2.2 Rawat Gabung
2.2.1 Pengertian Rawat Gabung
Rawat gabung adalah suatu sistem perawatan dimana bayi serta ibu dirawat dalam satu unit. Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu berada
disamping ibu sejak segera setelah dilahirkan sampai pulang. Prawirohardjo, 1999
Rawat gabung adalah perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama sehingga ibu lebih banyak memperhatikan bayinya, segera dapat
memberikan ASI, sehingga kelancaran pengeluaran ASI lebih terjamin.
Manuaba, 1998
Rawat gabung adalah suatu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan,
kamar atau tempat bersama-sama dalam 24 jam penuh dalam sehariannya.
Marjono, 1999
Rawat gabung merupakan sistem perawatan bayi yang disatukan dengan ibu, sehingga ibu dapat melakukan semua perawatan dasar bagi bayinya. Bayi bisa
tinggal bersama ibunya dalam satu kamar sepanjang siang maupun malam hari sampai keduanya keluar dari rumah sakit atau bayinya dapat dipindahkan ke
bangsal neonatus atau ke ruang observasi pada saat-saat tertentu seperti pada
malam hari atau pada jam-jam kunjungan atau besuk. Helen Forrer, 2001
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Tujuan Rawat Gabung
a. Agar ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan saja dibutuhkan.
b. Agar ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar seperti
yang dilakukan oleh petugas. c.
Agar ibu mempunyai kemampuan dan pengalaman dalam merawat bayinya sendiri selagi ibu masih dirawat dirumah sakit dan yang lebih penting bekal
keterampilan merawat bayi serta menjalankannya setelah pulang dari rumah sakit.
d. Dalam perawatan gabung, suami dan keluarga dilibatkan secara aktif untuk
mendukung dan membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya secara baik dan benar.
e. Ibu mendapat kehangatan emosional karena ibu dapat selalu kontak dengan
buah hati yang sangat dicintainya, demikian pula sebaliknya bayi dengan ibunya.
2.2.3 Keuntungan Rawat Gabung
Menurut Manuaba 2003 rawat gabung mempunyai keuntungan yang sangat besar, yaitu :
a. Meningkatkan kemampuan perawatan mandiri pada bayinya.
b. Dapat memberikan ASI setiap saat.
c. Dapat meningkatkan kasih sayang pada bayi.
d. Mengurangi terjadinya infeksi, terutama diare.
Universitas Sumatera Utara
e. Mengurangi kehilangan panas badan bayi sehingga meningkatkan daya tahan
tubuh. f.
Pemberian ASI bertindak sebagai metode KB dalam waktu 4 – 6 bulan pertama.
g. Menurunkan morbiditas dan mortalitas neonatus.
2.2.4 Sasaran dan Syarat Rawat Gabung