penambahan sawah irigasi setiap tahunnya akan menyebabkan alih fungsi seluas 1,091 ha.
Pengaruh Luas Sawah Non Irigasi X
2
Terhadap Alih Fungsi Lahan Y
Berdasarkan hasil estimasi, koefisien luas sawah irigasi bertanda positif dan memiliki nilai signifikansi 0,014 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah luas
sawah non irigasi berpengaruh positif dan nyata terhadap alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Langkat. Tanda positif berarti semakin luas sawah non irigasi, maka
alih fungsi lahan juga semakin besar. Nilai 0,725 menunjukkan bahwa setiap ha penambahan sawah non irigasi setiap tahunnya akan menyebabkan alih fungsi
seluas 0,725 ha.
Pengaruh Jumlah Sarana Pendidikan X
3
Terhadap Alih Fungsi Lahan Y
Berdasarkan hasil estimasi, koefisien jumlah sarana pendidikan bertanda positif dan memiliki nilai signifikansi 0,020 0,05. Hal ini menunjukkan jumlah sarana
pendidikan berpengaruh positif dan nyata terhadap alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Langkat. Tanda positif berarti semakin banyak jumlah sarana
pendidikan, maka alih fungsi lahan juga semakin besar. Nilai 66,768 menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 unit sarana pendidikan setiap tahunnya,
maka alih fungsi lahan yang terjadi sebesar 66,768 ha.
5.2.2 Alih Fungsi Lahan Sawah di Tingkat Petani
Sebagian besar petani melakukan alih fungsi secara sukarela. Petani merasa sudah tidak bisa melakukan kegiatan pertanian sawah lagi sehingga mengganti
penggunaan lahan sawah menjadi komoditi lainnya yang tidak terlalu melelahkan
Universitas Sumatera Utara
yaitu perkebunan. Proses alih fungsi lahan sawah ini masih terjadi pada lahan produktif, berbeda dengan 43 responden yang melakukan alih fungsi karena
terpaksa. Produktivitas lahan yang mulai menurun bahkan gagal panen menjadi alasan utama petani melakukan alih fungsi terhadap sawah mereka. Lingkungan
sekitar persawahan yang telah menjadi lingkungan perkebunan sawit juga memaksa petani padi sawah untuk mengalihfungsikan lahannya menjadi
perkebunan sawit. Hal ini dikarenakan menurunnya volume air yang mengalir menuju persawahan dan serangan hama dari lingkungan perkebunan. Adapun
proses alih fungsi lahan sawah oleh petani responden dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Proses Alih Fungsi Lahan Oleh Petani di Desa Suka Maju
Proses Responden
Persentase Sukarela
17 56,67
Terpaksa 13
43,33 Jumlah
30 100,00
Sumber: Data Primer diolah
Menurut luas sawah yang dimiliki, petani melakukan alih fungsi lahan sawahnya pada sebagian sampai keseluruhan. Luas sawah yang mengalami alih fungsi seluas
0,04-0,25 ha. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Luas Sawah yang Mengalami Alih Fungsi di Desa Suka Maju
Luas Sawah ha Persentase
1 70,00
≥ 1 30,00
Jumlah 100
Sumber: Data Primer diolah
Adapun luas sawah yang dialihfungsikan diatas adalah berasal dari petani yang memiliki luas lahan berkisar dari 0,04-4 ha. Pada Tabel 14. dapat dilihat bahwa
Universitas Sumatera Utara
semakin luas sawah yang dimiliki petani, kemungkinan alih fungsi yang dilakukan semakin besar.
