada dimasa sekarang dengan pendidikan yang ada dimasa lalu, pada masa lalu tidak semua orang Indonesia bisa mendapatkan pendidikan, hanya orang golongan ataslah yang bisa mendapatkan pendidikan, bedanya dengan sekarang, semua orang Indonesia dari berbagai golongan dapat mengecap pendidikan. Perbandingan dilakukan agar dapat melakukan hal yang lebih baik dari yang sebelumnya. Khususnya menjelaskan tentang pendidikan dan sekolah-sekolah yang ada pada zaman Belanda, pelaksanaan kurikulum pelajaran, fasilitas, guru, dan lain-lain. Menurut Sjarif Thajeb dalam buku berjudul Kebijakan Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi menjelaskan bahwa peran Pendidikan Tinggi merupakan garda terdepan dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur baik secara materiil maupun spritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat dan bersatu. Dan juga menghasilkan manusia Indonesia yang modern yang memiliki ciri-ciri yaitu, mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, ahli dalam menyatakan pendapatnya, memiliki rasa tanggung jawab, lebih berorientasi ke masa depan, dan mempunyai kesadaran mengenai waktu, organisasi, teknologi, dan ilmu pengetahuan. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. Menurut Masjkuri Sutrisno Kutoyo dalam buku berjudul Sejarah Pendidikan Daerah Sumatra Utara, menjelaskan bagaimana latar belakang dan budaya masyarakat Sumatera Utara, pendidikan bermula dan berkembang di Sumatera, disetiap daerah di Sumatera mempunyai cerita yang berbeda tentang masuk dan berkembangnya pendidikan. Pendidikan tradisional daerah Sumatera Utara pada masa Agama Hindu, Budha, terbukti dengan adanya peninggalan candi Hindu Budha yang terletak di Tapanuli Selatan dekat kota Gunung Tua. Datangnya Belanda menyebabkan adanya sistem pendidikan yang baru, yaitu sistem pendidikan yang berdasarkan golongan penduduk. Selain itu referensi lain yang digunakan oleh penulis adalah Katalog Universitas Sumatera Utara yang menyajikan profil tentang Universitas, Fakultas, ataupun Departemen mulai dari sejarah singkat, nama-nama staf pengajar, program studi yang ditawarkan, visi dan misi, sistem pendidikan dan pengajaran, pemakaian kurikulum, dan lain lain. Referensi lain adalah dalam bentuk laporan seperti Laporan Pidato Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Pada Upacara Peringatan Lustrum ke-8 Ulang Tahun ke-40, yang diterbitkan pada tahun 2005 oleh Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

1.5 Metode Penelitian

Metode sejarah adalah suatu proses yang benar berupa aturan-aturan yang dirancang untuk membantu dengan efektif dalam mendapatkan kebenaran suatu sejarah. 6 6 Louis Gotschalk, Understanding History, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press, 1985, hlm. 143. Untuk dapat menulis sejarah maka memerlukan metode agar tulisan menjadi baik dan benar. Ada beberapa tahap dalam metode sejarah yang harus dijalani dalam penelitian sejarah antara lain: Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. a. pengumpulan data–data historis heuristic yaitu kegiatan yang dilakukan dalam usaha untuk menemukan dan mengumpulkan informasi yang berhubungan langsung dengan masalah yang akan diteliti. Metode ini menggunakan dua cara yaitu studi pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka biasanya dilakukan diperpustakaan dengan mengumpulkan buku-buku ataupun arsip ataupun buletin atau laporan penelitian yang mendukung penelitian. Studi lapangan dilakukan dengan menggunakan metode wawancara. b. melakukan kritik terhadap sumber yang telah didapat, melakukan kritik ekstern yaitu mengkritik terhadap keaslian sumber yang didapat. Dan kritik intern, yaitu kritik terhadap isi data yang telah didapat, setelah itu kemudian data tersebut dikelompokan dalam dua kelompok yaitu data primer pokok, data sekunder pendukung c. melakukan interpretasi, yaitu tahap dimana akan melakukan penafsiran terhadap fakta dari sumber yang telah didapat, sehingga dapat memberikan gambaran tentang objek penelitian dimasa lalu. d. melakukan penulisan atau historiografi, dimana dapat menuliskan dan menceritakan bagaimana kondisi dan situasi objek yang diteliti pada masa lalu. Penulisan dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan dan ejaan yang telah disempurnakan. