METODOLOGI 1 Bentuk, Populasi, dan Sampel Penelitian
Amin dan Bobby Irwansyah, Hubungan Tingkat Ekonomi terhadap...
27 Dalam hal ini penulis membuat
kerangka konseptual yang menyatakan adanya pengaruh hubungan antara tingkat ekonomi
terhadap partisipasi politik masyarakat yang digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1: HubunganPengaruh Tingkat Ekonomi terhadap Partisipasi Politik Masyarakat
Partisipasi Politik Masyarakat Y
Tingkat Ekonomi X
xy
r
Kemudian dari kerangka konseptual tersebut dirumuskanlah hipotesis penelitian ini sebagai
berikut: Ada hubungan yang signifikan antara tingkat ekonomi terhadap partisipasi politik
masyarakat.
Namun untuk keperluan pengujian hipotesis dibutuhkan dua alternatif hipotesis
untuk dirumuskan. Maka untuk memenuhi syarat pengujian tersebut penulis
merumuskannya sebagai berikut: Secara statistik dinyatakan sebagai berikut:
Ho :
μ
= 0 Tidak ada hubungan tingkat
ekonomi terhadap partisipasi politik masyarakat
Ha : μ
≠
0 Ada hubungan
tingkat ekonomi terhadap partisipasi
politik masyarakat
5. METODOLOGI 5.1 Bentuk, Populasi, dan Sampel Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah analisa kuantitatif, dengan format
penelitian eksplanasi yaitu penelitian yang ingin melihat hubungan atau korelasi di antara
dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat Bungin, 2001: 51. Sebagai variabel
bebas adalah tingkat ekonomi dan variabel terikat adalah partisipasi politik yang
kemudian diuji melalui statistik.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga masyarakat etnis Tionghoa pada
Lingkungan VI Kelurahan Pusat Pasar Medan yang berumur 17 tahun atau yang sudah
menikah dan terdaftar sebagai pemilih di kelurahan tersebut yang berjumlah 355 Orang.
Adapun populasi penelitian ini diambil berdasarkan persyaratan yang ditetapkan
Pemerintah bagi mereka yang berhak menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan
Kepala Daerah Langsung yang tertuang di dalam Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun
2005.
Jumlah presisi yang penulis ambil lam penelitian ini adalah sebesar 10 ,
disebabkan jumlah populasi cukup besar yaitu berkisar 355 orang, adapun rumus yang
dipakai untuk menentukan dan mengambil sampel adalah rumus yang dikemukakan oleh
Taro Yamane dalam Rahmat, 1989: 113. da
N n =
N. d
2
+ 1 Di mana: n = jumlah sampel
N = jumlah populasi d = presisi, ditetapkan 10 dengan
derajat kepercayaan 90 . jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:
355 n =
= 78,02 355 X 10
2
+ 1 Dengan demikian jumlah responden
yang dijadikan obyek penelitian ini digenapkan menjadi 78 orang. Namun populasi
dari penelitian ini mempunyai tingkatan ekonomi yang berbeda heterogen
berdasarkan sumber dari kelurahan sebagai berikut:
Jurnal Wawasan, Juni 2006, Volume 12, Nomor 1
Tabel 1. Populasi Berdasarkan Klasifikasi TingkatLapisan Ekonomi Pemilih pada Lingkungan VI
Tingkat Ekonomi Kriteria
Jumlah
Atas
• Luas lantai bangunan 15 m
2
per orang • Jenis dindingtembok permanen
• Mampu membayar berobat ke rumah sakit mewah, kelas 1 • Mempunyai tabunganbarang yang mudah dijual dengan
nilai minimal di atas Rp 2.000.000,- • Pendapatan di atas Rp 2.000.000,- per bulan
143
Menengah
• Luas lantai bangunan 10 m
2
per orang • Jenis dindingtembok permanen
• Mampu membayar berobat ke puskesmaspoliklinik • Mempunyai tabunganbarang yang mudah dijual dengan
nilai minimal Rp 1.000.000,- • Pendapatan di bawah Rp 2000.000,- per bulan
198
Bawah
• Luas lantai bangunan 8 m
2
per orang • Jenis dinding tempat tinggal kayu, rumbia, tembok tanpa
diplester • Tidak mampu membayar berobat ke puskesmas poliklinik
• Tidak punya tabunganbarang yang mudah dijual dengan nilai minimal Rp 500.000,-
• Pendapatan di bawah Rp 600.000,- per bulan 14
Sumber: Kelurahan Pusat Pasar Medan 2006 Penulis menggunakan teknik sampling
