BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.1 Implementasi
Implementasi perangkat lunak merupakan hasil tampilan akhir dari proses perancangan dimana program dimulai dari tampilan utama kemudian terdapat tampilan profil
pemrogram.
4.2. Tampilan Utama
Tampilan menu utama merupakan tampilan yang digunakan untuk melakukan proses kompresi terhadap citra, pada tampilan ini terdapat pilihan metode yang digunakan untuk
melakukan proses kompresi citra. Tampilan utama ini dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 4.1 Tampilan program utama
Universitas Sumatera Utara
Untuk menjalankan proses kompresi pengguna harus memilih terlebih dahulu gambar yang akan dikompres dengan mengklik tombol browse. Kemudian akan muncul
jendela windows yang digunakan untuk memilih gambar. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini yang menunjukkan jendela windows untuk memilih gambar yang akan
dikompres.
Gambar 4.2 Tampilan jendela pemilihan gambar Selanjutnya setelah gambar dipilih kemudian pilih tombol open untuk
memasukkan gambar ke dalam program. Kemudian secara otomatis program akan membaca nilai-nilai data yang terdapat pada seluruh gambar, setelah proses pembacaan
data selesai maka program akan menampilkan pesan seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Tampilan pesan pembacaan data Kemudian tekan tombol OK, langkah selanjutnya pilih metode yang akan
digunakan untuk melakukan kompresi data. Pilih metode yang terdapat pada frame, metode tersebut berupa komponen radiobutton. Untuk yang pertama digunakan metode
run length encoding, kemudian klik tombol compression. Ketika tombol ditekan maka pointer berubah menjadi lingkaran yang menandakan bahwa sedang terjadi proses pada
tampilan tersebut. Setelah proses selesai maka akan muncul pesan seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 4.4 Tampilan pesan proses kompresi selesai
Universitas Sumatera Utara
Kemudian tekan tombol OK, selanjutnya muncul pesan yang menanyakan apakah pengguna ingin menyimpan data citra hasil kompresi. Untuk lebih jelasnya lihat tampilan
berikut ini.
Gambar 4.5 Tampilan pesan penyimpanan citra Apabila pengguna menekan tombol No maka program tidak akan menyimpan data
citra hasil kompresan menggunakan metode run length encoding tersebut. Tetapi apabila pengguna menekan tombol Yes maka akan mucul tampilan windows yang digunakan
untuk menyimpan data citra tersebut. Disini data hasil kompresan memiliki ekstensi .RLE yang menyatakan data citra tersebut merupakan data hasil kompresan menggunakan
metode run length encoding, untuk lebih jelasnya mengenai tampilan ini dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6 Tampilan penyimpanan hasil kompresi Setelah muncul jendela penyimpanan kemudian ketik nama file hasil kompresi
tanpa menyertakan ekstensi karena ektensi citra terkompres secara otomatis langsung terbentuk kemudian tekan tombol Save, setelah tombol Save ditekan maka tampilan akan
kembali ke tampilan program utama dan akan muncul pesan seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 4.7 Tampilan pesan penyimpanan berhasil
Universitas Sumatera Utara
Kemudian tekan tombol OK, selanjutnya pada tampilan utama akan muncul besar kapasitas file asli dalam satuan bytes, kapasitas hasil kompresan dalam satuan bytes,
berapa besar rasio file terkompres dan berapa lama waktu yang dibutuhkan utuk mengkompres citra tersebut dalam satuan detik. Dari hasil percobaan tersebut didapatkan
kapasitas file asli sebesar 3128 Bytes, kapasitas hasil kompresan 12082 Bytes, rasio kompres sebesar 4,89 dan waktu yang dibutuhkan selama 1 milidetik. Nilai-nilai
tersebut hanya akan muncul apabila pengguna menyimpan file hasil kompresan, apabila pengguna tidak menyimpan data citra hasil kompresan yang akan tampil hanya kapasitas
file asli sedangkan nilai-nilai yang lainnyat tidak akan ditampilkannilai selalu bernilai 0. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini
Gambar 4.8 Tampilan hasil kompres menggunakan run length encoding Langkah selanjutnya pengguna juga dapat melihat data-data asli dari citra tersebut
dan data-data hasil proses kompresan, caranya pengguna tekan tombol File Info atau pilih menu option kemudian pilih menu file info. Setelah tombol ditekan maka program akan
mulai bekerja kembali dengan ditandai pointer yang berubah menjadi lingkaran dan setelah proses selesai maka akan data-data tersebut akan ditampilkan pada tempatknya.