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. BAB II GAMBARAN UMUM FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.1 Latar Belakang Pendidikan di Sumatera Utara Sebelum masuknya pengaruh pendidikan Barat, yang diperkenalkan oleh pemerintah Belanda melalui politik etisnya, di Sumatera Utara pada umumnya telah berkembang pendidikan yang berakar pada ajaran-ajaran Islam. Pendidikan- pendidikan Islam inipun ikut berkembang dengan masuknya pengaruh pendidikan Barat, mulai dari perubahan dalam sistem pengajaran sampai kepada perubahan kurikulum. Perubahan yang terlihat dari pengaruh tersebut ialah diperkenalkannya sarana pendidikan seperti papan tulis, meja, kursi belajar dan lain sebagainya. Pendidikan Belanda pertama kali di Sumatera Utara adalah Europese Lagere School ELS yang didirikan pada tahun 1920. sekolah ini umumnya diperuntukkan bagi anak-anak bangsa Eropa, anak-anak pegawai bangsa Indonesia yang dianggap sederajat dengan bangsa Belanda dan anak-anak Cina dari kalangan Mayor dan Kapten 7 . Kurikulum sekolah ELS mengikuti kurikulum yang berlaku di negeri Belanda 8 . Dengan demikian murid yang banyak diterima di ELS biasanya murid yang menggunakan bahasa Belanda di rumahnya. Sekolah ini terdapat di Medan dan Pematang Siantar 9 Di tahun yang sama muncul juga sekolah Hollaands Inlandse School HIS yang diperuntukan bagi anak-anak pegawai, anak-anak serdadu KNIL, . 7 Pangkat Mayor dan Kapten bukan pangkat kemiliteran, tetapi pangkat pimpinan orang- orang China yang mengurus golongannya. 8 Sanusi, Sejarah Pendidikan Sumatera Utara, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah 19801981, hlm. 48-51. 9 Sekolah yang terdapat di Medan merupakan milik pemerintah Jajaran dan sekolah yang terdapat di Pematang Siantar adalah milik perkebunan. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. anak-anak raja dan juga anak pedagang. Murid-murid yang masuk di sekolah ini biasanya disesuaikan dengan keadaan gaji orang tuanya mengingat pembayaran uang sekolah yang tinggi. Sekolah ini terdapat di kota-kota Medan, Binjai, Perbaungan dan Tanjung Balai. Kurikulum tidak sama dengan sekolah dasar di negeri Belanda namun bahasa Belanda tetap merupakan bahasa pengantar dan menjadi mata pelajaran yang penting. Pelajaran lain meliputi: bahasa Melayu, membaca, menulis, berhitung, ilmu bumi, sejarah dan ilmu hayat. Semua pelajaran diajarkan dengan menggunakan bahasa Belanda kecuali pelajaran bahasa Melayu. HIS dikelola oleh pemerintah dan ada juga yang di bawah naungan yayasan-yayasan yang mendapat subsidi. Sekolah untuk masyarakat bawah baru didirikan pada pertengahan abad ke-20 dengan nama Volkschool Sekolah Rakyat. Sekolah ini mengajarkan membaca dan menulis bahasa Melayu dan huruf latin, berhitung serta bahasa daerah. Tujuan pendirian sekolah ini sekedar untuk membebaskan rakyat dari buta huruf dan juga untuk mengisi kedudukan pegawai rendahan di kerajaan atau di perkebunan seperti Mandor atau Kerani. Lulusan-lulusan ELS dan HIS bisa melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi yaitu disekolah Meer Uitgebreid Lager Onderwus MULO yang didirikan pada tahun 1920. sekolah ini terdapat di Medan yang terletak di jalan Cut Meutiah sekarang atau dahulu Jan Lighart Laan 10 10 Ibid. hlm. 51-52. . Untuk masuk di sekolah ini, murid-murid harus menjalani testing terlebih dahulu. Bagi murid yang lulus akan diterima di kelas satu, sedangkan bagi murid yang tidak lulus diterima Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. pada Voorklas atau kelas pendahuluan. Di Medan, MULO terbagi atas Afdeling A yaitu untuk jurusan bahasa dan kebudayaan dan Afdeling B untuk jurusan ilmu pasti. Alumni dari sekolah MULO Medan salah satunya adalah Chairil Anwar 11 . Selain MULO, ada juga sekolah lanjutan yang menerima lulusan dari ELS yaitu Hogere Burger School HBS. Sekolah ini didirikan pada tahun 1925 dan terletak di jalan Seram 12 . Sekolah ini juga merupakan sekolah yang paling lengkap karena memiliki lapangan olah raga dan asrama. Bagi pegawai disediakan rumah disekitar sekolah itu. HBS merupakan satu-satunya sekolah tingkat atas di Pulau Sumatera pada masa itu. Pada masa pendudukan Jepang, pendidikan di Sumatera Utara khususnya mengalami penurunan bila