disproportionate stratified random sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi yang
berstrata namun tidakkurang proporsional Usman dan Akbar, 2004: 45, di mana untuk
pemilih ekonomi bawah keseluruhannya diambil sebagai sampel yang berjumlah
sembilan orang kemudian tingkat ekonomi atas dan menengah diambil secara proporsional
dengan perhitungan sebagai berikut:
Untuk tingkat atas 346
146 X 69 = 29 orang Untuk tingkat menengah
346 200
9 = 40 orang X 6
Jumlah sampel yang diambil untuk
Tabel 2. Jumlah Sampel y
bil Berdasarkan
No. Ting
Sampel masing-masing tingkatanstrata lapisan
ekonomi tersebut dapat dilihat di dalam Tabel 2 berikut:
ang diam Klasifikasi Tingkat Ekonomi Pemilih
Lingkungan VI kat
Jumlah Ekonomi
1. Atas 146 29
2. M h
J 355
enenga 200
40 3. Bawah
9 9
umlah 78
.2 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
lapanga
eliti menggunakan analisa dengan alat uji
5
Untuk memperoleh data-data dari n digunakan metode yaitu: observasi
untuk memperoleh gambaran nyata mengenai situasi kondisi sosial dari lokasi yang diteliti,
wawancara dengan beberapa orang yang menguasai mengenai lokasi atau daerah yang
akan diteliti juga sebagai verifikasi memperkuat data hasil kuesioner. Studi
dokumentasi kelurahan, kuesioner tertutup angket dengan skala pengukuran ratting
scale
yaitu data kuantitatif yang dikualitatifkan dan menggunakan skala nilai 1-4. Sebelum
diberikan kepada responden, kuesioner tersebut terlebih dahulu diadakan pre-test guna
mengetahui reliabilitas dan validitas dari butir pertanyaan kuesioner tersebut Singarimbun,
91 : 1981.
Pen statistik menggunakan rumus-rumus,
koefisien korelasi product moment dari Pearson. Untuk mengukur hubungan X dan Y
dengan angka hasil yang dinamakan koefisien korelasi dan untuk interpretasi kuat lemahnya
hubungan tersebut digunakan pedoman berikut:
28
Amin dan Bobby Irwansyah, Hubungan Tingkat Ekonomi terhadap...
Tabel 3. Intrepretasi dari Nilai Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199
Sangat rendah 0,20 – 0,399
Rendah 0,40 – 0,599
Sedang 0,60 – 0,799
Kuat 0,80 – 1,000
San uat
gat K Bungin
Uji hipotesis dengan menggunakan uji r untu
.3 Definisi Operasional
onal merupakan
litik adalah
. DESKRIPSI LOKASI
Kelurahan Pusat Pasar Medan adalah
ungan VI Kelurah
ak di anta
Kelurahan Pusat Pasar Medan terdiri dari sem
gkungan VI Kelu
Katolik. , 2001: 212
k mengetahui hubungan signifikan tidaknya hubungan X dengan Y dengan jalan
membandingkan r hitung dengan r tabel. Kemudian uji koefisien determinasi, yakni
untuk melihat besarnya persentase pengaruh atau determinan variabel X terhadap Y
Sugiyono, 1999: 27. 5
Definisi operasi petunjuk bagaimana suatu variabel diukur,
untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dari suatu penelitian. Yang menjadi definisi
operasional adalah variabel X tingkat ekonomi adalah tingkatan pelapisan sosial
seseorang di dalam masyarakat yang didasarkan pada kekayaan seseorang tersebut
yang merupakan akses terhadap pemenuhan tingkatan-tingkatan kebutuhan dan keinginan
seseorang tersebut. Indikator – indikatornya bisa diukur dari: penghasilan, pengeluaran,
pemilikan terhadap benda-benda berharga, jabatan pekerjaanmata pencaharian,
pemenuhan tingkatan kebutuhan. Variabel Y partisipasi po
kegiatan, keterlibatan atau keikutsertaan seseorang warga negara biasa yang tidak
mempunyai wewenang di pemerintahan secara sukarela yang dilakukan secara legal di
dalam proses momen politik tertentu. Dalam hal ini adalah pemilihan kepala daerah
langsung yang bertujuan untuk melakukan pemilihan terhadap penguasa atau pejabat
pemerintahan di tingkat daerah lokal secara langsung. Indikator-indikatornya bisa diukur
dari: dukungan terhadap kandidat walikota, keterlibatan di dalam proses pilkadasung,
keterlibatan di dalam kegiatan kampanye, keterlibatan di dalam tim sukses salah satu
kandidat walikota, dan ikut memilih kandidat walikota di dalam pilkada.
