30
situs terpercaya dan dapat dipetanggung jawabkan dan juga dari buku, jurnal dan surat kabar yang terkait dengan penelitian yang diangkat oleh penulis.
1.6.4 Ruang Lingkup Penelitian a.
Batasan Waktu
Dari hasil pengamatan sementara pembahasan mengenai perdagangan manusia, maka penulis membatasi penelitiannya dalam kurun waktu tahun 2000
hingga 2014, karena peneliti ingin mengkaji sejauh mana upaya Indonesia sejak di ditanggapinya kajian tentang United Nations Convention against Transnational
Organized Crime di Palermo Itali pada Desember tahun 2000 yang kemudian kita kenal dengan Protocol Palermo. Karena pada kurun waktu tahun 2000-2014
Indonesia banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait proses minimalisasi fenomena human trafficking yang terjadi di Indonesia dan Asia Tenggara. Pada tahun
2002 Indonesia merumuskan dan mengesahkan UU Perlindungan Anak
25
, begitu juga dengan tahun 2007 Indonesia merumuskan dan mengesahkan UU tentang PTPPO
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang
26
, kemudian pada kurun waktu 2002 hingga 2014 Indonesia gencar mengadakan pertemuan setingkat menteri dari
beberapa negara yang kemudian konsisten mengupayakan proses minimalisir tindak kejahatan transnasional dan khususnya fenomena human trafficking itu sendiri yang
dikenal dengan Bali Process.
25
UU No 23 Tahun 2002 : http:www.ipadi.or.idipadiwp- contentuploadsUUNo23tahun2003PERLINDUNGANANAK.pdf Diakses tanggal 22 Oktober 2002,
pukul 08.08 WIB
26
UU No. 23 Tahun 2007 :http:www.depkop.go.idattachmentsarticle146504.20UU-21th2007- pemberantasan20tindak20pidana20perdagangan20orang.pdf , Diakses pada 22 Oktober 2014,
pukul 08.16 WIB
31
b. Batasan Materi
Batasan materi pada penelitian ini berkisar antara upaya yang dilakukan Indonesia baik dalam proses realisasi terkait protokol UNTOC dalam fenomena
Human Trafficking yang marak terjadi dalam prostitusi dan perdagangan anak serta maupun konvensi atau forum terkait yang memiliki kemiripan secara substansial
dalam kajiannya.
1.7 Argumen Pokok
Argumen pokok penelitian ini yakni dalam memenuhi kepentingan nasionalnya national interest, Indonesia senantiasa melakukan upaya untuk mencapai
kepentingan-kepentingan yang dimaksud yakni untuk meningkatkan perlindungan terhadap warga negara Indonesia WNI dengan mencegah, penuntutan, dan
perlindungan khususnya dalam fenomen human trafficking dalam prostitusi dan perdagangan anak yang menyangkut WNI baik di dalam maupun diluar negeri. Bali
Process merupakan upaya Indonesia dalam mendorong negara-negara Asia Tenggara untuk sama-sama memerangi tindak kejahatan transnasional terorganisir khususnya
human trafficking dalam prostitusi dan perdagangan anak. Hal ini di gagas oleh Indonesia mengingat human trafficking saat ini tidak hanya menjadi fenomena lintas
kawasan di dalam negeri saja namun saat ini semakin kompleksnya permasalahan global menjadikan hal ini semakin lama semakin berkembang hingga lintas negara
yang pada akhirnya disebut kejahatan transanasional yang terorganisir atau yang lebih di kenal Transnational Organized Crime TOC.