Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Tanda-Tanda Persalinan Di Rumah Bersalin Dan Balai Pengobatan Sri Wahyuni Kecamatan Medan Marelan tahun 2009

(1)

PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDATENTANG

TANDA-TANDA PERSALINAN DI RUMAH BERSALIN DAN BALAI PENGOBATAN SRI WAHYUNI KECAMATAN MEDAN MARELAN

TAHUN 2009

DINNI RANDAYANI LUBIS 085102060

KARYA TULIS ILMIAH PROGRAMD-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nyalah dapat menyelesaikan penelitian Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ” Pengetahuan ibu primigravida tentang tanda-tanda persalinan di rumah bersalin dan balai pengobatan Sri Wahyuni Kecamatan Medan Marelan tahun 2009 ”.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Letta S Lintang, SpOG selaku dosen pembimbing dan dosen penguji III Karya Tulis Ilmiah yang telah banyak membantu memberi masukan dan motivasi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns, M.Kep dan Bapak Setiawan, S.Kep, MNS selaku dosen penguji Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh dosen dan staf pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

6. Kedua orang tua tercinta, abang, kakak serta adik-adik yang telah memberikan doa dan motivasi yang tiada henti kepada penulis.


(3)

7. Kepada teman-teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dalam menyelesikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Semua pihak yang mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 03 Juni 2009


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……… i

DAFTAR ISI……….. ii

DAFTAR TABEL……….. iv

DAFTAR SKEMA... v

DAFTAR LAMPIRAN... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Rumusan Masalah………... 4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum……….. 4

2. Tujuan Khusus……….. .. 4

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pendidikan……….... 4

2. Bagi pelayanan kesehatan ……… 4

3. Bagi Peneliti Selanjutnya……….. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan 1. Pengertian persalinan……… 6

2. Sebab-sebab persalinan………. 6

3. Tanda-tanda persalinan………. 7

4. Tanda persalinan palsu……… 13

5. Pemeriksaan menjelang persalinan………...14

6. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan………...15


(5)

B. Pengetahuan

1. Pengertian persalinan………. 19

2. Fungsi pengetahuan……… 20

3. Sumber-sumber pengetahuan masalah………... 20

BAB III. KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka konsep………. 22

B. Defenisi operasional……….... 23

BAB IV. METODE PENELITIAN A. Desain penelitian………. 24

B. Populasi dan sampel……… 24

C. Lokasi penelitian………. 24

D. Waktu penelitian………. 25

E. Pertimbangan etik penelitian……… 25

F. Instrumen penelitian……… 26

G. Pengumpulan data……… 27

H. Analisa data……….. 28

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil……… 29

B. Pembahasan……….. 30

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 33 DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Defenisi operasional.

Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik data demografi


(7)

DAFTAR SKEMA


(8)

D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Dinni Randayani Lubis Nim : 085102060

Pengetahuan ibu primigravida tentang tanda-tanda persalinan di rumah bersalin dan balai pengobatan Sri Wahyuni

Kecamatan Medan Marelan tahun 2009. vii+ 33 hal + 3 tabel + 1 skema + lampiran

Abstrak

Proses persalinan berbeda-beda pada setiap wanita, namun tanda-tanda dari persalinan sama, sehingga dapat membantu khususnya pada ibu primigravida untuk memperkirakan kapan waktu persalinan tiba. Ibu yang pernah hamil dan melahirkan (multigravida) sudah memiliki pengalaman dalam menghadapi perubahan yang terjadi selama kehamilan, sehingga dalam menghadapi proses persalinan akan lebih memahami dan bersikap lebih tenang dibandingkan ibu yang belum pernah melahirkan (primigravida). ibu yang kurang mengetahui tanda persalinan Ia tidak mengetahui kapan waktu yang tepat untuk pergi ke pelayanan kesehatan dan tidak tau apa saja yang dapat dilakukan bila ada tanda-tanda persalinan pada dirinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan primigravida tentang tanda-tanda persalinan di rumah bersalin dan balai pengobatan Sri Wahyuni Kecamatan Medan Marelan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 42 orang dengan metode pengambilan sampel total samping. Penelitian ini dilakukan dari bulan Febuari - April 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tanda persalinan pada ibu primigravida adalah cukup 50,0%, dengan karakteristik responden rata-rata responden berumur 20-25 tahun sebanyak 73,8% dimana responden berpendidikan Sekolah Menegah Atas sebanyak 45,2%, dan mayoritas responden tidak bekerja ada sebanyak 57,14%. Diharapkan pada petugas kesehatan memberian informasi tentang tanda-tanda persalinan kepada ibu primigravida dalam pelayanan antenatal care agar dapat membantu ibu primigravida dalam mengenal tanda awal persalinan.

Kata kunci : Pengetahuan, ibu primigravida, tanda persalinan. Daftar pustaka : 25 ( 2000-2008).


(9)

D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Dinni Randayani Lubis Nim : 085102060

Pengetahuan ibu primigravida tentang tanda-tanda persalinan di rumah bersalin dan balai pengobatan Sri Wahyuni

Kecamatan Medan Marelan tahun 2009. vii+ 33 hal + 3 tabel + 1 skema + lampiran

Abstrak

Proses persalinan berbeda-beda pada setiap wanita, namun tanda-tanda dari persalinan sama, sehingga dapat membantu khususnya pada ibu primigravida untuk memperkirakan kapan waktu persalinan tiba. Ibu yang pernah hamil dan melahirkan (multigravida) sudah memiliki pengalaman dalam menghadapi perubahan yang terjadi selama kehamilan, sehingga dalam menghadapi proses persalinan akan lebih memahami dan bersikap lebih tenang dibandingkan ibu yang belum pernah melahirkan (primigravida). ibu yang kurang mengetahui tanda persalinan Ia tidak mengetahui kapan waktu yang tepat untuk pergi ke pelayanan kesehatan dan tidak tau apa saja yang dapat dilakukan bila ada tanda-tanda persalinan pada dirinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan primigravida tentang tanda-tanda persalinan di rumah bersalin dan balai pengobatan Sri Wahyuni Kecamatan Medan Marelan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 42 orang dengan metode pengambilan sampel total samping. Penelitian ini dilakukan dari bulan Febuari - April 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tanda persalinan pada ibu primigravida adalah cukup 50,0%, dengan karakteristik responden rata-rata responden berumur 20-25 tahun sebanyak 73,8% dimana responden berpendidikan Sekolah Menegah Atas sebanyak 45,2%, dan mayoritas responden tidak bekerja ada sebanyak 57,14%. Diharapkan pada petugas kesehatan memberian informasi tentang tanda-tanda persalinan kepada ibu primigravida dalam pelayanan antenatal care agar dapat membantu ibu primigravida dalam mengenal tanda awal persalinan.

