BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Beberapa tahun belakangan ini dunia usaha sedang menghadapi krisis keuangan yang cukup hebat. Yang mengakibatkan banyak perusahaan besar
yang gulung tikar alias bangkrut. Keadaan ini akhirnya memaksa perusahaan yang masih bertahan untuk dapat menjaga kelangsungan hidupnya agar dapat
bersaing dengan perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan perusahaan lain maka membutuhkan dana atau modal baik yang
diperoleh dari investor maupun kreditur. Untuk memperoleh dana tersebut tentunya perusahaan harus mendapatkan kepercayaan dari kreditur maupun
investor. Kepercayaan itu dapat diperoleh jika perusahaan mampu menunjukkan kinerja yang baik, yang dapat diukur dari laba yang diperoleh perusahaan.
Laba merupakan salah satu tujuan perusahaan selain untuk dapat bertahan hidup going concern. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat
mencerminkan kelanjutan laba dimasa depan Djamaluddin, 2008: 55. Terkadang laba tidak dapat menggambarkan kinerja perusahaan karena adanya praktik
manajemen laba yang dilakukan pihak manajemen agar kinerja perusahaan terlihat baik.. Laba tersebut disajikan dalam laporan keuangan Laporan keuangan
merupakan media komunikasi utama antara manajer perusahaan dengan stakeholders. Apalagi saat ini memang belum ada media informasi lain yang dapat
dipakai kedua belah pihak untuk melakukan komunikasi bisnis. Tujuan laporan
Universitas Sumatera Utara
keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Untuk memfasilitasi tujuan tersebut, Srandar Akuntansi Keuangan
SAK menetapkan suatu kriteria yang harus dimiliki informasi akuntansi agar dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Kriteria utama adalah relevan dan
reliabel Kusuma, 2006 : 5. Informasi akuntansi dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan dengan menguatkan atau mengubah pengharapan para
pengambil keputusan, dan informasi tersebut dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai informasi bergantung pada informasi
tersebut. Komponen penting dalam laporan keuangan yang sering dijadikan sebagai alat untuk menginformasikan kinerja perusahaan adalah laba dan nilai
buku Kusuma, 2006: 6. Manajer menggunakan laporan keuangan untuk mempertanggungjawabkan
apa yang telah dilakukan dan dialaminya selama mengoperasikan perusahaan. Sementara disisi lain, laporan keuangan tersebut diharapkan dapat memberikan
informasi kepada para stakeholders seperti investor dan kreditur dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi dana mereka. Oleh sebab itu, laporan
keuangan harus dapat dimengerti dan dipahami oleh semua pihak yang
membutuhkan informasi itu.
Penilaian pada akuntansi melibatkan kebebasan manajerial managerial discreation yang mengakibatkan peningkatan nilai ekonomis atas angka
akuntansi karena manajer dapat mengerahkan kecakapannya dalam membuat penilaian dan mengkomunikasikan informasi melalui pilihan dan perkiraan
akuntansi. Dalam praktiknya manajer sering menyalahgunakan kebebasan ini
Universitas Sumatera Utara
untuk melakukan manajemen laba dan mempercantik laporan keuangan. Manajemen laba dapat mengurangi nilai ekonomis dari suatu laporan keuangan
dan dapat mengurangi tingkat kepercayaan atas laporan keuangan. Manajer sebagai penyeimbang dari keinginan para pemakai laporan keuangan dalam
menetapkan suatu standar. Jika pemakai laporan keuangan melihat manfaat dari penetapan suatu standar maka manjer akan melihat biayanya dan menolak standar
yang akan: 1 mengurangi laba yang dilaporkan 2 meningkatkan fluktuasi laba atau 3 mengungkapkan informasi kompetitif mengenai segmen, produk, atau
rencana tertentu Wild et al, 2006: 112 Laba yang dilaporkan juga menjadi dasar dalam penetapan pajak. Sering
kali terjadi perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal. Yang dikarenakan perbedaan tujuan masing-masing dalam pelaporan laba. Perbedaan antara laba
akuntansi dan laba fiskal book-tax differences dapat memberikan informasi mengenai kualitas laba. Logika yang mendasarinya adalah adanya sedikit
kebebasan akuntansi yang diperbolehkan dalam pengukuran laba fiskal. Sehingga perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal book-tax differences dapat
memberikan informasi tentang management discretion akrual. Djamaluddin 2008:56 juga menyatakan bahwa laba fiskal dapat digunakan sebagai benchmark
untuk mengevaluasi laba akuntansi. Apabila angka laba diduga oleh publik sebagai hasil rekayasa manajemen, maka angka laba tersebut dinilai mempunyai
kualitas rendah, dan konsekuensinya adalah publik akan merespon negatif angka laba yang dilaporkan tersebut
Universitas Sumatera Utara
Laba memiliki nilai relevansi. Salah satu komponen dari relevansi ini adalah persistensi laba. Masalah akan terjadi ketika relevansi laba dan nilai buku
sebagai alat pengukur kinerja perusahaan dihadapkan dengan praktek manipulasi earnings management yang dilakukan manajer. Relevansi laba suatu perusahaan
yang terindikasi melakukan earnings management seharusnya akan lebih rendah dari perusahaan yang tidak melakukan earnings management.
Persistensi laba akuntansi adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan di masa depan expected future earnings yang diimplikasi oleh laba
akuntansi tahun berjalan Djamaluddin, 2008: 55. Besarnya revisi ini menunjukkan tingkat persistensi laba. Persistensi laba merupakan salah satu
komponen nilai peridiktif laba. Oleh karena persistensi laba merupakan unsur relevansi, maka beberapa informasi dalam book-tax differences yang dapat
mempengaruhi persistensi laba, dapat membantu investor dalam menentukan kualitas laba dan nilai perusahaan. Namun masih banyak pendapat yang
mendukung dan menentang pernyataan mengenai apakah book-tax differences dapat mencerminkan informasi tentang persistensi laba. Pendapat yang
mendukung berasal dari beberapa literatur analisis keuangan yang menyatakan bahwa naiknya laba yang dilaporkan oleh manajemen yang disebabkan oleh
pilihan metoda akuntansi dalam proses akrual akan menyebabkan adanya perbedaan besar antara laba akuntansi dan laba fiskal Pendapat yang menentang
bahwa book-tax differences dapat mencerminkan informasi tentang persistensi laba sekarang adalah adanya suatu penjelasan bahwa book-tax differences dapat
dihasilkan melalui strategi tax-planning.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan manufaktur adalah salah satu dari beberapa jenis perusahan yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Peneliti lebih tertarik meneliti perusahaan
manufaktur karena perubahan harga produk yang cukup cepat, persaingan yang nampak dan ketat, keadaan yang labil dengan kondisi global, dan lain-lain yang
memungkinkan perusahaan melakukan manajemen laba. Dan manajemen laba ini dapat dideteksi dengan melihat perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal
terhadap persistensi laba satu perioda yang akan datang. Peneliti memilih perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur tidak dipengaruhi secara
langsung oleh regulasi pemerintah. Dimana salah satu komponen regulasi pemerintah adalah pajak. Dan juga untuk memudahkan mengklasifikasikan item-
item yang diungkapkan, yang pada umumnya sama, sehingga menghasilkan hasil yang akurat.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul ” Pengaruh Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan Laba fiskal Terhadap Persistensi Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
B. Perumusan masalah.