BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara USU. Universitas Sumatera Utara adalah sebuah universitas negeri yang
terletak di Kota Medan, Indonesia dan merupakan universitas tertua serta terbaik yang terletak di luar Pulau Jawa, yaitu di Pulau Sumatera. USU juga adalah
universitas yang pertama di Pulau Sumatera yang mempunyai Fakultas Kedokteran. Gedung Fakultas Kedokteran USU terdapat di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan
Medan Baru, Jl. Dr. Mansur No.5 Medan Kampus ini memiliki luas sekitar 122 Ha, dengan zona akademik sekitar 100Ha
berada di tengahnya. Fakultas ini memiliki berbagai ruang kelas, ruang administrasi, ruang laboratorium, ruang skills lab, ruang seminar, perpustakaan, kedai mahasiswa,
ruang PEMA, ruang POM, kantin, kamar mandi, dan mushola.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini terdiri daripada 30 orang mahasiswa yang diambil menggunakan teknik consecutive sampling.
Mahasiswa yang dipilih telah diseleksi menurut kriteria inklusi dan eksklusi sebelumnya. Dari 30 jumlah sampel yang diambil, sampel dapat didistribusikan
menurut karakteristik jenis kelamin dan umur seperti tabel di bawah.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3. Distribusi Karakteristik Sampel Tabel 5.1. Deskripsi karakteristik sampel
Karakteristik Subjek n=30
Frekuensi n Persentase
Jenis kelamin Laki-laki
7 23,3
Perempuan 23
76,7 Umur
18- 21 8
26,7 21-23
22 73,3
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar sampel adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 23 orang 76,7, kemudian laki-laki sebanyak 7
orang 23,3. Frekuensi umur sampel terbanyak terdapat pada umur 20-23 tahun yaitu 22 orang 73,3, kemudian umur 18-20 tahun sebanyak 8 orang 26,7.
5.1.4. Hasil Analisa Data 5.1.4.1 Analisa Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kopi Yang Diminum
Tabel 5.2 Distribusi sampel berdasarkan jenis kopi yang diminum
Jenis kopi Frekuensi n
Persentase Berkafein
15 50,0
Dekafein 15
50,0 Jumlah
30 100,0
Dari tabel didapatkan bahwa distribusi sampel berdasarkan jenis kopi adalah sama yaitu 15 orang 50,0 mendapat kopi berkafein dan 15 orang 50,0
mendapat kopi dekafein.
Universitas Sumatera Utara
5.1.4.2. Analisa Aspek Dalam Kuesioner Kualitas Tidur Berdasarkan
Jenis Kopi Yang Diminum
Tabel 5.3 Distribusi jumlah jam tidur berdasarkan jenis kopi yang diminum
=Uji Kolmogrov-Smirnov
Berdasarkan tabel diatas dilihat bahwa bagi sampel yang mendapat kopi berkafein, frekuensi jumlah jam tidur terbanyak adalah tidur kurang dari 5 jam yaitu
10 orang 66,7 dan yang paling sedikit adalah tidur lebih dari 7 jam yaitu 0 orang 0.
Pada sampel yang mendapat kopi dekafein, frekuensi jumlah jam tidur terbanyak adalah di antara 6-7 jam yaitu 7 orang 46,7 dan yang paling sedikit
adalah lebih dari 7 jam yaitu 1 orang 6,7. Pada hasil uji statistik Kolmogrov-Smirnov diperoleh p-value 0,05 nilai
signifikansi adalah 0,028, ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah jam tidur yang signifikan pada sampel yang mendapat kopi berkafein.
Jumlah jam tidur Jenis kopi yang diminum
Jumlah p-value
Berkafein Dekafein
n n
n 5 jam
10 66,7
2 13,3
12 40,0
0,028 5-6 jam
3 20,0
5 33,3
8 26,7
6-7 jam 2
13,3 7
46,7 9
30,0 7 jam
1 6,7
1 3,3
Jumlah 15
100,0 15
100,0 30
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4 Distribusi onset tidur berdasarkan jenis kopi
Onset tidur Jenis kopi yang diminum
Jumlah p-value
Berkafein Dekafein
n n
n 60 menit
6 40,0
1 6,7
7 23,3
0,028 31-60 menit
5 33,3
2 13,3
7 23,3
16-30 menit 3
20,0 3
20,0 6
20,0 15 menit
1 6,7
9 60,0
10 33,3
Jumlah 15
100,0 15
100,0 30
100,0 =Uji Kolmogrov-Smirnov
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa bagi sampel yang mendapat kopi berkafein, frekuensi onset tidur terbanyak adalah lebih dari 60 menit yaitu 6
orang 40,0 dan yang paling sedikit adalah onset kurang dari 15 menit yaitu 1 orang 6,7.