Kata kunci : Pengetahuan, ibu primigravida, tanda persalinan. Daftar pustaka : 25 ( 2000-2008).


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persalinan merupakan tahap tertinggi dimana semua persiapan selama kehamilan telah dilaksanakan. Persalinan dapat membuat cemas sebagian besar kaum wanita, di mana setiap wanita mengharapkan persalinannya lancar dan membahagiakan bagi dirinya sendiri maupun semua keluarga, karena kehadiran seorang bayi bagi pasangan muda merupakan hal yang amat membahagiakan khususnya bagi wanita, setelah mengandung selama sembilan bulan, ia berharap proses kelahiran bayinya bisa berjalan lancar. Sayangnya harapan itu kadang tidak sesuai dengan kenyataan (Stoppard. 2008.hlm.251) Kehamilan akan mempengaruhi perubahan psikologis dan adaptasi. Hubungan psikologis dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial pada wanita hamil, dampak psikologis yang sering terutama kehamilan dan persalinan. Gangguan ini ditandai dengan rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan terutama pada saat menghadapi proses persalinan (Syaifuddin, 2000).

Proses persalinan berbeda-beda pada setiap wanita, namun tanda-tanda dari persalinan sama, sehingga dapat membantu, khususnya pada ibu primigravida untuk memperkirakan kapan waktu persalinan tiba. Ibu yang pernah hamil dan melahirkan (multigravida) sudah memiliki pengalaman


(11)

dalam menghadapi perubahan yang terjadi selama kehamilan, sehingga dalam menghadapi proses persalinan akan lebih memahami dan bersikap lebih tenang dibandingkan ibu yang belum pernah melahirkan (primigravida). Kehamilan dan persalinan pada primigravida merupakan hal yang baru bagi mereka, apalagi bila ibu pernah mendengar trauma atau kegagalan dalam menghadapi perubahan yang terjadi selama kehamilan dan persalinan yang dapat menimbulkan kecemasan, selain itu ibu yang kurang mengetahui tanda persalinan maka Ia tidak mengetahui kapan waktu yang tepat untuk pergi ke pelayanan kesehatan dan tidak tau apa saja yang dapat dilakukan bila ada tanda-tanda persalinan pada dirinya atau Ia akan pergi ke pelayanan kesehatan dengan cepat jika ia merasakan ada perubahan dalam dirinya yang dianggap sebagai tanda persalinan, walaupun bukan merupakan tanda persalinan yang sesungguhnya, sehingga ibu akan pergi ke pelayanan kesehatan secara berulang-ulang yang dapat menimbulkan kelelahan dan kecemasan pada ibu karena kurangnya pemahaman (Adnillah, 2008).

Pemeriksaan antenatal care yang dilakukan oleh ibu hamil dari trimester pertama hingga saat melahirkan diharapkan meningkat, sehingga dengan ibu melakukan pemeriksaan antenatal care ibu bisa mendapatkan informasi tentang tanda-tanda persalinan dari petugas kesehatan. Kebutuhan untuk memperoleh kesehatan yang optimal selama kehamilan dipengaruhi oleh pengetahuan ibu melalui informasi-informasi yang didapat, baik melalui penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan khususnya bidan maupun


(12)

melalui media massa (Adnillah, 2008 ). Melalui hasil surve pendahuluan yang telah dilakukan di rumah bersalin dan balai pengobatan Sri Wahyuni pada tanggal 23 Januari 2009, diperoleh informasi jumlah ibu hamil yang melakukan antenatal care setiap bulannya rata-rata berjumlah 150 orang, dengan ibu hamil primigravida berjumlah 45 orang. Dari 45 orang hanya 17 orang yang mendapatkan informasi tentang tanda-tanda persalinan, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang tanda-tanda persalinan di rumah bersalin dan balai pengobatan Sri Wahyuni Kecamatan Medan Marelan, agar dapat membantu ibu untuk mengenal tanda persalinan dan mengambil keputusan kapan pergi ke pelayanan kesehatan, sehingga keterlambatan dalam mencapai fasilitas kesehatan yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tanda persalinan dapat dihindari.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengetahuan ibu primigravida tentang tanda-tanda persalinan di rumah bersalin dan balai pengobatan Sri Wahyuni Kecamatan Medan Marelan tahun 2009.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang tanda-tanda persalinan di rumah bersalin dan balai pengobatan Sri Wahyuni Kecamatan Medan Marelan tahun 2009.


(13)

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan dan pekerjaan.

b. Mengidentifikasi pengetahuan ibu primigravida tentang tanda-tanda persalinan.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi pelayanan kesehatan

Diharapkan dapat bermanfaat bagi tenaga kesehatan khususnya bidan agar dalam melaksanakan pemeriksaan antenatal care pada ibu hamil memberikan penyuluhan yang spesifik tentang tanda-tanda persalinan, dan proses persalinan agar ibu mengetahui apa yang harus dilakukan saat menghadapi persalinan.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Menjadi sumber informasi untuk penelitian selanjutnya, sehingga dapat meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan wawasan di bidang kesehatan.


(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan

1. Pengertian persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo. 2005.hlm.180).

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney. 2007.hlm. 672).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik padaibu maupun pada janin.(Prawirohardjo.2005.hlm.180). 2. Sebab-sebab mulanya persalinan

Sebab terjadinya persalinan sampai saat ini masih merupakan teori-teori yang komplek. Faktor-faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor yang mengakibatkan partus mulai. Perubahan-perubahan dalam biokomia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dan berlangsungnya partus, antara lain penurunan kadar hormon estrogen dan


(15)

progesteron. Seperti diketahui progesterone merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira 1 sampai 2 minggu sebelum partus dimulai. Kadar progesteron dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga aterm meningkat. Plasenta menjadi tua, dengan tuanya kehamilan. Villi koriales mengalami perubahan-perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesteron menurun. Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat menganggu sirkulasi uteroplasenter, sehingga plasenta akan mengalami degenerasi. Berkurangnya nutrisi pada janin, maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan. Faktor lain yang dikemukakan ialah tekanan pada ganglion servikale dari Frankenhauser yang terletak di belakang. Bila ganglion tertekan, maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan (Prawirohardjo. 2005.hlm.18 1).