dibandingkan dengan masa pemerintahan Hindia Belanda. Jumlah sekolah menurun dari 21.500 sekolah menjadi 13.500 sekolah, sekolah lanjutan dari 850 menjadi 20 sekolah. Jumlah murid merosot 30, murid sekolah menengah merosot 90 . Dengan menurunnya bidang pelajaran ini, maka angka buta huruf tinggi sekali 13 1. Sekolah umum terdiri : . Pemerintah militer Jepang menggabungkan pendidikan tingkat sekolah dasar menjadi satu macam saja sehingga mempermudah pengawasan sekolah tersebut. Sekolah-sekolah pada masa pemerintahan Jepang antara lain : a. Sekolah rakyat 6 tahun kokumin gakko b. Sekolah menengah 3 tahun c. Sekolah menengah tinggi 3 tahun 11 Seorang Sastrawan Indonesia yang terkemuka pada zaman revolusi fisik. 12 Sanusi, Loc.cit. 13 Sartono Kartodirdjo dkk, Sejarah Nasional Indonesia VI, Jakarta: Balai Pustaka, 1977, hlm. 172. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. 2. Sekolah guru terdiri dari : a. Sekolah guru 2 tahun syoto syihan gakko b. Sekolah guru 4 tahun guto syihan gakko c. Sekolah guru 6 tahun koto syihan gakko Semua sekolah memakai bahasa pengantar bahasa Indonesia dan dianggap sebagai mata pelajaran utama. Bahasa Jepang menjadi mata pelajaran wajib. Bahasa daerah juga diajarkan pada murid kelas 1 dan kelas 2 sebagai bahasa pengantar sampai murid mengerti bahasa Indonesia. Pelajaran bahasa Indonesia baru diajarkan pada murid kelas 3. Di samping proses belajar-mengajar, murid juga diharuskan melakukan kerja bakti kinrohosyi dan latihan jasmani serta latihan kemiliteran 14 Di masa pemerintahan militer Jepang, semua perguruan tinggi sempat ditutup, meskipun akhirnya ada beberapa yang dibuka kembali seperti perguruan Tinggi Kedokteran Ika Daigaku di Jakarta pada bulan April 1943 dan Perguruan Tinggi Teknik Kogyo Daigaku di Bandung. Jepang membuka Perguruan Tinggi Pamongpraja Kenkoku Gakuin di Jakarta dan Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan di Bogor pada tahun 1943 . 15 Pada umumnya pendidikan mengalami perubahan kembali setelah Indonesia merdeka. Pendidikan berada dibawah Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang berpusat di Jakarta untuk membenahi masalah-masalah pendidikan di Indonesia dari pendidikan kanak-kanak hingga perguruan tinggi, . 14 Ibid. hlm. 175. 15 Pada saat itu, Jabatan dipegang oleh Ki Hajar Dewantara kira-kira selama 3 bulan 17 Agustus-14 November 1945. Beliau kemudian digantikan oleh Mr. T.G.S.G. Mulia 14 November 1945-12 Maret 1946. Beliau digantikan oleh Mohammad Sjafei 12 Maret-2 Oktober 1946. Pengganti Beliau adalah Mr. Suwandi. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. dibentuk Panitia Penyelidikan Pengajaran Republik Indonesia di Yogyakarta di bawah Ki Hajar Dewantara 16 16 Sartono Kartodirdjo, Op.cit. hlm. 226. . Badan ini terdiri dari 52 anggota yang berasal dari semua lapisan dan aliran yang ada dan mencakup semua lapangan dan tingkatan. Di awal kemerdekaan tujuan pendidikan dan pengajaran mengarah kepada usaha membimbing anak didik untuk menjadi warga negara yang mempunyai rasa tanggung jawab dan berjiwa intelektual sehingga pendidikan harus dilanjutkan sampai ke perguruan tinggi. Menyangkut perguruan tinggi, maka kebijakan yang dikeluarkan pada waktu itu adalah agar perguruan tinggi diadakan seluas-luasnya. Dan bila perlu dapat merekrut pengajar dari tenaga-tenaga asing sebagai guru besar untuk dapat mengajar di perguruan tinggi yang akan dikembangkan di Sumatera. Banyaknya anak usia sekolah dan kurangnya daya tampung dapat disediakan oleh pemerintah mengakibatkan banyaknya anak usia sekolah yang sekolahnya terputus atau tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi karena untuk melanjutkan pendidikan terpaksa harus keluar dari pulau Sumatera. Untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan tersebut maka pemerintah mengharapkan kesedian masyarakat atau kaum terpelajar saat itu untuk mendirikan lembaga pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Pendidikan Tinggi di Sumatera baru muncul pada tahun 1950-an, diantaranya adalah Universitas Sumatera Utara USU yang kemudian berstatus sebagai Perguruan Tinggi Negeri, dan Universitas Islam Sumatera Utara UISU yang berstatus sebagai Perguruan Tinggi Swasta. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009.