Pada sampel yang mendapat kopi dekafein,frekuensi onset tidur terbanyak adalah kurang dari 15 menit yaitu 9 orang 60,0 dan yang terendah adalah onset lebih
dari 60 menit yaitu 1 orang 6,7. Pada hasil uji statistik Kolmogrov-Smirnov diperoleh p-value 0,05 nilai
signifikansi adalah 0,028, ini menunjukkan adanya terjadi perpanjangan dari onset tidur yang signifikan pada sampel yang mendapat kopi berkafein.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi terbangun pada malam hari berdasarkan jenis kopi
Frekuensi terbangun pada malam hari
Jenis kopi yang diminum Jumlah
p- value
Berkafein Dekafein
n n
n 5 kali
1 6,7
1 3,3
0,009 3-4 kali
3 20,0
3 10,0
1-2 kali 10
66,7 5
33,3 15 50,0
Tidak ada 1
6,7 15 66,7
11 36,7 Jumlah
15 100,0
15 100,0 30 100,0 =Uji Kolmogrov-Smirnov
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sampel yang mendapat kopi berkafein banyak yang mengeluhkan frekuensi mereka terbangun pada malam hari
adalah antara 1 hingga 2 kali yaitu 10 orang 66,7 dan yang paling sedikit adalah mereka yang tidak terbangun sama sekali pada malam hari yaitu 1 orang 6,7.
Pada sampel yang mendapat kopi dekafein, kebanyakan mereka tidak mengeluhkan terbangun pada malam hari yaitu 10 orang 66,7 dan yang paling
sedikit yaitu tiada sampel yang dilaporkan terbangun 3-4 kali 0 atau terbangun lebih dari 5 kali 0.
Pada hasil uji statistik Kolmogrov-Smirnov diperoleh p-value 0,05 nilai signifikansi adalah 0,009, ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang
signifikan dari frekuensi terbangun pada malam hari pada sampel yang mendapat kopi berkafein.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.6 Distribusi kedalaman tidur berdasarkan jenis kopi yang diminum
Kedalaman tidur Jenis kopi yang diminum Jumlah
p-value Berkafein
Dekafein n
n n
Sebentar- bentar terbangun 3
20,0 1
6,7 4
13,3 0,003
Tidur dan kemudian terbangun 7 46,7
2 13,3
9 30,0
Tidur tapi tidak nyenyak 4
26,7 1
6,7 5
16,7 Tidur sangat nyenyak
1 6,7
11 73,3 12 40,0
Jumlah 15 100,0
15 100,0 30 100,0
=Uji Kolmogrov-Smirnov Berdasarkan tabel, bagi sampel yang mendapat kopi berkafein frekuensi
kedalaman tidur terbanyak adalah mereka yang tidur dan kemudian terbangun yaitu 7 orang 46,7 dan yang paling sedikit adalah sampel yang tidur sangat nyenyak yaitu
1 orang 6,7. Pada sampel yang mendapat kopi dekafein, frekuensi kedalaman tidur
terbanyak adalah mereka yang tidur yang sangat nyenyak yaitu 11 orang 73,3 dan paling sedikit adalah sampel yang mengeluhkan tidur tapi tidak nyenyak dan
sebentar-bentar terbangun, masing-masing kategori hanya 1 orang 6,7. Pada hasil uji statistik Kolmogrov-Smirnov diperoleh p-value 0,05 nilai
signifikansi adalah 0,003, ini menunjukkan bahwa adanya terjadi perburukan yang signifikan dari kedalaman tidur pada sampel yang mendapat kopi berkafein.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7 Distribusi kepuasan tidur berdasarkan jenis kopi
Kepuasan tidur Jenis kopi yang diminum
Jumlah p-value
Berkafein Dekafein
n n
n Tidak sama sekali
5 33,3
1 6,7
6 20,0
0,009 Sedikit puas
7 46,7
2 13,3
9 30,0
Cukup puas 3
20,0 11
73,3 14
46,7 Sangat puas
1 6,7
1 3,3
Jumlah 15
100,0 15
100,0 30
100,0 =Uji Kolmogrov-Smirnov
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa bagi sampel yang mendapat kopi berkafein, frekuensi kepuasan tidur terbanyak adalah mereka yang sedikit puas yaitu
7 orang 46,7 dan paling sedikit yaitu tiada sampel yang merasakan sangat puas dengan tidur malamnya 0.