3. Tanda-tanda persalinan a. Adanya Kontraksi Rahim

Secara umum, tanda awal bahwa ibu hamil untuk melahirkan adalah mengejangnya rahim atau dikenal dengan istilah kontraksi. Kontraksi tersebut berirama, teratur, dan involuter, umumnya kontraksi bertujuan untuk menyiapkan mulut lahir untuk membesar dan meningkatkan aliran darah di dalam plasenta. Setiap kontraksi uterus memiliki tiga fase yaitu :


(16)

1. Increment : Ketika intensitas terbentuk. 2. Acme : Puncak atau maximum.

3. Decement : Ketika otot relaksasi

Kontraksi yang sesungguhnya akan muncul dan hilang secara teratur dengan intensitas makin lama makin meningkat. Perut akan mengalami kontraksi dan relaksasi, diakhir kehamilan proses kontraksi akan lebih sering terjadi (Huliana. 2001.hlm.118). Mulanya kontraksi terasa seperti sakit pada punggung bawah berangsur-angsur bergeser ke bagian bawah perut mirip dengan mules saat haid (Rose. 2007.hlm.120). Kontraksi terjadi simetris di kedua sisi perut mulai dari bagian atas dekat saluran telur ke seluruh rahim, kontraksi rahim terus berlangsung sampai bayi lahir (Indiarti. 2008.hlm.139).

Kontraksi uterus memiliki periode relaksasi yang memiliki fungsi penting untuk mengistirahatkan otot uterus, memberi kesempatan istirahat bagi wanita, dan mempertahankan kesejahteraan bayi karena kontraksi uterus menyebabkan konstraksi pembuluh darah plasenta. Ketika otot uterus berelaksasi diantara kontraksi, uterus terasa lembut dan mudah ditekan, karena uterus berkontraksi, ototnya menjadi keras dan lebih keras, dan keseluruhan uterus terlihat naik ke atas pada abdomen sampai ke ketinggian yang tertinggi. Setiap kali otot berkontraksi, rongga uterus menjadi lebih kecil dan bagian presentasi atau kantong amnion didorong ke bawah ke dalam serviks. Serviks


(17)

pertama-tama menipis, mendatar, dan kemudian terbuka, dan otot pada fundus menjadi lebih tebal. Durasi kontraksi uterus sangat bervariasi, tergantung pada kala persalinan wanita tersebut. Kontraksi pada persalinan aktif berlangsung dari 45 sampai 90 detik dengan durasi rata-rata 60 detik. Pada persalinan awal, kontraksi mungkin hanya berlangsung 15 sampai 20 detik. Frekuensi kontraksi ditentukan dengan mengukur waktu dari permulaan satu kontraksi ke permulaan kontraksi selanjutnya. Kontraksi biasanya disertai rasa sakit, nyeri, makin mendekati kelahiran. Kejang nyeri tidak akan berkurang dengan istirahat atau elusan, wanita primipara ataupun yang sedang dalam keadaan takut dan tidak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya serta tidak dipersiapkan dengan teknik relaksasi dan pernapasan untuk mengatasi kontraksinya akan menagis dan bergerak tak terkendali di tempat tidur hanya karena kontraksi ringan, sebaliknya wanita yang sudah memiliki pengalaman atau telah dipersiapkan dalam menghadapi pengalaman kelahiran dan mendapat dukungan dari orang terdekat atau tenaga professional yang terlatih memimpin perslinan, atau wanita berpendidikan tidak menunjukkan kehilangan kendali atau menagis bahkan pada kontraksi yang hebat sekalipun (Varney. 2007.hlm.675). Ketika merasakan kontraksi uterus, mulailah untuk menghitung

waktunya. Catatlah lamanya waktu antara satu kontraksi dengan kontraksi berikutnya, dan lamanya kontraksi berlangsung. Jika ibu


(18)

merasakan mulas yang belum teratur akan lebih baik menunggu di rumah sambil beristirahat dan mengumpulkan energi untuk persalinan. Jika kontraksi sudah setiap 5 menit sekali atau sangat sakit dapat berangkat ke rumah sakit dengan membawa perlengkapan yang sudah dipersiapkan (Indiarti. 2008.hlm. 140).

b. Keluarnya lendir bercampur darah

Lendir disekresi sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir servik pada awal kehamilan. Lendir mulanya menyumbat leher rahim, sumbatan yang tebal pada mulut rahim terlepas, sehingga menyebabkan keluarnya lendir yang berwarna kemerahan bercampur darah dan terdorong keluar oleh kontraksi yang membuka mulut rahim yang menandakan bahwa mulut rahim menjadi lunak dan membuka. Lendir inilah yang dimaksud sebagai bloody slim.

Blood slim paling sering terlihat sebagai rabas lendir bercampur darah yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat dari perdarahan murni. Ketika melihat rabas sering, wanita sering kali berpikir bahwa ia melihat tanda persalinan. Bercak darah tersebut biasanya akan terjadi beberapa hari sebelum kelahiran tiba, tetapi tidak perlu khawatir dan tidak perlu tergesa-gesa ke rumah sakit, tunggu sampai rasa sakit di perut atau bagian belakang dan dibarengi oleh kontraksi yang teratur. Jika keluar pendarahan hebat, dan banyak seperti menstruasi segera ke rumah sakit (Maulana. 2008.hlm. 205).


