Ga m ba r 3 . Pe n de k a t a n u n t u k M e n gu r a n gi Ke t e r la m ba t a n W a k t u pa da
STEM I
Solution Problem
Patients’ delay:
time between onset of symptoms emergency call
Patient education
Paramedics organisation
HospitalPractice Organization
Transport delay:
time between emergency call patient contact
Treatment delay:
door-to-needle time first medical contact to needle
door-to-balloon time first medical contact to balloon
C. TERAPI AJUV AN
Yang dimaksud dengan terapi ajuvan di sini adalah pemberian obat-obatan yang berhubungan dengan tindakan IKP yang akan dikerjakan terhadap
pasien. Ini dimaksudkan untuk memberikan keamanan selama tindakan dan meningkatkan hasil akhir akibat tindakan IKP. Pemberian rutin
bolus nitrogliserin NTG intrakoroner dianjurkan untuk menghindari vasospasme
sehingga dapat menilai besarnya pembuluh darah yang sebenarnya dan menghindari reaksi vasospastik selama prosedur. Pemberian bolus dapat
diulangi selama dan pada akhir tindakan, tergantung pada tekanan darah penderita. Pada kasus yang lebih jarang di mana proses spasme resisten
terhadap NTG maka diberikan verapamil intrakoroner. Pada keadaan
no slow r eflow dapat dilakukan pemberian intrakoroner
verapamil dan adenosin. Pemberian nit r opr usside
juga merupakan cara yang efektif dan aman bila timbul pengurangan aliran darah koroner atau
timbulnya no- r eflow
sehubungan tindakan IKP.
12
Harris Hasan: Intervensi Koroner Perkutan Pada penyakit Jantung koroner Dan Permasalahannya , 2007
Asa m Ase t ilsa lisila t ASA
Sejak permulaan perkembangan kardiologi intervensi obat-obat anti platelet merupakan obat ajuvan yang sangat penting karena trauma yang
diakibatkan oleh tindakan IKP terhadap endotel dapat menyebabkan aktivasi platelet. Pada penelitian
Ant it hr om bot ic Tr ialist Collabor at ion Met a analysis
disimpulkan pemberian asam asetilsalisilat dapat mengurangi sebesar 22 angka kematian, infark miokard atau stroke pada seluruh
pasien yang mempunyai risiko tinggi dibandingkan dengan plasebo. Pada penelitian M. Heart II kejadian infark miokard berkurang dari 5,7 menjadi
1,2 bila diberikan ASA. Saat ini ASA tetap mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengurangi komplikasi iskemik sehubungan dengan
IKP. Begitu juga terhadap pasien NSTEMI dan STEMI baik akan dilakukan IKP atau tidak.
Pasien yang dikenal alergi terhadap ASA resistensi asam salisilat obat ini tidak diberikan. Untuk penggunaan yang kronik, dosis ASA adalah 100 mg
per hari dan diberikan seumur hidup bila tidak ada kontraindikasi.
Tik lopidin da n Klopidogr e l
Tiklopidin dan Klopidogrel merupakan antiplatelet yang kuat. Bukti-bukti menunjukkan pemberian keduanya dapat mengurangi kejadian akut dan
sub-akut st ent
trombosis setelah tindakan IKP. Kombinasi tiklopidin atau klopidogrel dan ASA lebih baik dibandingkan ASA sendiri atau ASA ditambah
antikoagulan oral penelitian MilanTokyo, ISAR, STARS, FANTASTIC, dan MATTIS. Sesuai dengan penelitian randomisasi terkontrol CLASSICS,
TOPPS, Bad Krozingen dan beberapa register dan metaanalisis lain menunjukkan bahwa sama efektifnya antara klopidogrel dan tiklopidin.
Dibandingkan dengan tiklopidin maka klopidogrel mempunyai efek samping lebih sedikit dan lebih baik ditoleransi oleh pasien.