Tabel 14. Luas Sawah yang dimiliki Petani Sebelum Melakukan Alih Fungsi
Luas Sawah ha Persentase
1 23,00
≥ 1 77,00
Jumlah 100
Sumber: Data Primer diolah
Alih fungsi lahan sawah yang terjadi di pedesaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor tingkat wilayah, namun juga dipengaruhi oleh faktor tingkat petani. Faktor-
faktor yang diduga mempengaruhi alih fungsi lahan sawah di tingkat petani adalah luas sawah, usia kepala keluarga dan jumlah tanggungan. Hasil estimasi faktor-
faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan sawah di tingkat petani dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Padi Sawah di Tingkat Petani
Variabel Koefisien
t-hitung Sig
VIF Intersep
0,077 0,320
0,748 Luas Sawah X1
0,394 8,132
0,000 1,043
Usia X2 0,006
1,081 0,290
1,123 Jumlah Tanggungan X3
-0,081 -1,399
0,192 1,117
R-Squared 74,60
F-hitung 25,473
Adj -R-Squared
71,70 Sig
0,000 Durbin Watson
2,244 Sumber: Analisis Data Primer
Keterangan: nyata pada α = 5
1. Uji Koefisien Determinasi R-squared Dari hasil pengolahan data pada Tabel 11. diperoleh koefisien determinasi R -
Squa red sebesar 74,70. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu luas
Universitas Sumatera Utara
sawah X
1
, usia kepala keluarga X
2
dan jumlah tanggungan X
3
dapat menerangkan keragaman variabel terikat yaitu alih fungsi lahan padi sawah Y
sebesar 74,70, sedangkan sisanya yaitu 25,30 diterangkan oleh variabel lainnya diluar model.
2. Uji F F-hitung yang diperoleh yaitu 0,000 0,05. Artinya semua variabel bebas yang
dimasukkan ke dalam model yaitu luas sawah X
1
, usia kepala keluarga X
2
dan jumlah tanggungan X
3
secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel terikat yaitu alih fungsi lahan padi sawah Y.
3. Uji t Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 14. dapat dilihat bahwa variabel
bebas yang secara nyata mempengaruhi alih fungsi lahan sawah Y adalah luas sawah X
1
. Sedangkan variabel usia kepala keluarga X
2
dan jumlah tanggungan X
3
tidak berpengaruh nyata terhadap alih fungsi lahan sawah Y.
Namun, agar diperoleh model regresi linear berganda yang baik, maka model harus memenuhi kriteria BLUE Best Linear Unbiased Estimator . BLUE dapat
dicapai bila memenuhi asumsi klasik. a.
Uji Normalitas Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS, diperoleh nilai
signifikansi 0,351 0,05 sehingga disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal Lampiran 12.. Grafik dan histogram yang menunjukkan residual
berdistribusi normal dapat dilihat pada gambar dibawah.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Gambar 8. Grafik Uji Normalitas dan Histogram Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Padi Sawah di Tingkat Petani
b. Uji Autokorelasi Pada Tabel 14. diperoleh nilai statistik Durbin Watson sebesar 2,258 yang
membuktikan bahwa autokorelasi tidak terjadi karena nilai tersebut berada pada kisaran 0 sampai 4.
c. Uji Multikolinearitas Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan pada Tabel 14. dapat dilihat
bahwa VIF variabel luas sawah X
1
, usia kepala keluarga X
2
dan jumlah tanggungan X
3
berada dibawah 10. Hal ini membuktikan bahwa di dalam model tidak terjadi multikolinearitas yang serius.
d. Uji Heteroskedastisitas Pada Lampiran 13. dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, baik
diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola apapun.
Hal ini
membuktikan bahwa
dalam model
tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Model hasil estimasi regresi faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan luas lahan padi sawah di tingkat petani adalah:
Y = 0,077 + 0,394 X
1
+ 0,006 X
2
– 0,081 X
3
+ ɛ
Dimana: Y
= Penurunan Luas Sawah Akibat Alih Fungsi yang dilakukan ha X
1
= Luas Sawah Sebelum Melakukan Alih Fungsi ha X
2
= Usia Kepala Keluarga Saat Melakukan Alih Fungsi Tahun
Universitas Sumatera Utara
X
3
= Jumlah Tanggungan Keluarga Saat Melakukan Alih Fungsi Jiwa Nilai 0,077 merupakan titik potong garis regresi dengan sumbu tegak Y.
Pengaruh Luas Sawah X
1
Terhadap Alih Fungsi Lahan Y
Berdasarkan hasil estimasi, koefisien luas sawah bertanda positif dan memiliki nilai signifikansi 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa luas sawah
berpengaruh positif dan nyata terhadap alih fungsi lahan sawah di tingkat petani. Tanda positif berarti semakin luas sawah yang dimiliki petani, maka semakin
besar pula alih fungsi yang dilakukan. Nilai 0,394 menunjukkan bahwa setia p petani yang memiliki sawah seluas 1 ha, maka besar alih fungsi yang dilakukan
adalah seluas 0,394 ha.