(19)

c. Keluarnya air-air ( ketuban )

Proses penting menjelang persalinan adalah pecahnya air ketuban. Selama sembilan bulan masa gestasi bayi aman melayang dalam cairan amnion. Keluarnya air-air dan jumlahnya cukup banyak, berasal dari ketuban yang pecah akibat kontraksi yang makin sering terjadi (Maulana. 2008.hlm.205-206). Ketuban mulai pecah sewaktu-waktu sampai pada saat persalinan. Kebocoran cairan amniotik bervariasi dari yang mengalir deras sampai yang menetes sedikit demi sedikit, sehingga dapat ditahan dengan memakai pembalut yang bersih. Tidak ada rasa sakit yang menyertai pemecahan ketuban dan alirannya tergantung pada ukuran, dan kemungkinan kepala bayi telah memasuki rongga panggul ataupun belum (Stoppard. 2008.hlm.253-254). Jika ketuban yang menjadi tempat perlindungan bayi sudah pecah, maka sudah saatnya bayi harus keluar. Bila ibu hamil merasakan ada cairan yang merembes keluar dari vagina dan keluarnya tidak dapat ditahan lagi, tetapi tidak disertai mulas atau tanpa sakit, merupakan tanda ketuban pecah dini, yakni ketuban pecah sebelum terdapat tanda-tanda persalinan, sesudah itu akan terasa sakit karena ada kemungkinan kontraksi. Bila ketuban pecah dini terjadi, terdapat bahaya infeksi terhadap bayi. Ibu akan dirawat sampai robekannya sembuh dan tidak ada lagi cairan yang keluar atau sampai bayi lahir. Normalnya air ketuban ialah cairan yang bersih, jernih, dan tidak berbau. Segera


(20)

hubungi dokter bila dicurigai ketuban pecah, dan jika pemecahan ketuban tersebut disertai dengan ketuban yang berwarna coklat kehijauan, berbau tidak enak, dan jika ditemukan warna ketuban kecoklatan berarti bayi sudah buang air besar di dalam rahim, yang sering sekali menandakan bahwa bayi mengalami distres (meskipun tidak selalu dan perlu segera dilahirkan), pemeriksaan dokter akan menentukan apakah janin masih aman untuk tetap tinggal di rahim atau sebaliknya (Nolan. 2003.hlm.69).

d. Pembukaan servik

Penipisan mendahului dilatasi servik, pertama-pertama aktivitas uterus dimulai untuk mencapai penipisan, setelah penipisan kemudian aktivitas uterus menghasilkan dilatasi servik yang cepat (Liu. 2002.hlm.70). Membukanya leher rahim sebagai respon terhadap kontraksi yang berkembang. Tanda ini tidak dirasakan oleh pasien tetapi dapat diketahui dengan pemeriksaan dalam. Petugas akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan pematangan, penipisan, dan pembukaan leher rahim (Simkin. 2008.hlm.190). Servik menjadi matang selama periode yang berbeda-beda sebelum persalinan, kematangan servik mengindikasikan kesiapanya untuk persalinan (Varney. 2007.hlm. 673).


(21)

4. Tanda persalinan palsu

Ketika mendekati kehamilan aterem, banyak wanita mengeluhkan kontraksi uterus yang terasa nyeri, yang mungkin menunjukkan permulaan persalinan tetapi meskipun terjadi kontraksi kemajuan dilatasi servik tidak terjadi yang disebut dengan Persalinan palsu atau false labour. Disini terjadi aktivitas uterus yang kekuatan kontraksi bagian bawah uterus hampir sama besar dengan kontraksi bagian atas, karena itu dilatasi servik tidak terjadi dan nyeri karena kontraksi uterus sering dirasakan pada panggul bawah, dan tidak menyebabkan nyeri dari pinggang sampai ke perut bagian bawah., lama kontraksi pendek dan tidak begitu kuat, bila dibawa berjalan kontraksi biasanya menghilang. Kontraksi lebih sering terjadi pada malam hari tetapi frekwensi dan intensitasnya tidak meningkat dari waktu ke waktu (Liewellyn.2001.hlm 80).

Kontraksi ini terjadi pada trimester tiga dan sering salah memperkirakan kontraksi Braxton Hicks yang kuat sebagai kontraksi awal persalinan. Kontraksi Braxton Hicks yang kuat dapat disalah artikan sebagai tanda datangnya persalinan, dan ini dikenal sebagai persalinan palsu. Menghitung waktu awal kontraksi selama lebih dari satu jam dan jika kontraksi tersebut terjadi berdekatan satu sama lain dan berlangsung lama, mungkin memasuki persalinan (Stoppard. 2008.hlm.254). Persalinan palsu dapat terjadi selama berhari-hari atau secara intermiten bahkan tiga atau empat minggu sebelum persalinan yang sebenarnya. Persalinan palsu


(22)

terasa sangat nyeri dan wanita dapat mengalami kurang tidur dan kekurangan energi dalam menghadapinya. Wanita tidak tahu cara memastikan apakah ia benar-benar mengalami persalinan yang sebenarnya karena hal tersebut hanya dapat dipastikan dengan pemeriksaan dalam.. Persalinan palsu dapat memberikan indikasi bahwa persalinan sudah dekat (Varney. 2007.hlm. 653).

5. Pemeriksaan menjelang persalinan

Saat mulai terasa mulas dan mengalami kontraksi secara teratur sebagai tanda akan segera melahirkan, perlu dilakukan pemeriksaan dalam. Tujuannya untuk mengetahui kemajuan persalinan, yang meliputi pembukaan servik, masih ada atau tidaknya selaput ketuban karena, apabila sudah pecah harus diberi tindakan. Dengan pemeriksaan dalam dapat dinilai juga tentang kepala bayi, apakah sudah memutar atau belum, sampai mana putaran tersebut karena kondisi ini akan menentukan jalannya persalinan (Indiarti, 2008). Jantung janin akan dimonitor secara teratur dengan fetoscope yang akan diperiksa secara rutin oleh petugas kesehatan untuk mengetahui kesejahteraan janin. Kontraksi uterus dihitung setiap kali ibu merasakan mulas, dan pada perut ibu teraba keras. Mengukur waktunya dan mencatat jarak antar kontraksi (dari akhir satu kontraksi sampai awal kontraksi yang lain). Tanda-tanda vital, intake dan out take ibu juga diperiksa selama proses persalina (Miriam Stoppard, 2008).