Untuk nilai-nilai pada file yang sebenarnya terdapat pada textbox yang beradap pada sebelah kiri yang diatasnya terdapat label yang bertuliskan general file sedangkan nilai-
nilai hasil kompresan berada pada textbox yang berada pada tampilan sebelah kanan yang
Universitas Sumatera Utara
diatasnya terdapat label yang bertuliskan file process. Untuk lebih jelasnya mengenai tampilannya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 4.9 Tampilan nilai hasil kompresi metode run length encoding Kemudian dilakukan proses dekompresi terhadap file citra tersebut, lakukan
langkah seperti sebelumnya dengan menekan tombol browse kemudian pilih file hasil kompresan dengan ekstensi RLE kemudian pilih tombol open. Langkah selanjutnya pilih
metode dekompresi dengan memilih radiobutton run length encoding kemudian tekan tombol decompress. Setelah tombol ditekan maka pointer kombali berubah menjadi
lingkaran yang menandakan sedang ada proses perhitungan yang berjalan. Setelah proses perhitungan selesai maka akan muncul pesan yang menyatakan proses dekompresi
selesai. Kemudian akan simpan file hasil dekompresi tersebut, kemudian pengguna dapat melihat waktu yang dibutuhkan untuk medekompresi ulang file citra tersebut dengan
melihat waktunya pada form utama. Untuk melihat nilai-nilai hasil dekompresi pengguna harus menekan tombol file info kemudian proses kembali berjalan seperti sebelumnya,
setelah proses selesai maka informasi mengenai file gambar tersebut akan ditampilkan pada textbox yang telah disediakan. Utuk lebih jelasnya mengenai nilai-nilai hasil
dekompresi citra tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.10 Tampilan nilai hasil dekompresi metode run length encoding Kemudian dilakukan percobaan dengan menggunakan kompresi walsh-hadamard
dengan citra masukan yaitu citra ‘matahari1.bmp’. Didalam proses kompresi menggunakan walsh-hadamard pada citra tersebut diperoleh ukuran citra setelah hasil
kompresi sebesar 3128 bytes, rasio kompresi sebesar 82,70 dan waktu eksekusi kompresi selama 1 detik. Waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra 32x32 ini
jauh lebih lama dibandingkan menggunakan metode run length encoding.
Gambar 4.11 Tampilan nilai hasil kompresi metode walsh-hadamard Hasil dari citra dari kedua metode ini jauh berbeda hal ini disebabkan karena sifat
kedua metode ini juga berbeda dimana run length encoding bersifat losseless sedangkan
Universitas Sumatera Utara
metode walsh-hadamard bersifat lossy. Lihat gambar 4.12 berikut ini untuk lebih jelas mengenai perbedaan hasil dekompresi kedua metode ini.
a
b
c Gambar 4.12 a Citra Asli b Hasil dekompresi run length encoding c Hasil
dekompresi walsh-hadamard Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diambil lima sampel gambar dengan
gambar yang terdapat pada gambar 4.12. Pada gambar a terdapat lima gambar asli yang digunakan untuk melakukan percobaan kompresi menggunakan kedua metode yang akan
digunakan. Pada gambar b merupakan gambar hasil dekompresi menggunakan metode run length encoding, hasil yang diperoleh setelah didekompresi sama dengan gambar
aslinya hal ini menunjukkan bahwa kompresi run length encoding bersifat lossless dimana tidak terdapat kehilangan data setelah dilakukan proses kompresi. Pada gambar
c merupakan gambar hasil dekompresi ulang menggunakan metode walsh-hadamard, pada gambar tersebut memperoleh hasil yang sama dengan gambar aslinya. Metode
kompresi yang bersifat lossy dimana pada saat melakukan proses kompresi terjadi kehilangan data pada gambar yang dikompres. Tetapi, tidak tampak terlihat oleh mata.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Tampilan Profil