Pada sampel yang mendapat kopi dekafein, mereka merasakan frekuensi terbanyak kepuasan adalah cukup puas yaitu 11 orang 73,3 dan yang paling
sedikit adalah sampel yang tidak puas sama sekali yaitu 1 orang 6,7 dan sampel yang merasa sangat puas dengan tidur malamnya juga 1 orang 6,7.
Pada hasil uji statistik Kolmogrov-Smirnov diperoleh p-value 0,05 nilai signifikansi adalah 0,009, ini menunjukkan bahwa adanya terjadi perburukan yang
signifikan dari kepuasan tidur pada sampel yang mendapat kopi berkafein.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8 Distribusi aktivitas pada pagi hari berdasarkan jenis kopi
Aktivitas pada pagi hari Jenis kopi yang diminum
Jumlah p-value
Berkafein Dekafein
n n
n Sangat lemahlelah
0,028 Lemah lelah
5 33,3
2 13,3
7 23,3
Sedikit lemah lelah 9
60,0 4
26,7 13
43,3 Tidak lemahlelah
1 6,7
9 60,0
10 33,3
Jumlah 15
100,0 15
100,0 30
100,0 =Uji Kolmogrov-Smirnov
Berdasarkan tabel, sampel yang mendapat kopi berkafein banyak yang mengeluhkan mereka merasa sedikit lemah untuk beraktivitas pada pagi hari yaitu 9
orang 60,0. dan frekuensi paling sedikit yaitu tiada sampel yang merasa sangat lemah untuk berakitivitas pada pagi hari 0
Pada kebanyakan sampel yang mendapat kopi dekafein, mereka merasakan tidak lemah untuk beraktivitas pada pagi hari yaitu 9 orang 60,0 dan frekuensi
yang paling sedikit yaitu tiada sampel yang merasa sangat lemah untuk berakitivitas pada pagi hari 0
Pada hasil uji statistik Kolmogrov-Smirnov diperoleh p-value 0,05 nilai signifikansi adalah 0,028, ini menunjukkan bahwa adanya terjadi perburukan yang
signifikan dalam beraktivitas pada pagi hari pada sampel yang mendapat kopi berkafein.
Universitas Sumatera Utara
5.1.4.3 Hasil Analisa Statistik Hubungan Antara Jenis Kopi Dengan
Kualitas Tidur
Tabel 5.9 Hasil analisa statistik hubungan antara jenis kopi dengan kualitas tidur
Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Kualitas tidur Jenis kopi yang diminum
Jumlah p-value
Berkafein Dekafein
n n
n Baik
1 6,7
11 73,3
12 40,0
0,003 Sedang
8 53,3
3 20,0
11 36,7
buruk 6
40,0 1
6,7 7
23,3 Jumlah
15 100,0
15 100,0
30 100,0
=Uji Kolmogrov-Smirnov
Kualitas tidur diukur dari hasil total skor kuesioner. Nilai 0-6 menandakan kualitas tidur buruk, nilai 7-12 menandakan kualitas tidur sedang dan nilai 13-18
menandakan kualitas baik. Dari tabel didapatkan bahwa bagi sampel yang mendapat kopi berkafein,
frekuensi kualitas tidur terbanyak adalah kategori sedang yaitu 8 orang 53,3 dan yang paling sedikit adalah kategori baik yaitu 1 orang 6,7.
Pada sampel yang mendapat kopi dekafein, frekuensi kualitas tidur terbanyak adalah kategori baik yaitu 11 orang 73,3 dan yang paling sedikit adalah kategori
buruk yaitu 1 orang 6,7. Pada hasil uji statistik Kolmogrov-Smirnov diperoleh p-value 0,05 nilai
signifikansi adalah 0,003, ini menunjukkan terjadi perburukan yang signifikan kualitas tidur pada sampel yang mendapat kopi berkafein
Universitas Sumatera Utara
5.2 Pembahasan