1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap  orang  pasti  menyetujui  bahwa  bekerja  merupakan  bentuk  aktualisasi  diri yang  dapat  meningkatkan  kepercayaan  diri  dan  menentukan  keseimbangan  potensial
dalam  diri  individu,  bahkan  dengan  bekerja  akan  meningkatkan  pula  harkat  dan martabatnya sebagai makhluk sosial yang membutuhkan penghargaan dari lingkungan
sekitar, sehingga orang-orang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak dan sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.
Pada  kenyataannya  manusia  selalu  dihadapkan  pada  banyaknya  jenis  pekerjaan yang menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak, pekerjaan yang tepat dan sesuai
dengan  kemampuan  tentu  akan  menghantarkan  pada  keadaan  yang  sesuai  dengan harapan.
Tiap  individu  yang  menginginkan  karir  lebih  baik  melakukan  pekerjaan  dengan gigih, tapi banyak pula yang santai, bahkan tidak sedikit orang yang tidak melakukan
pekerjaan  apapun.  Setiap  individu  berbeda-beda  dalam  melewati  setiap  detik  dalam kehidupannya.  Perbedaan  prilaku  ini  dilandaskan  pada  motif  yang  melatarbelakangi
individu  atau  disebut  dengan  motivasi,  motivasi  pada  tiap  individu  mengakibatkan perbedaan prilaku dalam menyikapi proses kehidupan yang dijalani.
Di  satu  waktu,  dijumpai  seorang  penyapu  jalanan  yang  bekerja  bermandikan keringat  menyapu  jalanan  dari  pagi  buta  sampai  terbenam  matahari.  di  tempat  lain,
didapati  seorang  pemuda  yang  bekerja  dengan  giat  di  pagi  hari  dan  menyelesaikan studi  pada  malam  hari,  sedangkan  pada  saat  bersamaan,    ada  gerombolan  pemuda
2
yang  berkumpul  hanya  untuk  mempamerkan  kemampuan  berakrobat  diatas  motor milik mereka.
Secara psikologis ada persoalan yang harus dipecahkan, kenapa dalam satu waktu ada  orang  yang  bekerja  seperti  penyapu  jalanan,  dan  seorang  pemuda  yang  bekerja
dan berusaha menyelesaikan kuliah, serta gerombolan pemuda yang berkumpul hanya untuk  berakrobat.  Mengapa  mereka  melakukan  perbuatan-perbuatan  tersebut?,  Apa
yang  mempengaruhi    mereka  sehingga  menimbulkan  prilaku  yang  berbeda-beda? motivasi yang timbul dari dalam diri seorang relatif berbeda, sehingga perilaku yang
tampak  akan  bermacam-macam  tergantung  dari  motif  yang  melatarbelakanginya. Sebagaimana  definisi  motif  menurut  Kartono  dan  Gulo  2000  bahwa  motif  adalah
kontrol batiniah yang mendorong atau berbuat berdasarkan satu kebutuhan atau satu dorongan.
Setiap orang yang melakukan kegiatan dapat didasari oleh motif yang timbul dari dalam diri dan dari lingkungan sekitar.
Begitupun dalam dunia kerja, terdapat pilihan dalam ranah pekerjaan, yaitu sektor formal  atau  non-formal.  Namun  tentunya  kedua  sektor  tersebut  tetap  saja
membutuhkan  keahlian  dan  ketrampilan,  bahkan  sebagian  perusahaan  atau  lembaga pada saat ini mewajibkan karyawan atau pegawai dari kedua sektor tersebut memiliki
standar minimum berupa gelar sarjana strata satu, hal ini mencerminkan kualitas dan mutu  individu yang bekerja. sebagaimana teori pengembangan karir yang dikutip dari
Handoko  2001,  “Pengembangan  karir  merupakan  upaya-upaya  pribadi  seorang karyawan un
tuk mencapai suatu rencana karir”
3
Dapat pula diartikan, manusia sebagai individu yang memiliki sifat  ingin menjadi lebih  baik  dari  sebelumnya,  mencoba  untuk  selalu  berusaha  melalui  proses-proses
pencapaian  yang  diharapkan,  dalam  hal  ini  setiap  karyawan  menilai  pengembangan karir  merupakan  sekumpulan  tujuan-tujuan  pribadi  untuk  meningkatkan  kesadaran,
pengetahuan  dan  kemampuan  yang  mempengaruhi  arah  dan  kemajuan  karir  melalui tingkatan-tingkatan tugas tertentu.