2.2 Berdirinya Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

Salah satu Universitas di Indonesia yang tetap eksis menyelenggarakan Pendidikan Tinggi adalah Universitas Sumatera Utara. Sejarah Universitas Sumatera Utara dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952 17 Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut: Abdul Hakim Ketua, Dr. T. Mansoer Wakil Ketua, Dr. Soemarsono SekretarisBendahara, Ir. R.S. Danunagoro, Drh. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong Lubis, Dr. Maas, J. Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum Anggota . Pendirian Yayasan ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. 18 Langkah berikutnya Yayasan Universitas Sumatera Utara mendirikan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, pada tanggal 12 Januari 1954. . Guna merealisasi tujuannya, Yayasan Universitas Sumatera Utara pertama kali mendirikan Fakultas Kedokteran, pada tanggal 20 Agustus 1952. Hasil kerja yayasan ini mendapat sambutan dan dukungan sepenuhnya dari seluruh lapisan masyarakat Sumatera Utara. Dalam peresmian pembukaan Fakultas Kedokteran ini hadir lima orang Menteri yaitu, Menteri PP dan K, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, Menteri Pertanian, dan Menteri Dalam Negeri. Peristiwa ini merupakan kejadian penting dalam sejarah perkembangan Propinsi Sumatera Utara pada umumnya, Pendidikan Tinggi pada khususnya. 17 Katalog USU 1988-1990, Loc.cit. 18 Prospektus Universitas Sumatera Utara 2003-2004, hlm.1. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. Kemudian pada tanggal 1 September 1955, kedua Fakultas tersebut oleh Yayasan Universitas Sumatera Utara diserahkan kepada Pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, dijadikan Fakultas Negeri 19 Agar dapat diresmikan menjadi Universitas Negeri, Yayasan Universitas Sumatera Utara segera mempersiapkan pembukaan dua Fakultas lagi yaitu Fakultas Pertanian dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Kedua Fakultas ini diresmikan pendiriannya masing-masing pada tanggal 22 Oktober 1956 untuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan pada tanggal 16 November 1956 untuk Fakultas Pertanian. Pada tanggal 20 November 1957, Presiden Republik Indonesia meresmikan pendirian Universitas Sumatera Utara menjadi Universitas Negeri. Peresmian ini dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 481957, tentang pendirian Universitas Sumatera Utara di Medan . Sementara itu Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Utara, bekerjasama dengan Panglima TT.ISU sekarang KODAM IBB, telah menyediakan satu areal tanah seluas 120 Ha untuk dijadikan Kampus Universitas Sumatera Utara. Tanah tersebut terletak di Padang Bulan Kampus sekarang ini. 20 19 Katalog USU 1992-1994, hlm. 1. 20 Ibid. hlm. 2. . Pada saat peresmian tersebut Universitas Sumatera Utara terdiri atas tiga Fakultas yaitu, 1 Fakultas Kedokteran, 2 Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, 3 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Peraturan Pemerintah No. 481957 tanggal 20 Oktober 1957 tentang pendirian Universitas Sumatera Utara tersebut berlaku surut terhitung tanggal 1 September 1957. Itulah sebab dan alasannya selama ini tanggal 1 September setiap tahun dijadikan atau ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis Universitas Sumatera Utara. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. Namun berdasarkan Keputusan Menteri DEPDIKBUD RI No. 0554U1984, tanggal 17 November 1984, yang kemudian diralat dengan suratnya No. 273BI-F85, tanggal 22 Januari1985, ditetapkan hari jadi atau Dies Natalis Universitas Sumatera Utara diperingati setiap tahunnya pada tanggal 20 November sesuai dengan tanggal peresmian pendirian USU. Berikutnya pada tanggal 1 september 1958 Fakultas Pertanian diresmikan menjadi Fakultas Negeri dan langsung bernaung dibawah panji-panji Universitas Sumatera Utara. Pada tanggal 1 September 1959 dibuka pula Fakultas Ekonomi di Kutaraja sekarang Banda Aceh