Tabel Penelitian Terdahulu Penelitian Terdahulu

18 2 Buku : Hubungan Internasional di Asia Tenggara” Perdagangan Obat- Obatan” Oleh: Bambang Cipto Pendekatan: konsep liberal - Dalam Penelitian tersebut dikatakan bahwasanya The Golden Triangle atau segitiga emas adalah sebuah kawasan yang terletak di Asia Tenggara. Segitiga emas ini terdiri dari daerah Thailand utara, Laos bagian barat, dan Myanmar bagian timur - Jalur lain melalui Yunan, Guang Dong, Hongkong dan Makau. Jalur transit lain adalah Vietnam, Kamboja, dan Philipina dan dari kawasan ini obat-obatan terlarang tersebut akan diedarkan keseluruh dunia termasuk ke Asia, yang mulai meningkat daya serapnya terhadap amphetamine. - Perbedaan : penelitian ini lebih kepada kajian kejahatan perdagangan obat-obatan. - Persamaan : sama-sama membahas mengenai kejahatan lintas batas di daerah kawasan Asia Tenggara. 3 E-Jurnal : Penguatan Hubungan Kerjasama Indonesia-Malaysia Dalam Menangani Kejahatan Transnasional Oleh : Irdayanti Pendekatan : Transnational crimes, cooperation and interdependence - sarana dan prasarana yang di fasilitasi oleh globalisasi ini menjadikan angka kriminalitas semakin bertambah setiap tahunnya. - menjadikan setiap negara yang memiliki kedekatan geografis menjadi sangat 19 intens dan saling menjaga dalam ketergantungan kebutuhan akan sekuritisasi negaranya baik dengan cara dibentuknya kerjasama atau bahkan opini atau kesepakatan antar state actor. - Salah satu munculnya kejahatan transnasional adalah kedekatan geografis sebuah wilayah negara. - Keuntungan bekerjasama lebih besar pengaruhnya dibanding konflik yang terjadi akibat kedekatan geografis. - Perbedaan : kajian penelitian ini berbatas hanya pada lingkup dua negara dalam melihat fenomena trafficking ini. - Persamaan : ruang lingkup penelitian ini memiliki kesamaan dalam mengkaji human trafficking. 4 Tesis : Kejahatan Perdagangan Anak Sebagai Predicate Crime Dalam Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang. Oleh: Robinson Perangin-Angin 077005021, deskriptif analisis Pendekatan : Predicate Crime - Secara normatif hukum positif di Indonesia akan sangat berperan penting dalam prosesnya menuju kemaksimalan usaha dalam meminimalisir tindak pidana perdagangan anak yang akhirnya merujuk pada keamanan nasional. - Disamping undang- undang tersebut terdapat 20 Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Ratifikasi Konvensi Hak Anak Tahun 1986. - Indonesia telah meratifikasi Konvensi ILO No. 138 dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 1999 yang menetapkan tentang batas usia minimum untuk diperbolehkan bekerja, dalam undang- undang tersebut dilampirkan Deklarasi Pemerintah Indonesia bahwa batas usia minimum untuk bekerja di Indonesia adalah 15 tahun. - Perbedaan : kajian ini hanya membahas tentang bagaimana anak yang dilindungi secara nasional masih menjadi korban perdagangan anak dengan beragam motif. - Persamaan : sama-sama membahas dan mengkaji sebuah kerangka hukum baik nasioanl dan Internasional dalam memberantas kejahatan serupa. 21

1.5 Kerangka Teori dan Konsep

Konsep Transnational Organized Crime Pendapat yang dikemukakan M. Cherif Bassiouni, penulis buku International Criminal Law, berpendapat bahwasanya kejahatan transnasional merupakan kejahatan yang diklasifikasikan kedalam tiga unsur yakni 1 unsur Internasional yang mana datangnya kejahatan ini mampu mengancam keamanan dan perdamaian dunia secara tidak langsung, 2 unsur transnasional yang mana kejahatan ini mampu memiliki dampak terhadap lebih dari satu negara, kemudian yang 3 unsur kebutuhan yang mana maksudnya merupakan kebutuhan negara dalam membentuk kerjasama dalam menindak lanjuti hal demikian. 12 Dalam pengertian ini maka bisa dikatakan bahwa kejahatan transnasional atau Transnational Crime merupakan tindak pidana kejahatan yang dilakukan baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi yang kaitannya dengan tidak adanya batasan tindak pidana kejahatan transnational hanya pada satu negara saja, namun sudah menjadi fokus kajian lintas negara dalam pelaksanaannya. Secara konsep 13 , transnational crime dikatakan tindak pidana lintas batas yang kemudian di publikasikan secara internasional pada era 1990-an saat pertemuan bangsa-bangsa yang membahas pencegahan kejahatan. Kemudian hal ini juga mampu direlevansikan dengan yang dikemukakan oleh Winarno dalam bukunya yang mengungkapkan bahwa : 12 Haris Semendawai, Abdul, S.H,.LL.M,Buletin Kesaksian No.III Tahun 2012,Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban LPSK, hal 4-5 13 Ibid. 22 “Manusia dijadikan sebagai komoditas, memindahkan dengan semena-mena dengan berbagai pelanggaran dan tindak kejahatan dan kesewenang-wenangan yang berlandaskan kekuasaan dengan tujuan eksploitasi tenaga kerja untuk berbagai kepentingan yang merugikan korban dan menguntungkan pihak lain. Jual beli manusia semacam ini banyak melibatkan anak dan perempuan untuk kemudian dipergunakan sebagai pekerja seks komersial, perdagangan organ, penjualan bayi dan eksploitasi fisik yang variatif ”. 14 Manusia bekerja sebagai pelayan dan pekerja rumah tangga itu sudah biasa kita jumpai, namun dalam fenomena ini bisa kita lihat kemudian bagaimana semakin zaman fungsi dan makna pekerja sudah jauh melenceng, dalam arti lain secara jelas bisa kita lihat fenomena perdagangan manusia untuk dan sebagai pekerja seks ataupun eksploitasi prostitusi yang saat ini tidak hanya wanita, namun juga anak-anak telah diperjual belikan sebagai sasaran dagang di rana internasional sebagai komoditas. Definisi kejahatan transnasional terorganisir ini tidak diartikan secara asal- asalan, namun telah benar-benar dikaji oleh badan PBB yang mana PBB kemudian membentuk konvensi yang berkenaan dengan pemberian sanksi bagi pelaku kejahatan tersebut. Pasalnya adalah dalam konvensi PBB ini menyatakan bahwasanya ruang lingkup konvensi ini yakni membahas terkait upaya, pencegahan, penyidikan serta penuntutan terhadap tindak pidana yang pada kenyataannya telah di atur dalam pasal- pasal konvensi UNTOC ini. Selain itu pula di dalam pokok konvensi ini mengatur dan menjabarkan bahwasanya kejahatan transnasional inilah yang kemudian menjadi penting untuk dikaji karena kompleksnya kasus-kasus semacam ini yang tidak hanya 14 Budi Winarno. Opcit .hal 303