Karenanya setiap orang  yang ingin berkembang dalam dunia kerja akan berusaha mengikuti pelatihan atau pendidikan lanjutan yang bisa meningkatkan karirnya.
Dari  pendidikan  yang  diperoleh,  setiap  orang  dapat  mengembangkan  karirnya sesuai  dengan  keinginan  dan  harapan  yang  dicita-citakan.  Penilaian  terhadap
pengembangan karir  pun tidak hanya didapat dari pengalaman diri sendiri, akan tetapi pengalaman orang lain yang berkaitan dengan peningkatan jenjang karir, dimana tiap
individu  yang  ingin  meningkatkan  karirnya  dalam  bekerja,  maka  yang  harus dilakukan adalah melalui proses pembelajaran peningkatan keterampilan yang didapat
di  bangku  kuliah,  peningkatan  keterampilan  inilah  yang  dijadikan  sebagai  acuan pengembangan  karir  yang  dianjurkan  pada  setiap  karyawan  agar  melanjutkan
pendidikan yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang digeluti.
Selain  itu,  keahlian  karyawan  akan  dinilai  berdasarkan  dari  prestasi  kerja  yang telah  dilakukan  dimana  titik  awal  pengembangan  karir  dimulai  dari  diri  karyawan,
setiap  orang  bertanggung  jawab  atas  pekerjaannya.  Kegiatan  paling  penting  untuk memajukan  karir  adalah  dengan  prestasi  kerja  yang  baik,  karena  hal  ini  mendasari
semua kegiatan pengembangan karir lainnya, dalam hal ini kemajuan karir tergantung pada  prestasi  kerja.  Dimana  prestasi  kerja  membutuhkan  keahlian  dan  keterampilan
4
serta  pengalaman  melalui  program  pelatihan  atau  kursus-kursus  dan  penambahan gelar. Handoko, 2001.
Kebiasaan  yang  dilakukan  setiap  hari  pun  berperan  penting  dalam  peningkatan karir  individu,  kebiasaan  mengerjakan  tugas  perusahaan  dan  kebiasaan  mengerjakan
tugas  kuliah  yang  seimbang  menjadi  syarat  yang  dapat  meningkatkan  karir  individu dengan  cepat,  karena  terbiasa  dalam  pemilihan  skala  prioritas  menentukan  pula
pengembangan karir yang hendak dicapai.
Untuk  mencapai  tingkatan  karir  yang  tinggi,  tiap  karyawan  yang  memutuskan untuk  melanjutkan  pendidikan  berharap  mendapatkan  ilmu  dan  keterampilan  yang
sesuai  dengan  jenis  pekerjaan  yang  mereka  geluti,  sehingga  ilmu  dan  keterampilan yang didapat menjadi  batu loncatan untuk menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan yang
dibebankan  oleh  perusahaan.  Walau  pun  sering  ditemui  karyawan  yang  melanjutkan pendidikan hanya sebatas ingin mendapatkan ijazah S1 sebagai pemenuhan syarat dari
perusahaan yang bersangkutan,  akan tetapi harapan untuk mendapatkan keahlian dari bangku kuliah tentu menjadi modal utama untuk pengembangan karir itu sendiri.
Selain  itu  keinginan  untuk  memiliki  kemampuan  yang  menunjang  karir  menjadi bagian penting dalam mempersepsikan pengembangan karir, hal ini dipengaruhi oleh
keinginan-keinginan  agar  dapat  diterima  secara  sosial,  karena  manusia  sebagai makhluk sosial tentu menginginkan kehidupan yang layak dan dapat membahagiakan
orang lain seiring dengan pengembangan karir yang telah dicapainya.