yang diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia. Sementara itu pada saat yang bersamaan di Medan dibuka juga Fakultas Teknik. Pada saat Universitas Sumatera Utara diresmikan menjadi Universitas Negeri yang ke-7, pimpinan dipegang oleh suatu Presidium dengan susunan sebagai berikut: Ketua Presidum : Soetan Kumala Pontas GUBSU Wakil Ketua : Prof. Dr. Maas Sekretaris : J. Arnold Simanjuntak Anggota : C. Marpaung Kepala Perwakilan Kementerian PP dan K Sumatera Utara, Prof. Mr. Ny. A. Abas Manopo, Prof. Dr. Achmad Sofian 21 Universitas Sumatera Utara terus membina dan mengembangkan dirinya dengan mendirikan Fakultas-Fakultas baru. Pada tanggal 19 oktober 1961 dibuka Fakultas Kedokteran Gigi dengan Surat Keputusan Menteri PTIP No. 0048SekPU dan dinegerikan pada tanggal 4 November 1961. Pada tahun 1961 . 21 Ibid. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. itu juga Fakultas Ekonomi yang berada di Banda Aceh memisahkan diri dan bergabung dengan Universitas Syahkuala. Sebagai tindak lanjut pada tahun itu juga Yayasan Universitas Sumatera Utara mendirikan Fakultas Ekonomi di Medan, yang kemudian dengan Surat Keputusan Menteri PTIP No. 341961 tanggal 24 November 1961 diresmikan menjadi Fakultas Negeri. Pada tahun 1964 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sumatera Utara, berdasarkan ketentuan Pemerintah, dipisahkan dari USU dan selanjutnya menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Medan. Kemudian Fakultas Sastra didirikan pada tahun 1964 dan diresmikan oleh Menteri PTIP dengan Surat Keputusan No. 1901965 tanggal 25 Agustus 1965, bersama- sama dengan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam kini menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 22 Berdirinya Fakultas Sastra Itu sendiri adalah karena adanya gagasan dari dua belas orang staf Pengajar Universitas Sumatera Utara dan IKIP Negeri Medan yakni: Almarhum. Prof. Mahadi, S.H., Almarhum. Prof. A. Hamid Hasan Lubis., Dr. Septy Ruzui., Almarhum. Drs. Chairuddin Rahman., Almarhum. Drs. Sabaruddin Ahmad., Drs. Danil Ahmad, DPFE., Almarhum. T. Mahmuddin., Almarhum. Drs Syahdan Manurung, DPFE., Dr. Rustam Amir Effendi, M.A., Drs. Abubakar., Almarhum. Drs. Burhanuddin Ch. Usman., Almarhum. Drs. Tasrir Ismail . Demikian pula pada tahun ajaran 19801981 dibuka pula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang untuk sementara dicangkokkan pada Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat. 23 22 Ibid.hlm. 3. 23 HttpwwwFSUSUac.id. . Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. Pada awalnya Fakultas Sastra hanya mempunyai satu jurusan yakni jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan jumlah Mahasiswa 45 orang 24 Pada tahun ini juga dibuka jurusan Etnomusikologi dan merupakan satu- satunya yang ada di Indonesia sampai tahun 1989. Jurusan ini banyak sekali mendapat perhatian dan bantuan terutama dari Ford Foundation Jakarta antara lain beasiswa dan staf pengajar serta bantuan tenaga konsultan . Pada tahun 1966 jurusan Sastra Inggris dibuka. Pada tahun 1968 dibuka jurusan Sejarah tetapi belum ada kegiatan karena mahasiswanya belum ada, dan baru pada tahun 1970 adalah tahun pertama menerima mahasiswa. Pada tahun 1972 Fakultas Sastra memperoleh tiga unit gedung permanen. Tahun 1979 dibuka jurusan Sastra Daerah untuk Sastra Melayu dan Sastra Daerah untuk Sastra Batak. 25 . Selanjutnya pada tahun 1980 dibuka Program Studi Sastra S1 Bahasa Arab, jurusan Antropologi, jurusan Ilmu Perpustakaan, dan beberapa Program Studi D3 seperti Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, dan Pariwisata. Namun pada tahun 1983 jurusan Ilmu Perpustakaan ditutup dan sebagai gantinya dibuka Program studi D3 Perpustakaan, sedangkan Jurusan Antropologi dipindahkan ke Fisip USU sesuai dengan SK Rektor USU No. 163PTO5SKO?86 tanggal 4 Mei 1986 26 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang didirikan pada tanggal 25 Agustus 1965, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 1901965 .