6 salah satu kelurahan dari 12 kelurahan yang
ada di Kecamatan Medan Kota. Asal mula nama kelurahan tersebut berawal dari lokasi
kelurahan tersebut di mana di dalamnya terdapat sebuah obyek yaitu Pasar Sentral atau
lebih dikenal dengan istilah “Pusat Pasar” yang dahulunya hingga sekarang dijadikan sebagai
pusat perdagangan di Kota Medan.
Lokasi penelitian Lingk an Pusat Pasar Medan, pada awalnya
dihuni oleh beragam suku yang heterogen yang berdagang dan bertempat tinggal di wilayah
tersebut. Namun setelah masa kemerdekaan indonesia tahun 1945, banyak dari suku bangsa
Indonesia, atau lebih dikenal dengan istilah “pribumi”, menjual tempat tinggal mereka dan
pindah ke wilayah lain dengan alasan mencari lokasi yang lebih baik lagi. Kemudian secara
bertahap dalam jangka waktu singkat mayoritas penduduk yang berdomisili di
wilayah tersebut, khususnya Lingkungan VI, mayoritas dihuni kalangan etnis Tionghoa.
Kelurahan Pusat Pasar Medan terlet ra Jalan Sutomo, Jalan Veteran, dan
Jalan Thamrin, dengan koordinat geografis 3º 30 – 3º 43 LU dan 98º 35 – 98º 44 BT dan
berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 m di atas permukaan laut. Luas kelurahan ini sekitar 4,6
km
2
. bilan lingkungan di antaranya adalah
Lingkungan VI yang menjadi obyek lokasi dari penelitian ini. Batas adminstratif dari
Lingkungan VI: sebelah barat berbatasan dengan Jalan Sutomo, sebelah utara berbatasan
dengan Jalan Merbabu, sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Gedeh, dan sebelah
timur berbatasan dengan Jalan Salak.
Usia produktif penduduk Lin rahan Pusat Pasar Medan cukup tinggi,
maka dapat dipastikan pembangunan akan cepat terealisasi. Mata pencaharian penduduk
pada Lingkungan VI Kelurahan Pusat Pasar Medan yang paling mendominasi adalah
pengusaha dan pedagang, dan bergerak pada sektor swasta. Mayoritas penduduk
Lingkungan VI Kelurahan Pusat Pasar Medan adalah alumnus dari SLTA, sementara
mayoritas agama penduduk di Lingkungan VI Kelurahan Pusat Pasar Medan adalah agama
Budha dan Kristen, baik Protestan maupun
29
Jurnal Wawasan, Juni 2006, Volume 12, Nomor 1
Perekonomian rakyat pada Lingkungan VI Kelurahan Pusat Pasar Medan
mayorit
an dengan dua kan
data jawaban sponden terhadap kuesioner pada variabel X
tingkat
ada beb ibusi Jawaban Responden dalam Mencari
Dukungan Bagi gan Salah Satu
N tersedia
as, bahkan dapat dikatakan hampir 100, ditopang oleh sektor swasta dan
perdagangan yang dilaksanakan masyarakatnya dalam kehidupan
perekonomiannya sehari-hari. Bentuk atau struktur perumahan yang ada pada Lingkungan
VI Kelurahan Pusat Pasar Medan, berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada lokasi
penelitian, mayoritas adalah pertokoan atau lebih dikenal dengan istilah “ruko”.
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Langsung Tahun 2005 di Kota Med
istr
didat, yaitu pasangan Abdilah-Ramli dan Maulana-Sigit yang dilaksanakan pada
Kelurahan Pusat Pasar Medan tanggal 25 Juni 2005 berjalan dengan tertib, teratur, dan
terkendali. Pelaksanaan Pilkadasung di Kelurahan Pusat Pasar Medan membagi
tempat pemungutan suara TPS menjadi 10 TPS dengan melingkupi sembilan lingkungan
yang ada di Kelurahan Pusat Pasar Medan tersebut. Hasil perolehan suara yang diperoleh
masing-masing kandidat Walikota Medan: Ir. H. Maulana Pohan dan Sigit Pramono Asri,
S.E. memperoleh 378 suara dan Drs. H. Abdilah, Ak., MBA dan Drs. H. Ramli, M.M.
memperoleh 1582 suara.