(23)

6. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan a. Power (Tenaga yang mendorong bayi keluar)

Seperti his atau kontraksi uterus kekuatan ibu mengedan, kontraksi diafragma, dan ligamentum action terutama ligamentum rotundum. b. Passage (Faktor jalan lahir)

Perubahan pada serviks, pendataran serviks, pembukaan servik dan perubahan pada vagina dan dasar panggul

c. Passanger

Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin. Ukuran kepala janin lebih lebar daripada bagian bahu, kurang lebih seperempat dari panjang ibu. 96% bayi dilahirkan dengan bagian kepala lahir pertama. Passanger terdiri dari janin, plasenta, dan selaput ketuban (Helen, 2002).

d. Psikis ibu

Penerimaan klien atas jalanya perawatan antenatal (petunjuk dan persiapan untuk menghadapi persalinan), kemampuan klien untuk bekerjasama dengan penolong, dan adaptasi terhadap rasa nyeri persalinan.

e. Penolong

Meliputi ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, kesabaran, pengertiannya dalam menghadapi klien baik primipara dan multipara.


(24)

7. Tahapan persalinan normal. a. Kala I

Mulai dari tanda-tanda persalinan dan berakhir ketika pembukaan mulut rahim sudah lengkap.

Kala I dibagi menjadi 2 fase yaitu : 1) Fase laten

Fase laten adalah periode waktu dari awal persalinan hingga ketika pembukaan mulai berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi muncul hingga pembukaan tiga sampai empat sentimeter atau permulaan fase aktif. Selama fase laten bagian presentasi mengalami penurunan sedikit hingga tidak sama sekali (Varney. 2007.hlm.679). Pembukaan serviks berlangsung lambat, membuka sampai 3 cm, dan berlangsung 8 jam (Prawirohardjo, 2001). Pada fase laten servik membuka dan melunak, bergerak dari posterior ke anterior dan dilatasi servik antara 0 sampai 4 cm, tempat terbaik menghabiskan masa laten adalah di rumah dan tidak di lingkungan rumah sakit karena kecemasan bisa menghambat persalinan (Chapman.2000.hlm.11-12)

2) Fase aktif

Fase aktif adalah periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan sampai hingga pembukaan menjadi komplit.


(25)

Pembukaan umumnya dimulai dari tiga sampai empat sentimeter (akhir fase laten) hingga 10 sentimeter (akhir kala satu persalinan). Penurunan kepala yang progresif terjadi pada akhir fase aktif dan selama kala dua persalinan. Kontraksi selama fase aktif menjadi lebih sering dengan durasi yang lebih panjang dan intensitas yang lebih kuat (Varney. 2007.hlm.679).

Dibagi 3 fase lagi , yaitu :

a). Fase akselerasi : Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

b). Fase dilatasi maksimal : Dalam waktu 2 jam pembukaan berlagsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.

c). Fase deselerasi : Pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

Kala I pada primipara berlangsung 13 jam dan pada multipara 7 jam (Prawirohardjo. 2005.hlm 82).

b. Kala II

Mulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Kala II adalah kala pengeluaran ditandai dengan pembukaan leher rahim yang sudah lengkap (10 cm), kontraksi masih berlangsung sepanjang 60-90 menit lebih teratur, his menjadi lebih kuat dan cepat kira-kira 2 sampai 3 menit sekali, perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka, labia mulai membuka dan tidak lama


(26)

kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his (Saifuddin, 2000). Adapun tanda-tanda kala II adalah his lebih sering dan kuat, adanya dorongan untuk mengedan, pengejanan ini timbul secara reflektoris karena kepala janin telah sampi di dasar panggul, show lebih banyak kadang-kadang diikuti sedikit perdarahan, ada rasa seperti ingin buang air besar, hal ini disebabkan karena tekanan kepala pada dasarpanggul dan juga pada rectum, perineum mulai menonjol dan anus mulai membuka. Tanda ini mulai tampak bila betul-betul kepala sudah di dasar panggul dan mulai membuka pintu (Saifuddin. 2000.hlm 45). Kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam pada primigravida dan pada multipara rata- rata 0,5 jam (Prawirohardjo, 2005).

c. Kala III

Kala III dimulai saat proses kelahiran bayi selesai dan berakhir dengan lahirnya plasenta. Kala III berlangsung rata-rata 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri, pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah (Prawirohardjo, 2005). Kisaran normal kala tiga sampai 30 menit, resiko perdarahan meningkat apabila kala tiga lebih lama dari 30 menit terutama antara 30 dan 60 menit (Varney, 2007).


(27)

d. Kala IV

Kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya pendarahan post partum (Prawirohardjo, 2005). Perdarahan post partum terjadi pada 2 jam pertama, observasi yang dilakukan adalah untuk menilai kesdaran penderita, tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan, kontraksi uterus, jumlah pendarahan). Perdarahan normal bila tidak melebihi 400 s/d 500 cc. Sebelum meninggalkan ibu yang post partum, petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada satu jam pertama setelah kelahiran plasenta dan 30 menit pada jam kedua setelah persalinan (Saifuddin, 2000).

B. Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan.

Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Sidi Gazalba, mengungkapkan bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, insaf, mengerti, dan pandai (Salam. 2003.hlm28). Pengetahuan merupakan proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan terus menerus dalam prilaku atau pemikiran (Seifert. 2007.hlm.5).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman,


(28)

rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo. 2007.hlm.143).

2. Fungsi Pengetahuan.

Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamanya. Adanya unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata, atau diubah sedemikian rupa, sehingga tercapai suatu konsisten (Azwar. 2003.hlm.45).

3. Sumber-sumber pengetahuan masalah a. Empirisme

Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dengan jalan observasi atau dengan penginderaan.

b. Rasionalisme

Pengetahuan diperoleh dari pikiran (akal budi) manusia, sehingga mampu mengetahui kebenaran.

c. Intusionisme

Secara etiomologi istilah intuisi berarti lagsung melihat. Intuisi dapat dipergunakan sehingga kita mengetahui diri kita, karakter, perasaan, dan motif orang lain serta kita mengetahui, mengalami hakikat sebenarnya tentang waktu, gerak, dan aspek yang mendasar dalam jagat raya.


(29)

d. Wahyu Allah

Pengetahuan disampaikan oleh Allah S.W.T kepada manusia lewat para nabi yang diutusnya (Salam. 2003.hlm.99-104).