2.3 Aktivitas Perkuliahan Pada Awal Berdirinya Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

27 24 Ibid. 25 Ibid. 26 Ibid. 27 Prospektus Universitas Sumatera Utara, Loc.cit. . merupakan Fakultas yang ke-7 tujuh dalam Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. ruang lingkup Universitas Sumatera Utara. Perjalanan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara sendiri dimulai pada tahun 1964, dengan satu-satunya jurusan, yaitu Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang ditumpangkan di Fakultas Hukum dan Ilmu Kemasyarakatan Universitas Sumatera Utara 28 Kegiatan ataupun aktivitas perkuliahan pada awal berdirinya ialah dengan menggunakan gedung Fakultas Hukum dan Ilmu Kemasyarakatan Universitas Sumatera Utara, kemudian pada tahun 1966 Fakultas Sastra mendapat gedung sendiri di gedung kecil yang sekarang ditempati oleh UKM Unit Kegiatan Mahasiswa Suara USU dan Pramuka USU yang berada di Jalan Universitas Nomor 32 . Kemudian pada 1966 dibuka Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, dan pada tahun 1968 Jurusan Ilmu Sejarah dibuka, tetapi baru pada tahun 1970 memulai kegiatan perkuliahan. Ketiga jurusan inilah yang merupakan awal dari perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, yang kemudian sampai pada tahun 1990 berkembang menjadi tiga belas 13 Program Studi. 29 Setahun setelah itu Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara mendapat tambahan gedung untuk perkuliahan dengan menempati gedung eks Dinas Pekerjaan Umum di Jalan Prof. M.Yusuf, yang sekarang gedung tersebut berubah menjadi rumah tinggal yang ditempati oleh keluarga Drs. Bapak Abizar. Sementara itu kegiatan administarasi tetap dipusatkan di Jalan Universitas Nomor 32 . 30 28 Laporan Pidato Dekan, Loc.cit. 29 Ibid. 30 Wawancara dengan Drs. Abizar, staf pengajar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, pada tanggal 20 Mei 2009. . Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. Pada tahun 1967, kegiatan perkuliahan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dipindahkan ke Gedung Pancasila sekarang Pendopo USU , yang relatif lebih luas dan lebih dekat dari pusat kegiatan administrasi Fakultas. Pada waktu itu Perpustakaan Fakultas ditempatkan di bagian belakang gedung Jalan Universitas Nomor 22 sehingga kegiatan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara menempati tiga gedung pada tiga lokasi yang berbeda walaupun masih relative berdekatan 31 Baru pada tahun 1972 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara mendapatkan 3 unit gedung kuliah dan administrasi di Jalan Universitas Nomor 19, yang sekarang menjadi gedung A,B, dan K. Sejak saat itu kegiatan perkuliahan dan administrasi terpusat pada satu lokasi dan menempati gedung- gedung baru. Seterusnya Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara mengalami perkembangan infrastruktur yang pesat sampai dengan tahun 1990-an dengan dialihkannya eks gedung BAAK dan Perpustakaan Pusat Universitas Sumatera Utara yang sekarang menjadi Gedung D dan K . 32 Mengenai cara penyampaian perkuliahan sendiri pada saat itu ialah melalui ceramah dan diskusi-diskusi, kemudian materi yang telah disampaikan oleh staf pengajar diterapkan dalam bentuk kuis dan ada juga dengan model presentasi kelompok . 33 Keadaan tenagastaf pengajar yang ada di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara pada saat itu merupakan para staf pengajar yang berasal dari . Sementara itu kegiatan perkuliahan pada saat itu berlangsung pada pagi hari dan sore hari. 31 Laporan Pidato Dekan, Loc.cit. 32 Ibid. 33 Wawancara dengan Dra. Redita Lubis Staf Pengajar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, pada tanggal 6 Mei 2009. