yang sama, mereka juga memiliki otonomi lebih besar yang dapat meningkatkan pengambilan keputusan mereka dan tidak bergantung pada suami atau orang lain.
Aktivitas tinggi di luar rumah juga berkontribusi terhadap penurunan keinginan perempuan untuk memiliki lebih banyak anak yang akan mengarah
pada peningkatan adopsi kontrasepsi serta kelanjutan untuk menunda atau bahkan menghentikan kehamilan. Asumsi ini didukung oleh Hardee et al 1999 bahwa
wanita yang memiliki pekerjaan sendiri atau bekerja di luar rumah cenderung menginginkan sebuah keluarga kecil, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan
penerimaan penggunaan kontrasepsi. Studi sebelumnya mengarah pada asumsi bahwa status pekerjaan perempuan di Indonesia juga berkaitan dengan
penghentian kontrasepsi, oleh karena itu diharapkan bahwa wanita yang bekerja akan cenderung untuk melanjutkan penggunaan kontrasepsi dengan untuk
menunda kehamilan.
2. 5 Kerangka Teori
Kerangka teori yang menjadi dasar penelitan ini dimodifikasi dari beberapa kerangka teori antara lain The conceptual framework contraceptive
discontinuation Gustiana, 2010, a framework of discontinuation and contraceptive failure among modern contraceptive users in Indonesia
Fajarningtyas, 2010. Faktor-faktor tersebut disusun kembali dan dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor kualitas pelayanan yang terdiri dari ketersediaan pilihan
metode kontrasepsi, informasi yang diberikan kepada klien, kemampuan teknis provider, hubungan interpersonal, mekanisme untuk mendorong pelayanan
lanjutan dan ketepatan atau kesesuaian pemberi pelayanan dan faktor latar
belakang yang terdiri dari usia, jumlah anak, pendidikan dan status pekerjaan.
Faktor latar belakang merupakan faktor utama yang berhubungan dengan kemampuan perempuan untuk mengakses informasi dan jasa pelayanan KB.
Semakin mudah perempuan mengakses informasi dan pelayanan KB maka semakin mudah pula perempuan tersebut untuk menerima pemakaian kontrasepsi.
Faktor penyedia pelayanan program baik dari pemerintah maupun swasta akan mempengaruhi kualitas pelayanan KB yang diberikan yang nantinya akan
mempengaruhi penerimaan terhadap metode kontrasepsi. Penerimaan terhadap metode kontrasepsi pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan klien apakah
tetap lanjut atau berhenti menggunakan metode kontrasepsi tersebut.
K
erangka teori disusun sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka teori ini adalah Faktor yang Berpengaruh terhadap
keputusan Klien Metode Kontrasepsi Modifikasi, Gustiana 2010, dan Fajarningtyas 2010
Faktor penyedia pelayanan program KB
- Kualitas Pelayanan
Pilihan metode
Pemberian Informasi
Hubungan Interpersonal
Kemampuan petugas pelayanan
Mekanisme untuk
mendorong kontinuitas
Pelayanan yang sesuai Faktor metode Kontrasepsi:
- Riwayat ber KB efek samping, ganti cara, biaya
mahal, kegagalan,ceraijanda,
menopouse Penerimaan terhadap jenis
metode kontrasepsi Kelangsungan
penggunaan kontrasepsi lanjut atau berhenti
Faktor Latar belakang -
Karakteristik demografi: Usia
Jumlah anak Jenis kelamin
- Kondisi sosial ekonomi :
Pendidikan Pekerjaan
Status ekonomi Paparan media massa
- Dukungan sosial:
Dukungan suami Dukungan teman
Dukungan Provider Dukugan tokoh masyarakat
2. 6 Kerangka