Alih fungsi yang dilakukan petani padi sawah di Desa Suka Maju rata-rata sebesar 50 dari luas sawah yang dimilikinya. Adapun jenis sawah yang dialihfungsikan
petani didominasi oleh sawah pasang surut yang terkadang berdebit air lebih dikarenakan banjir. Produksi padi sawah pasang surut banyak terkendala oleh
hama keong mas yang sulit dibasmi oleh petani. Sedangkan jenis sawah tadah hujan juga ikut dialihfungsikan petani karena Kecamatan Tanjung Pura yang
beriklim tropis dan bercurah hujan kecil sehingga tidak dapat mengairi padi dengan baik sehingga kualitas produksi yang dihasilkan kurang baik bahkan
gagal.
Pengaruh Usia Kepala Keluarga X
2
Terhadap Alih Fungsi Lahan Y
Variabel usia kepala keluarga bertanda positif dengan nilai signifikansi sebesar 0,290 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa usia kepala keluarga berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
positif terhadap alih fungsi sawah di tingkat petani, namun tidak nyata. Tanda positif berarti semakin besar usia kepala keluarga, maka alih fungsi yang
dilakukan juga semakin besar. Nilai 0,006 menunjukkan bahwa setiap tahun penambahan usia petani akan terjadi alih fungsi lahan sebesar 0,006 ha.
Salah satu alasan petani untuk melakukan alih fungsi lahan padi sawahnya menjadi komoditi kelapa dan kelapa sawit adalah dikarenakan usia yang mulai
renta. Namun usia tersebut tidak berarti menghentikan mereka untuk bertani. Petani yang bertani sawah sejak usia 15 tahun memiliki rasa takut jika tidak
berproduksi padi. Walaupun lahan sawah yang dialihfungsikan menjadi komoditi lain cukup besar, petani akan tetap menyisakan lahan sawahnya untuk ditanami
padi. Ataupun jika lahan sawah tidak memungkinkan lagi untuk ditanami, petani memilih menggarap lahan sawah milik orang lain untuk memenuhi kebutuhan
beras keluarga. Sehingga kejerihan dalam bertani sawah dapat dikurangi dengan memperkecil luas sawah, sementara pendapatan dari komoditi lainnya juga dapat
dihasilkan. Hal ini sesuai dengan Adiratma 2004 yang mengungkapkan bahwa menyusutnya luas baku sawah telah berdampak menurunnya kebutuhan tenaga
kerja di sawah. Akan tetapi, dengan mengecilnya satuan luas usaha tani, para petani justru mengurangi produktivitas kerja mereka.
Pengaruh Jumlah Tanggungan X
2
Terhadap Alih Fungsi Lahan Y
Variabel jumlah tanggungan keluarga bertanda negatif dengan nilai signifikansi sebesar 0,192 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga
berpengaruh negatif terhadap alih fungsi sawah di tingkat petani, namun tidak nyata. Tanda negatif berarti semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, maka
Universitas Sumatera Utara
alih fungsi yang dilakukan juga semakin kecil. Nilai 0,081 menunjukkan bahwa satu jiwa dalam tanggungan keluarga akan menurunkan alih fungsi lahan sebesar
0,081 ha.
Banyaknya tanggungan keluarga menunjukkan besarnya kebutuhan beras keluarga. Petani yang memiliki banyak tanggungan memiliki rasa takut jika tidak
berproduksi padi karena keluarga petani cenderung tidak membeli beras. Besarnya produksi padi tergantung dari luas lahan yang ditanam. Jadi, petani merasa sayang
untuk melakukan alih fungsi pada lahannya mengingat besarnya kebutuhan beras keluarga yang harus ditanggungnya. Hal ini sesuai dengan Puspasari 2012 yang
menatakan bahwa bagi petani, lahan merupakan sumber memproduksi makanan dan keberlangsungan hidup.
5.3 Pengaruh Alih Fungsi Lahan Sawah Terhadap Pendapatan Petani