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Medan dan juga dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Yogyakarta. Hal ini disebabkan pada saat itu Fakultas Sastra hanya memiliki tiga staf pengajar tetap, mereka adalah: Drs. Daniel Ahmad, Drs. Chairuddin Rahman, dan Drs. Syahdan Manurung 34 . Sedangkan para staf pengajar yang berasal dari luar, mereka dikatakan sebagai Dosen luar biasa. Pada saat itu juga terdapat staf pengajar asing, mereka sangat professional dalam bekerja. Tenaga pengajar asing ini merupakan para staf di Konsulat Negara mereka masing-masing yang ada di Medan 35 Sampai dengan tahun 1978, Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara hanya memiliki 3 jurusan yaitu Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, dan Ilmu Sejarah. Saat itu minat mahasiswa untuk menuntut ilmu di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara belum belum begitu tinggi, hanya peminat Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris yang peminatnya cukup tinggi. Hal ini memang dikarenakan prospek Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris yang ketika menyelesaikan bangku kuliah dapat langsung mengajar les Bahasa Inggris. Sedangkan peminat Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia terbilang sedang, akan tetapi peminat Jurusan Ilmu Sejarah sangatlah minim . 36 Untuk mengatasi hal tersebut, pihak Fakultas mulai merangsang para peminat calon mahasiswa dengan memberikan beasiswa untuk mempromosikan Jurusan yang kurang peminatnya. Beasiswa yang diberikan yaitu dari Dinas PdK Pendidikan dan Kebudayaan dan Beasiswa Pelita. Sesuai dengan Surat . 34 Wawancara dengan Dra. Peraturen Sukapiring, staf pengajar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, pada tanggal 25 Mei 2009. 35 Wawancara dengan Drs J. Fachruddin Daulay, staf pengajar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, pada tanggal 20 Mei 2009. 36 Saprihadi, Perkembangan Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara tahun 1970-1990,Medan:1996. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. Keputusan PdK No.1992K1975, maka untuk Fakultas-Fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara ada dua Jurusan yang mahasiswanya berhak mendapatkan beasiswa, yaitu Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Jurusan Ilmu Sejarah 37 Mengenai sistem pendidikannya sendiri, pada saat itu tidak menggunakan sistem semester, sistem semester sendiri resmi digunakan pada tahun 1984. sebelumnya dikenal dengan istilah Sistem Tingkat . 38 Hal lain yang menyebabkan banyak mahasiswa yang lama menamatkan diri pada saat itu, banyak dari mereka yang terlibat dalam kegiatan di luar kampus seperti kegiatan berorganisasi, bekerja, dan lain-lain. Mereka sendiri pada umumnya menunjukan diri pada saat kegiatan perploncoan, sebuah catatan menarik dari kegiatan perploncoan pada saat itu ialah setiap calon mahasiswa mempunyai gelar atau panggilan masing-masing seperti nama binatang, nama bunga, dan lain-lain , mulai dari Tingkat I sampai dengan seterusnya. Waktu itu juga dikenal istilah Sarjana Muda, yang menarik ialah dengan sistem pendidikan yang berlaku pada saat itu banyak sekali mahasiswai yang lama menamatkan dari bangku kuliah. Hal ini juga didukung dengan tidak adanya peraturan Drop Out DO dari pihak Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara pada saat itu. 39 37 Ibid. 38 Wawancara dengan Drs.Abizar, staf pengajar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, pada tanggal 20 Mei 2009. 39 Wawancara dengan Dra. Redita Lubis, staf pengajar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, pada tanggal 6 Mei 2009. . Kegiatan perploncoan juga merupakan tempat mencari pacar antara mahasiswa lama dengan mahasiswa baru, melalui kegiatan perploncoan inilah keakraban dijalin. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara sampai pada tahun 1990-an telah melahirkan Sarjana-Sarjana dan Diploma-Diploma yang handal dalam berbagai disipilin ilmu, yang telah menyebar diseluruh penjuru Nusantara dalam berbagai profesi. Pada awalnya Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara menghasilkan tujuh orang alumni pertama, mereka antara lain secara berurutan dari yang pertama sampai yang ketujuh ialah: Bapak Ahmad Samin Siregar, Ibu Peraturen Sukapiring, Ibu Ani Krisna Siregar, Ibu Fatimah, Bapak Muhsin, Ibu Redita Lubis, dan Ibu Asti Siahaan, serta Bapak Zainal Abidin yang selanjutnya 40 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Dekan dan dibantu oleh tiga orang Pembantu Dekan yaitu Pembantu Dekan bidang Akademik, Pembantu Dekan bidang Administrasi dan Keuangan dan Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Tugas pokok Pimpinan Fakultas adalah memimpin pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pelayananan kepada masyarakat berdasarkan peraturan, kaidah, dan tolak ukur penyelenggaraan kegiatan akademik Universitas serta menyusun rencana strategis Fakultas berdasarkan rencana strategis Universitas . 