5
Dalam  dunia  kerja  orang  saling  berkompetensi  untuk  mendapatkan  pekerjaan yang  lebih  baik,  oleh  karena  itu  setiap  orang  dituntut  untuk    meningkatkan  keahlian
masing-masing.  Asumsi  diatas  menjadi  motivasi  setiap  orang  untuk  melanjutkan pendidikan lebih tinggi, dalam hal ini peningkatan keterampilan yang didapatkan dari
bangku kuliah.
Motivasi  yang  timbul  dari  diri  sendiri  menjadi  dorongan  untuk  menyelesaikan tugas kuliah dan tugas pekerjaan dengan maksimal, sehingga pengembangan karir pun
semakin  mudah  dicapai,  namun  motivasi  yang    timbul  dari  lingkungan  sekitar  pun akan  menjadi  dorongan  karena  lingkungan  sekitar  menjadi  acuan  agar    menjadi
individu yang diterima secara sosial.
Sekolah  Tinggi  Ilmu  Ekonomi  Ahmad  Dahlan  STIE  AD  Jakarta  membuka program  kelas  karyawan  yang  diperuntukkan  bagi  mahasiswa  bekerja  yang
bermaksud menyelesaikan pendidikan strata satu. Sebagian mahasiswa yang kuliah di kampus ini termotivasi untuk berprestasi agar dapat meningkatkan karir yang sedang
mereka  jalani.  Hal  ini  terlihat  dari  semangat  diri  dalam  menyelesaikan  tugas-tugas yang  berkaitan  dengan  proses  perkuliahan,  tidak  hanya  diwajibkan  untuk  menyusun
karya  ilmiah  baik  berupa  skripsi  atau  kajian  literatur  berbentuk  makalah,  tapi  dalam hal  ini  mahasiswa  mampu  memenuhi  kewajiban  jadwal  perkuliahan,  tugas  harian,
serta praktek lapangan yang telah ditentukan pihak kampus.
Disadari  atau  tidak,  persepsi  pengembangan  karir  inilah  yang  dimungkinkan menjadi pencetus semangat untuk berprestasi.
6
Sebelum  mengajukan  judul  skripsi  ini,  penulis  melakukan  wawancara  pada mahasiswa  kelas  karyawan  Sekolah  Tinggi  Ilmu  ekonomi  Ahmad  Dahlan  yang
dilaksanakan  pada  tanggal  dua  dan  sembilan  Februari  2011,  dimana  hasilnya  dapat diasumsikan  beberapa  hal  yang  menjadi  pencetus  motivasi  berprestasi  pada
mahasiswa  kelas  karyawan,  diantaranya  :  keinginan  untuk  mendapatkan  ijazah  S1, keinginan  untuk  mendapatkan  gelar  sarjana,  keinginan  untuk  membahagiakan  orang
tuakeluarga,  keinginan  untuk  meningkatkan  karir,  keinginan  untuk  memiliki pekerjaan yang layak,  keinginan untuk dihargai oleh lingkungan karena menyandang
gelar  sarjana,  dan  lain  sebagainya.  Walaupun  terdapat  berbagai  alasan,  nyatanya persepsi  pengembangan  karir menjadi  salah satu  poin  tertinggi  dari hasil  wawancara
yang  dilakukan,  sedangkan  motivasi  berprestasi  yang  timbul  pada  setiap  mahasiswa tentunya berbeda tergantung dari motif yang dimiliki.
Dari  beberapa  asumsi  yang  didapat,  penulis  mengindikasikan  adanya  gambaran persepsi  pengembangan karir pada setiap mahasiswa kelas karyawan  yang memiliki
motivasi  berprestasi  tinggi,  akan  tetapi  penulis  menyadari  kesimpulan  yang  benar harus  didasari  dengan  penelitian  yang  sesuai  prosedur,  dalam  hal  ini  penulis  tertarik
ingin meneliti “Hubungan Persepsi Pengembangan Karir dengan Motivasi Berprestasi Mahasiswa
Kelas Karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan Jakarta”
Penulis pun menambahkan tiga variabel pengikut yang dianggap memiliki hubungan terhadap  motivasi  berprestasi,  yaitu;  usia,  jenis  kelamin  dan  latar  belakang
pendidikan.
7
1.2 Identifikasi Masalah