Pada masa sekarang karena sebagian besar tindakan IKP dengan implantasi st ent
maka terhadap setiap pasien yang direncanakan IKP terlebih dahulu diberikan klopidogrel. Untuk menjamin terdapatnya aktivitas antiplatelet
penuh maka klopidogrel harus diberikan 6 jam sebelum tindakan dengan dosis
loading 300 mg 4 tablet. Idealnya diberikan satu hari sebelum IKP
dilakukan Penelitian CREDO dan TARGET. Jika hal di atas tidak memungkinkan maka dosis
loading 600 mg klopidogrel 8 tablet harus
diberikan 2 jam sebelum IKP Penelitian ARMYDA-2. Rekomendasi lamanya pemberian klopidogrel setelah implantasi drug-eluting
st ent DES adalah 6-
12 bulan. Sedangkan Bar e Met al
St ent BMS-
st ent tanpa obat adalah 4-6
minggu. Ini semuanya bertujuan untuk mencegah st ent
trombosis.
13
Harris Hasan: Intervensi Koroner Perkutan Pada penyakit Jantung koroner Dan Permasalahannya , 2007
H e pa r in
Heparin mudah dikontrol karena efeknya dapat segera dihilangkan dengan pemberian protamin. Obat ini sangat bermanfaat pada pasien STEMI dan
non-STEMI. Saat ini juga dapat digunakan Enoxaparin Heparin berat molekul rendah karena tidak diperlukan pengawasan hemostasis
penelitian SYNERGY. Saat ini sedang dicoba pemberian bivalirudin penelitian REPLACE-2, ACUITY pada pasien IKP.
GP I I b I I I a I n h ibit or
Pengobatan antiplatelet sebelum intervensi koroner perkutan primer IKP primer pada pasien dengan risiko tinggi harus terdiri dari 3 regimen yakni
aspirin, klopidogrel, dan GP IIbIIIa inhibitor abciximab. Pemberian abciximab diteruskan selama 12 jam setelah IKP primer.
Banyak data menunjukkan inhibisi GP IIbIIIa pada pasien dengan STEMI didapat dari penelitian abciximab. 5 penelitian randomisasi menunjukkan
bahwa abciximab dapat mengurangi angka kematian, revaskularisasi ulang dan kejadian serangan jantung dalam 6 bulan ke depan. Akan tetapi perlu
diingat pemberian 3 antiplatelet di atas mengandung risiko perdarahan yang lebih besar, apalagi bila pasien terpaksa harus menjalani operasi
pintas koroner segera Em er gency
CABG.
D . STEN T BERSALU T OBAT D RUGS ELUTI N G STEN T- D ES
St ent bersalut obat
dr ugs elut ing st ent merupakan salah satu hal yang
sangat penting dalam perkembangan kardiologi intervensi, karena DES dapat mengurangi angka restenosis. Tetapi DES ini lebih mahal daripada
st ent biasa sehingga penggunaannya di negara berkembang masih
terbatas. Saat ini harga DES empat kali lebih mahal dari st ent
biasa.
31,32
Dr ug elut ing st ent s menjadi fokus perhatian pada IKP sejak penelitian
RAVEL pertama sekali dilaporkan pada kongres Kardiologi Eropa September 2001. Beragam cara pelepasan obat dari berbagai bahan
plat for m st ent dengan atau tanpa polimer yang dikandungnya giat dipelajari saat ini.
Berbagai penelitian untuk menilai efek anti proliferasi dan anti inflamasi dari sirolismus, paclitaxel tacrolimus, everolimus, ABT-578, biolismus, dan obat-
obat lain seperti dexamethasone, 17-betaestradiol, batimastat, actinomycin D. methotrexat, angiopeptin, tyrosinkinase inhibitors, vincristin, mitomycin,
cyclosporin. Hasil-hasil dari penelitian menunjukkan obat-obat anti proliferasi di atas tidaklah sama menunjukkan efek dalam mencegah
restenosis. Endpoint
primer dari penelitian-penelitian randomisasi DES
14
Harris Hasan: Intervensi Koroner Perkutan Pada penyakit Jantung koroner Dan Permasalahannya , 2007
adalah hasil angiografi lat e lum en loss- LLL
atau klinis t ar get v essel
r evaskular izat ion -TVR. Untuk pasien perjalanan klinis pasien lebih penting
dari kedua parameter tersebut di atas. Sampai sebegitu jauh hanya 4 penelitian besar yang digunakan sebagai
rujukan yakni DELIVER-1, TAXUS-IV, SIRIUS, dan TAXUS-VI. Hasil pertama yang membandingkan
cypher dan
t axus st ent
TAXI- t r ial
mengkonfirmasi ke-2 st ent
tersebut dapat digunakan dalam praktik klinis. Meskipun impian ”no restenosis” adalah di luar kenyataan akan tetapi DES
menghasilkan angka satu digit untuk hasil angiografi dan restenosis klinis pada 9 bulan.
