Mulai Mendefenisikan
masalah Pembobotan Alternatif
tiap kriteria Pembobotan kriteria
Normalisasi
Perankingan
Selesai
Gambar 2.5. Flowchart Metode SAW
2.3.2 Kelebihan Metode Simple Additive Weighting SAW
Kelebihan dari model Simple Additive Weighting SAW dibandingkan dengan model pengambilan keputusan yang lain terletak pada kemampuannya untuk melakukan
penilaian secara lebih tepat karena di dasarkan pada nilai kriteria dan bobot preferensi yang sudah ditentukan, selain itu SAW juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari
sejumlah alternatif yang ada karena adanya proses perankingan setelah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut
.
2.4 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian sistem pendukung keputusan yang relevan dengan penelitian yang diangkat dalam karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Nur Rochmah Dyah P.A 2009, mengembangkan Sistem Pendukung
Keputusan Perencanaan Strategis Kinerja Instansi Pemerintah menggunakan Metode AHP Studi kasus di DEPERINDAG. Penentuan perencanaan-
perencanaan pada DEPENRINDAG masih menggunakan sistem manual yang dilakukan oleh pihak pimpinan, sehingga menghambat kinerja instansi tersebut
dalam menentukan keputusan mengenai keputusan-keputusan perencanaan strategis. Perencanaan strategis yang ditentukan oleh pimpinan dipengaruhi
oleh faktor internal dan juga eksternal. Keputusan yang dibahas tidak terlepas dari analisis faktor internal dan eksternal yang meliputi faktor-faktor SWOT
yaitu Strength kekuatan, Weakness Kelemahan, Oportunity Peluang dan Threat Hambatan. Sebab suatu pengambil keputusan yang baik akan sangat
menentukan kualitas serta kredibilitas suatu informasi. Dari penelitian ini dihasilkan aplikasi sistem Pendukung Keputusan Perencanaan strategic kinerja
Instansi Pemerintah berdasar pada pengukuran pencapaian sasaran skala prioritas dapat membantu bagian perencanaan strategis dalam instansi tersebut
untuk menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam perencanaan strategis. Hasil perhitungan menggunakan metode AHP diperoleh skala prioritas strategi
yaitu memanfaatkan anggaran dan belum adanya lembaga stadarisasi nasional sebagai ranking pertama sehingga dari hasil ini dapat dilakukan perencanaan
strategis yang lebih baik lagi.
2. Youllia Indrawaty,dkk 2011, dalam penelitiannya yangmenggunakan Metode
SAW, dalampenentuan sertifikasi guru. Proses sertifikasi guru menggunakan metode SAW dilakukan dengan cara menyeleksi guru berdasarkan kinerja
portofolio serta dilakukan perankingan untuk mengetahui nilai tertinggi sampai terendah untuk mengetahui yang berhak menerima sertifikasi guru berdasarkan
kuota yang ada. Metode yang dipakai sebelumnya adalah dengan mengumpulkan portofolio peserta sertifikasi guru dengan penilaian
berdasarkan rubrik penilaian dan apabila banyak orang yang mendaftar menjadi peserta portofolio bisa di bayangkan dokumen dan bukti fisik yang
terkumpul didalam sepuluh komponen portofolio tersebut dinilai oleh petugas sertifikasi dari dinas pendidikan. Dalam penelitian ini hanya terdapat 10
kriteria sebagai pertimbangan keputusan sertifikasi guru dan 2 guru yang
Universitas Sumatera Utara
mengikuti sertifikasi guru yaitu ana dan bana. Setelah melakukan proses perhitungan menggunakan metode SAW, hasil yang didapat adalah guru bana
yang akan mendapatkan sertifikasi guru berdasarkan 1 kuota yang ada.
3. Fajar Nugraha,dkk 2012, dalam penelitiannya yang menggunakan metode
Simple Additive Weighting SAW, dalam pengadaan aset melalui lelang baik yang dilakukan secara konvensional membutuhkan suatu pendukung
keputusan dalam memilih pemenang tender. Sistem pendukung keputusan yang masih berjalan selama ini sebatas mencatat peserta lelang dan berkas-
berkas yang dipersyarakatkan sehingga pengambil keputusan masih harus bekerja dalam memilih dan menentukan pemenang. Oleh karena sistem yang
berjalan masih demikian sehingga cara tersebut masih sering menimbulkan permasalahan seperti munculnya sanggahan dari peserta lelang yang tidak puas
dengan hasil keputusan pemenang lelang. Dan karena banyaknya peserta yang mengikuti sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk mengavaluasi seluruh
dokumen yang dipersyaratkan dan dokumen penawaran. Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh fajar nugraha,dkk adalah untuk membangun
sebuah Sistem Pendukung Keputusan dengan menerapkan Metode Simple Additive Weigthing SAW yang berfungsi sebagai alat bantu bagi institusi
perguruan tinggi dalam pengambilan keputusan pada proses manajemen aset. Dari proses perhitungan menggunakan Metode SAW, Nilai terbesar diperoleh
pada V1nilai preferensi = 2.873 sehingga alternatif A1Peserta Lelang1 adalah rekomendasi alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini penulis akanmembahas tentang analisis dan perancangan sistem dalam menentukan operator seluler terbaik menggunakan Metode Analytic Hierarchy
ProcessAHPdan Metode Simple Additive Weighting SAW. 3.1.
Analisis Masalah
Dalam membangun sebuah sistem diperlukan analisis terhadap sistem yang akan di
bangun. Analisis yang dibutuhkan dalam merancang sebuah sistem dapat menggunakan Fishbone DiagramIshikawa Diagram
Pada Gambar 3.1. terdapat sebuah diagram Ishikawa yang digunakan untuk menganalisis masalah. Pada bagian kepala sebelah kanan menerangkan
permasalahan yang ada, sementara pada bagian tulang sebelah kiri menerangkan penyebab masalah.
Belum ada Sistem untuk membantu
dalam pengambilan keputusan untuk
pemilihan operator seluler terbaik
MAN
MACHINE MATERIAL
METHOD
Belum ada metode dalam
menentukan keputusan
Banyak operator seluler
Banyaknya tawaran terhadap fitur-fitur
operator Mahasiswa butuh waktu
lama untuk mengambil sebuah keputusan
Belum ada sistem untuk membantu pengambilan
keputusan
Gambar 3.1. Diagram Ishikawa Untuk Analisis Masalah
Universitas Sumatera Utara
3.2. Analisis Kebutuhan Sistem