(30)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka konsep

Kerangka konsep adalah hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya dengan masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep penelitian pengetahuan ibu primigravida tentang tanda-tanda persalinan pada ibu hamil di rumah bersalin dan balai pengobatan Sri Wahyuni pada tahun 2009.

Faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan - Pendidikan

Skema kerangka konsep Pengetahuan ibu primigravida

tentang tanda-tanda persalinan

- Pengertian persalinan - Tanda inpartu

- Tanda persalinan palsu

Karakteristik responden - Umur

- Pendidikan - Pekerjaan


(31)

3.2. Tabel Defenisi Operasional No Variabel Defenisi

Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala

1 Pengetahuan tentang tanda persalinan. Informasi yang diketahui ibu tentang tanda-tanda persalinan yang meliputi : pengertian persalinan, tanda inpartu, dan tanda persalinan palsu.

Kuesioner Wawancara Baik jika menjawab 16-20 (76-100%) pertanyaan dengan benar. Cukup jika menjawab 12-15 (56-75%) pertanyaan dengan benar. Kurang jika menjawab 0-11 (<55%) pertanyaan dengan benar. Ordinal

2 Umur Usia yang dihitung dari ulang tahun terakhir.

Kuesioner Wawancara 1. 20-25 tahun. 2. 26-30 tahun. 3. 31-35 tahun

Interval

3 Pendidikan Pendidikan formal terakhir yang diikuti oleh responden.

Kuesioner Wawancara 1. SD 2. SMP 3. SMA

4. Perguruan Tinggi

Ordinal

4 Pekerjaan Keadaan wanita yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan sehari-hari.

Kuesioner Wawancara 1. Bekerja 2. Tidak bekerja


(32)

BAB IV

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang menjelaskan tentang pengetahuan ibu primigravida tentang tanda-tanda persalinan di rumah bersalin dan balai pengobatan Sri Wahyuni Kecamatan Medan Marelan pada tahun 2009.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil primigravida yang melakukan pemeriksaan di rumah bersalin dan balai pengobatan Sri Wahyuni Medan Marelan pada tahun 2009. Jumlah populasi ibu hamill primigravida di rumah bersalin dan balai pengobatan Sri Wahyuni selama enam bulan terakhir ada 45 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik total sampling yaitu semua ibu hamil primigravida yang ada di rumah bersalin dan balai pengobatan Sri Wahyuni Kecamatan Medan Marelan berjumlah 45 orang. C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah bersalin dan balai pengobatan Sri Wahyuni Kecamatan Medan Marelan pada tahun 2009.


(33)

Lokasi ini dipilih karena lokasi yang terletak dipinggir kota, dan belum pernah ada yang meneliti pengetahuan ibu primigravida tentang tanda-tanda persalinan.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Febuari sampai bulan April 2009. E. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah proposal disetujui oleh institusi pendidikan dan mendapat izin untuk pengumpulan data dari rumah bersalin dan balai pengobatan Sri Wahyuni. Peneliti mengakui hak-hak responden dalam menyatakan kesedian atau ketidaksediaan untuk dijadikan objek penelitian. Lembar persetujuan (Informed concent) merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden. Informed concent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed concent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia maka harus menanda tangani lembar persetujuan, jika tidak maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed concent adalah partisipasi pasien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen dan prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi dan lain-lain. (Hidayat. 2007, 93).


(34)

F. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa kuesioner yang berisi karakteristik responden dan kuesioner penelitian. Karakteristik responden berisi data demografi yang meliputi : umur, pendidikan terakhir, dan pekerjaan. Kuesioner penelitian berisi pertanyaan tentang tanda-tanda persalinan terdiri dari 20 pertanyaan yang meliputi pengertian persalinan sebanyak 5 pertanyaan, tanda inpartu sebanyak 11 pertanyaan, dan pertanyaan mengenai tanda persalinan palsu sebanyak 4 pertanyaan. Untuk menentukan kategori baik, cukup, dan kurang terhadap pengetahuan responden, terlebih dahulu menentukan tolak ukur atau kriteria yang akan dijadikan pengukuran pengetahuan, jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0.

Baik : Jika menjawab pertanyaan 16-20 dengan benar dari 20 pertanyaan (76-100%).

Cukup : Jika menjawab pertanyaan 12-15 dengan benar dari 20 pertanyaan (56-75%).

Kurang : Jika menjawab pertanyaan 0-11 dengan benar dari 20 pertanyaan (<55%)

1. Validitas dan Reabilitas Instrumen. a. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji Validitas dilakukan dengan menggunakan conten validity. Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, terlebih dahulu diuji


(35)

kepada orang yang lebih ahli, dalam penelitian ini uji validitas dilakukan kepada dokter spesialis obstetrik dan ginekologi. Pada uji validitas pertanyaan nomor 7 dirubah dengan pertanyaan yang lain. Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Dilakukan dengan mengambil sampel dari karakteristik yang sama dengan responden yang sebenarnya ada sebanyak 20 orang. Uji reabilitas dilakukan dengan komputerisasi dengan hasil dinyatakan realiabel jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Dimana nilai r tabel nya adalah 0,444 dilihat dari sampel berjumlah 20 orang dengan ά 0,005 (Hasil terlampir).

G. Pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan mengajukan permohonan izin kepada ketua program studi D-IV bidan pendidik Universitas Sumatera Utara, dilanjutkan dengan mengajukan permohonan izin kepada rumah bersalin dan balai pengobatan Sri Wahyuni, setelah mendapatkan izin dari rumah bersalin dan balai pengobatan Sri wahyuni, peneliti melaksanakan pengumpulan data selama 2 bulan dimana rata-rata responden setiap harinya satu sampai dua orang. Sebelum memulai pengumpulan data peneliti mengadakan pendekatan kepada responden dan menjelaskan tujuan penelitian serta menanyakan kesediaan responden, jika responden bersedia, maka responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan atau menyetujui


(36)

secara lisan, setelah itu responden dipersilahkan untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan peneliti dalam kuesioner dan diberikan waktu untuk mengisi kuesioner selama dua puluh menit.