41 40 Wawancara dengan Dra. Redita Lubis, staf pengajar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, pada tanggal 6 Mei 2009. 41 Portofolio Institusi Program Studi Sastra Arab, Departemen Pendidikan Nasional Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, 2008. hlm. 8. . Fakultas Sastra sendiri dari awal berdiri sampai dengan tahun 1990 telah mengalami delapan kali pergantian Pimpinan Fakultas, Pimpinan Fakultas pertama adalah Dr. Septi Ruzui sebagai Dekan, Dr. Rustam Amir Effendi sebagai Pembantu Dekan I, Drs. Burhanuddin ch. Usman sebagai Pembantu Dekan II, dan Drs. Abdul Hamid Lubis sebagai Pembantu Dekan III. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. BAB III PERKEMBANGAN FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.1 Program Studi yang Dikelola Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Dari tahun 1970 sampai dengan 1990, Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara telah mengelola dua belas 12 Program Studi. Berikut adalah ke- 12 duabelas Program Studi yang dikelola oleh Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

1. Bahasa dan Sastra Indonesia Profil

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia semula merupakan bagian dari Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Sumatera Utara 1964. Sejak tanggal 25 Agustus 1965, Program Studi ini kemudian dipindahkan ke Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Visi dan Misi Visi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia akan mempunyai reputasi yang terkenal di Sumatera Utara dalam pengembangan di bidang bahasa dan sastra Indonesia karena mampu menghasilkan sarjana yang bermutu tinggi melalui kegiatan-kegiatan Tridharma perguruan tinggi dengan selalu mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa serta menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Misi Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. Pelopor dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang bahasa dan sastra Indonesia melalui kegiatan penelitian untuk menghasilkan sumber daya manusia mandiri yang bermutu tinggi, berkemampuan menerapkan, menemukan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai dengan konsep-konsep ilmiah 42 Keadaan Jumlah Mahasiswa Baru dan Lulusan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 1970-1990 . Tabel 3.1.1 43 Tahun . Jumlah Mahasiswa Baru Jumlah Alumnilulusan 1970 - - 1971 - - 1972 - - 1973 - - 1974 - - 1975 - - 1976 - 1 1977 - - 1978 - 1 1979 - 1 1980 - 1 1981 - 13 1982 - 18 1983 42 33 1984 29 22 1985 30 18 1986 30 26 1987 33 29 1988 36 28 1989 32 24 1990 39 31

2. Bahasa dan Sastra Inggris Profil

42 Prospektus Universitas Sumatera Utara,Op.cit, hlm. 113. 43 Dokumen Bagian Administrasi Akademik Kemahasiswaan, Biro Rektor Universitas Sumatera Utara Sub Registrasi dan Statistik, dan Dokumen Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara berdiri pada tahun 1965. Kurikulum Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris merujuk pada keputusan Mendiknas, sedangkan kurikulum dengan muatan local sudah direvisi dan disusun berdasarkan kebutuhan yang ada pada saat ini. Visi dan Misi Jurusan Sastra Inggris mempunyai suatu komitmen yang kuat untuk menghasilkan para lulusan yang berkualitas dalam bahasa Inggris terlebih lagi dalam menghadapi era kesejagatan global. Bersaing dengan para lulusan dari jurusan sejenis di luar Universitas Sumatera Utara. Jurusan ini memiliki dua program studi yaitu bahasa linguistics dan sastra literature. Untuk memperlancar proses belajar 44 Keadaan Jumlah Mahasiswa Baru dan Lulusan Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris Tahun 1970-1990 . Tabel 3.1.2 45 Tahun . Jumlah Mahasiswa Baru Jumlah Alumnilulusan 1970 - 5 1971 - 4 1972 - 2 1973 - 6 1974 - 5 1975 - 17 1976 - 24 1977 - 37 1978 - 22 1979 - 26 1980 - 36 44 Prospektus Universitas Sumatera Utara, Op.cit, hlm. 114. 45 Dokumen Bagian Administrasi Akademik Kemahasiswaan, Biro Rektor Universitas Sumatera Utara Sub Registrasi dan Statistik, dan Dokumen Dra. Redita Lubis. Gardner Patar M. : Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 1970-1990, 2009. 1981 - 26 1982 28 1983 49 32 1984 30 24 1985 26 20 1986 32 27 1987 33 28 1988 50 40 1989 34 28 1990 36 30

3. Ilmu Sejarah