Pada penelitian Taxus-VI, TLR secara bermakna menurun pada pembuluh darah kecil 2,5 mm dari 29,7 menjadi 5,0. Pada penelitian
RESEARCH dengan
st ent cypher 2,25 mm angka restenosis adalah 10,7. Diabetes
melitus merupakan faktor risiko terjadinya restenosis setelah implantasi st ent
. Pada penelitian SIRIUS dan TAXUS-IV DES dapat mengurangi angka
restenosis pada diabetes. Meskipun hasil penelitian SIRIUS sangat menggembirakan, akan tetapi intervensi berulang pada pasien diabetes
lebih tinggi dibandingkan pasien non-diabetes, terutama pada pasien yang menggunakan insulin dan lesi panjang.
33
St e n t Tr om bosis da r i D ES
St ent trombosis tidak ditemukan sebagai problem yang mengkhawatirkan
dalam penelitian randomisasi bila pemberian klopidogrel dan aspirin untuk periode yang berbeda yakni 2 bulan E-SIRIUS, 3 bulan SIRIUS, dan 6
bulan pada seri TAXUS. Angka
st ent Trombosis pada DELIVER-1 setelah 1 tahun adalah 0,4 pada
kedua kelompok. Pada penelitian SIRIUS setelah 9 bulan adalah 0,4 pada kelompok DES dan 0,8 pada kelompok kontrol. Pada E-SIRIUS 2 kasus
sub-akut sten trombosis 1,1 pada kelompok sirolismus. Secara teoretis penyembuhan sempurna dari DES terjadi dalam 2 tahun. Pada pasien-
pasien di mana ada rencana operasi nonjantung maka pemberian jangka panjang klopidogrel kurang disukai dan sebaiknya diberikan
bar e m et al st ent
st ent biasa.
34,35
15
Harris Hasan: Intervensi Koroner Perkutan Pada penyakit Jantung koroner Dan Permasalahannya , 2007
I n dik a si D ES
Ada 2 alternatif untuk menentukan rekomendasi penggunaan DES yakni: pertama, didasarkan pada kalkulasi biaya dan yang kedua adalah sesuai
kriteria inklusi dan eksklusi dari penelitian besar. Sesuai dengan level evidence
hanya cypher dan taxus yang direkomendasikan pada level I B sesuai dengan penelitian SIRIUS, TAXUS IV, dan TAXUS VI.
36,37
Rekomendasi Institut UK NHS NISE untuk penggunaan DES adalah
penggunaan cypher sirolismus-eluting atau taxus paclitaxel-eluting st ent
pada penyakit jantung koroner simtomatis bila target arteri diameternya lebih kecil 3 mm dan panjangnya lesi lebih dari 15 mm. Keadaan-keadaan
di mana dijumpai peningkatan risiko terjadinya restenosis sehingga dibutuhkan penggunaan DES, yakni:
38,39,40
- sm all v essel
pembuluh darah kecil -
chr onic t ot al occlusions oklusi total kronik
- bifur cat ional
percabangan -
ost ial lesion lesi pangkal
- by pass st enosis
penyumbatan pembuluh by pass -
insulin dependent diabet es m elit us DM tipe 1
- m ult ivessel disease
pembuluh darah banyak terlibat -
unpr ot ect ed left m ain st enosis oklusi cabang utama kiri
- inst ent r est enosis
oklusi pada tempat st ent
Dokter dan pasien harus selalu diingatkan bahwa klopidogrel tidak boleh dihentikan terlalu cepat bahkan untuk prosedur minor seperti perawatan
gigi.
E. I N TRAV ASCULAR ULTRASOUN D I V US