H. Analisa Data

Setelah data terkumpul maka peneliti mengadakan analisa data melalui beberapa tahap, dimulai dengan memeriksa kelengkapan data (editing), kemudian memberi kode (coding) untuk memudahkan melakukan tabulasi, selanjutnya memasukkan (entry) data dan dilakukan pengolahan data. Setelah semuanya selesai kemudian data di analisisis disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi dan persentase (Hidayat, 2007).


(37)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Hasil penelitian tentang pengetahuan ibu primigravida tentang tanda-tanda persalinan di rumah bersalin dan balai pengobatan Sri Wahyuni Kecamatan Medan Marelan pada tahun 2009.

1. Karakteristik responden

Rata-rata responden berumur 20-25 tahun sebanyak 73,8%. Dimana responden berpendidikan Sekolah Menegah Atas sebanyak 45,2%, dan mayoritas responden tidak bekerja ada sebanyak 57,14%.

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Tanda-tanda Persalinan

Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Usia :

- 20-25 tahun - 26-30 tahun - 31-35 tahun

31 10 1 73,8 23,8 2,4 Pendidikan :

- SD - SMP - SMA

- Perguruan Tinggi

4 13 19 6 9,5 31,0 45,2 14,3 Pekerjaan :

- Bekerja - Tidak bekerja

18 24 42,86 57,14


(38)

2. Pengetahuan primigravida tentang tanda-tanda persalinan

Pengetahuan ibu primigravida tentang tanda-tanda persalinan adalah cukup (52,4%). Dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Tanda-tanda Persalinan

Pengetahuan tanda-tanda persalinan

Frekwensi Persentase ( %)

Baik 7 16,7

Cukup 21 50,0

Kurang 14 33,3

Total 42 100

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa pengetahuan primigravida tentang tanda-tanda persalinan adalah cukup (50,0%). Persalinan merupakan rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi rahim yang meningkatkan rasa sakit dan kecemasan yang dirasakan oleh seorang wanita, namun hal tersebut dapat dikurangi dengan menggantikan citra tentang kelahiran yang lebih positif. Ini dapat dicapai dengan pendidikan selama kehamilan, dengan harapan pengetahuan tentang tanda persalinan yang


(39)

dimiliki oleh seorang wanita dapat merubah pandangan dan persepsi wanita tentang kelahiran (Llewellyn, 2005).

Jika ditemukan adanya kontraksi uterus yang disertai dengan pengeluaran lendir bercampur darah diharapkan wanita telah mengetahui bahwa hal tersebut merupakan tanda awal dari persalinan, sehingga tidak menimbulkan rasa takut pada seorang wanita yang akan menghadapi persalinan, karena persalinan umumnya dimulai dalam 24 jam setelah tanda awal tersebut. Dalam penelitian ini responden sudah mengetahui pengertian persalinan, akan tetapi tentang tanda inpartu responden hanya berpengetahuan cukup, disebabkan karena responden belum pernah melahirkan, sehingga mempengaruhi pengetahuannya.

Tanda persalinan palsu akan terjadi mendekati kehamilan aterm sering disalah artikan sebagai kontraksi awal persalinan. Dalam penelitian ini banyak wanita yang kurang dapat membedakan antara tanda persalinan palsu dengan tanda persalinan yang sesungguhnya karena jarangnya informasi yang didapat tentang persalinan palsu. Adanya tanda persalinan palsu dari persalinan akan membuat cemas wanita beserta suaminya. Kecemasan timbul karena ibu dalam kondisi primigravida belum mempunyai pengalaman menghadapi persalinan dan belum mengetahui tanda persalinan, sehingga akan berpikir apakah waktunya sudah tepat untuk dibawa ke rumah sakit dan apakah sudah dibawa ke tempat persalinan yang tepat (ATk, 2007).


(40)

C. Implikasi untuk asuhan kebidanan / pendidikan kebidanan

Diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan informasi tentang tanda persalinan kepada setiap ibu hamil khususnya primigravida pada saat melakukan pemeriksaan antenatal care, selain itu membantu primigravida ibu


(41)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Rata-rata responden berumur 20-25 tahun sebanyak 73,8%. Dimana responden berpendidikan Sekolah Menegah Atas sebanyak 45,2%, dan mayoritas responden tidak bekerja ada sebanyak 57,14%.

2. Pengetahuan ibu primigravida tentang tanda-tanda persalinan adalah cukup 52,4%.

B. Saran

1. Bagi pelayanan kesehatan

Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dalam memberikan penyuluhan secara langsung tentang tanda-tanda persalinan khususnya kepada ibu primigravida

2. Peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi bahan masukan, sehingga pada penelitian selanjutnya dapat lebih baik lagi.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Adnillah, ( 2008). Hubungan tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang kehamilan dan persalinan dengan tingkat kecemasan,

http://www. Penelitian kesehatan blogspot.com, diperoleh

tanggal 10 September 2008).

ATk, (2007). Suami jangan panik, http:// www. Kesehatan.com health.htm), diperoleh tanggal 10 Mei 2009).

Arikunto, S (2002), Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, S. (2003). Sikap manusia teori dan pengukurannya. Edisi kedua. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Chapman, V (2000). Asuhan kebidanan persalinan dan kelahiran. Jakarta: EGC.

Hidayat, A (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, Jakarta : Salemba Medika.

Huliana, M (2001). Panduan menjalani kehamilan sehat, Jakarta: Puspa Swara.

Indiarti, MT (2008). Kehamilan, persalian & perawatan bayi, Yogyakarta: Diglossia Media.

Liewellyn-J, D (2001). Dasar-dasar obstetric dan ginekologi edisi 6, Jakarta : Hipokrates.


(43)

Liewellyn-J, D (2005). Setiap Wanita, Jakarta : Delappratasa Liu, D.T.Y (2007). Manual persalinan edisi 3, Jakarta : EGC.

Maulana, M (2008). Paduan lengkap kehamilan, Yogyakarta : Katahati. Mansjoer, A (2001), Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media

Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Musbikin, I (2006), Persiapan menghadapi persalinan, Jakarta : Mitra

pustaka.

Notoadmodjo, S (2007), Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.

Nolan, M (2003). Kehamilan dan melahiran, Jakarta : Arcan.

Prawirohardjo, S (2005). Ilmu kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rose Wendy, N (2007). Panduan lengkap perawatan kehamilan, Jakarta : Dian Rakyat.

Salam, B (2003). Logika materiil filsafat ilmu pengetahuan, Jakarta : Rineka Cipta

Saifuddin, A (2000). Ilmu bedah kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin, A (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal , Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


(44)

Simkin, P (2007), Paduan lengkap kehamilan, melahirkan, & bayi, Jakarta : Arcan.

Stoppard, M (2008). Buku pintar kehamilan dan persalinan modern, Yogyakarta : Quills Book Publishers.


(1)

dimiliki oleh seorang wanita dapat merubah pandangan dan persepsi wanita tentang kelahiran (Llewellyn, 2005).

Jika ditemukan adanya kontraksi uterus yang disertai dengan pengeluaran lendir bercampur darah diharapkan wanita telah mengetahui bahwa hal tersebut merupakan tanda awal dari persalinan, sehingga tidak menimbulkan rasa takut pada seorang wanita yang akan menghadapi persalinan, karena persalinan umumnya dimulai dalam 24 jam setelah tanda awal tersebut. Dalam penelitian ini responden sudah mengetahui pengertian persalinan, akan tetapi tentang tanda inpartu responden hanya berpengetahuan cukup, disebabkan karena responden belum pernah melahirkan, sehingga mempengaruhi pengetahuannya.

Tanda persalinan palsu akan terjadi mendekati kehamilan aterm sering disalah artikan sebagai kontraksi awal persalinan. Dalam penelitian ini banyak wanita yang kurang dapat membedakan antara tanda persalinan palsu dengan tanda persalinan yang sesungguhnya karena jarangnya informasi yang didapat tentang persalinan palsu. Adanya tanda persalinan palsu dari persalinan akan membuat cemas wanita beserta suaminya. Kecemasan timbul karena ibu dalam kondisi primigravida belum mempunyai pengalaman menghadapi persalinan dan belum mengetahui tanda persalinan, sehingga akan berpikir apakah waktunya sudah tepat untuk dibawa ke rumah sakit dan apakah sudah dibawa ke tempat persalinan yang tepat (ATk, 2007).


(2)

C. Implikasi untuk asuhan kebidanan / pendidikan kebidanan

Diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan informasi tentang tanda persalinan kepada setiap ibu hamil khususnya primigravida pada saat melakukan pemeriksaan antenatal care, selain itu membantu primigravida ibu


(3)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Rata-rata responden berumur 20-25 tahun sebanyak 73,8%. Dimana responden berpendidikan Sekolah Menegah Atas sebanyak 45,2%, dan mayoritas responden tidak bekerja ada sebanyak 57,14%.

2. Pengetahuan ibu primigravida tentang tanda-tanda persalinan adalah cukup 52,4%.

B. Saran

1. Bagi pelayanan kesehatan

Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dalam memberikan penyuluhan secara langsung tentang tanda-tanda persalinan khususnya kepada ibu primigravida

2. Peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi bahan masukan, sehingga pada penelitian selanjutnya dapat lebih baik lagi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adnillah, ( 2008). Hubungan tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang kehamilan dan persalinan dengan tingkat kecemasan, http://www. Penelitian kesehatan blogspot.com, diperoleh tanggal 10 September 2008).

ATk, (2007). Suami jangan panik, http:// www. Kesehatan.com health.htm), diperoleh tanggal 10 Mei 2009).

Arikunto, S (2002), Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, S. (2003). Sikap manusia teori dan pengukurannya. Edisi kedua. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Chapman, V (2000). Asuhan kebidanan persalinan dan kelahiran. Jakarta: EGC.

Hidayat, A (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, Jakarta : Salemba Medika.

Huliana, M (2001). Panduan menjalani kehamilan sehat, Jakarta: Puspa Swara.

Indiarti, MT (2008). Kehamilan, persalian & perawatan bayi, Yogyakarta: Diglossia Media.


(5)

Liewellyn-J, D (2005). Setiap Wanita, Jakarta : Delappratasa Liu, D.T.Y (2007). Manual persalinan edisi 3, Jakarta : EGC.

Maulana, M (2008). Paduan lengkap kehamilan, Yogyakarta : Katahati. Mansjoer, A (2001), Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media

Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Musbikin, I (2006), Persiapan menghadapi persalinan, Jakarta : Mitra

pustaka.

Notoadmodjo, S (2007), Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.

Nolan, M (2003). Kehamilan dan melahiran, Jakarta : Arcan.

Prawirohardjo, S (2005). Ilmu kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rose Wendy, N (2007). Panduan lengkap perawatan kehamilan, Jakarta : Dian Rakyat.

Salam, B (2003). Logika materiil filsafat ilmu pengetahuan, Jakarta : Rineka Cipta

Saifuddin, A (2000). Ilmu bedah kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin, A (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal , Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


(6)

Simkin, P (2007), Paduan lengkap kehamilan, melahirkan, & bayi, Jakarta : Arcan.

Stoppard, M (2008). Buku pintar kehamilan dan persalinan modern, Yogyakarta : Quills Book Publishers.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Hypnobirthing terhadap Lama Persalinan pada Ibu Bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

4 68 149

Pengetahuan Ibu Primigravida Dan Multigravida Tentang Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Pada Kala I Di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014

4 88 72

Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas di Klinik Bersalin Hj.Nani Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu

17 116 85

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Primigravida Terhadap Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir Di Klinik Ananda Medan

0 48 69

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA-TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN 2013.

0 2 34

Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Tanda-tanda Bahaya Se Kehamilan terhadap Pengetahuan Ibu Primigravida - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

No Informasi Tentang Tanda-Tanda Persalinan

0 0 6

Pengaruh Hypnobirthing terhadap Lama Persalinan pada Ibu Bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

1 4 32

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persalinan 2.1.1 Pengertian Persalinan - Pengaruh Hypnobirthing terhadap Lama Persalinan pada Ibu Bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

0 0 49

ADAPTASI PSIKOSOSIAL IBU PRIMIGRAVIDA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI RUMAH BERSALIN SITI ZUBAIDAH KENTENG GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA TAHUN 2009 NASKAH PUBLIKASI - ADAPTASI PSIKOSOSIAL IBU PRIMIGRAVIDA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI RUMAH BERSALIN SITI ZU

0 0 18