Karakteristik pisang Raja Sirup Glukosa

3. Pisang buah musa paradisiacal L.

Pisang jenis ini sudah tidak asing lagi bagi kita karena banyak ditemui. Pisang buah dapat dibedakan menjadi 4 golongan. Golongan pertama adalah yang dapat dimakan langsung setelah masak, misalnya pisang kepok, pisang jus susu, pisang hijau, pisang emas, pisang raja, dan sebagainya. Golongan kedua dapat dimakan setelah diolah terlebih dahulu, misalnya pisang tanduk, pisang oli, pisang kapas, pisang bangkahulu, dan sebagainya. Golongan ketiga adalah pisang yang dapat dimakan langsung setelah masak maupun diolah dahulu, misalnya pisang kepok dan pisang raja. Sedangkan golongan keempat adalah pisang yang dapat dimakan sewaktu masih mentah. Pisang ini adalah pisang kelutuk pisang batu biasanya pisang ini dibuat rujak sewaktu masih muda.

2.3 Karakteristik pisang Raja

Pisang jenis ini tangkai buahnya terdiri atas 6 sisir yang masing-masing terdiri 15 buah. Berat 1 buah pisang sekitar 92 g dengan panjang 12-18 cm dan diameter 3,2 cm. bentuk buahnya melengkung dengan bagian pangkal bulat. Warna daging buahnya kuning kemerahan tanpa biji. Empulur buahnya nyata dengan tekstul kasar. Rasanya manis. Lama tanaman berbunga sejak anakan adalah 14 bulan. Komposisi pisang raja dapat dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 komposisi pisang raja Komponen berat Karbohidrat Protein Kadar air Lemak Vitamin 31,8 1,2 65,8 0,2 1.0 Sumber : Direktorat Gizi Depertemen Kesehatan RI, 1979

2.4 Gula- gula karbohidrat

Pada umunya gula karbohidrat dibagi 3 kelompok: 1. Monosakarida 2. Disakarida 3. Polisakarida

1. MonosakaridaC

6 H 12 O 6 Monosakarida merupakan karbohidrat dalam bentuk gula sederhana. Sebagaimana disakarida, monosakarida berasa manis, larut air, dan bersifat kristalin. Monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon yang dikandungnya triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, dan heptosa dan gugus aktifnya, yang bisa berupa aldehida atau keton. Ini kemudian bergabung, menjadi misalnya aldoheksosa dan ketotriosa Anonim, 2010b. Selanjutnya, tiap atom karbon yang mengikat gugus hidroksil kecuali pada kedua ujungnya bersifat optik aktif, sehingga menghasilkan beberapa karbohidrat yang berlainan meskipun struktur dasarnya sama. disusun berlainan. Monosakarida meliputi glukosa, galaktosa, fruktosa, manosa, dan lain-lain. Gambar 2.1 Fruktosa, salah satu jenis monosakarida

2. Disakarida C

12 H 22 O 11 Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari 2 molekul monosakarida, yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk antara atom C suatu monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida lain. Hidrolisis 1 mol disakarida akan menghasilkan 2 mol monosakarida. Berikut ini beberapa disakarida yang banyak terdapat di alam. Disakarida meliputi maltosa, laktosa dan sukrosa Anonim, 2010b. Gambar 2.2 Struktur maltosa

3. Polisakarida C

12 H 22 O 11 Polisakarida merupakan polimer monosakarida, mengandung banyak satuan monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Hidrolisis lengkap dari polisakarida akan menghasilkan monosakarida. Glikogen dan amilum merupakan polimer glukosa. Berikut beberapa polisakarida terpenting. 1.Selulosa Selulosa merupakan polisakarida yang banyak dijumpai dalam dinding sel pelindung seperti batang, dahan, daun dari tumbuh-tumbuhan. Selulosa merupakan polimer yang berantai panjang dan tidak bercabang. Suatu molekul tunggal selulosa merupakan polimer rantai lurus dari 1,4’- β-D-glukosa. Hidrolisis selulosa dalam HCl 4 dalam air menghasilkan D-glukosa. Gambar 2.3 Struktur selulosa Dalam sistem pencernaan manusia terdapat enzim yang dapat memecahkan ikatan α-glikosida, tetapi tidak terdapat enzim untuk memecahkan ikatan β-glikosida yang terdapat dalam selulosa sehingga manusia tidak dapat mencerna selulosa. Dalam sistem pencernaan hewan herbivora terdapat beberapa bakteri yang memiliki enzim β-glikosida sehingga hewan jenis ini dapat menghidrolisis selulosa. 2.Pati Amilum Pati terbentuk lebih dari 500 molekul monosakarida. Merupakan polimer dari glukosa. Pati terdapat dalam umbi-umbian sebagai cadangan makanan pada tumbuhan. Jika dilarutkan dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi dua fraksi utama, yaitu amilosa dan amilopektin. Perbedaan terletak pada bentuk rantai dan jumlah monomernya. Amilosa adalah polimer linier dari α-D-glukosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,4- α. Dalam satu molekul amilosa terdapat 250 satuan glukosa atau lebih. Amilosa membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan iodium. Warna ini merupakan uji untuk mengidentifikasi adanya pati. Gambar 2.4 Struktur Molekul amilopektin lebih besar dari amilosa. Strukturnya bercabang. Rantai utama mengandung α-D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4-α. Tiap molekul glukosa pada titik percabangan dihubungkan oleh ikatan 1,6- α. Struktur amilosa Gambar 2.5 Struktur Struktur Hidrolisis lengkap pati akan menghasilkan D-glukosa. Hidrolisis dengan enzim tertentu akan menghasilkan dextrin dan maltosa Anonim, 2010b. amilopektin

2.5 Sirup Glukosa

Sirup glukosa adalah yang paling layak menggantikan gula. Sirup ini adalah larutan cair sakarida nutritif yang telah dimurnikan dan dipekatkan dan larutan ini terdiri dari beberapa senyawa: terutama glukosa, dekstrosa dan maltosa. Dalam standart Indonesia, sirup glukosa didefinisikan sebagai cairan jernih dan kental yang komponen utamanya glukosa yang diperoleh dari hidrolisa pati. Spesifikasi utama sirup glukosa yang diberikan oleh WHO, yaitu mempunyai padatan kering minimal 70 , dekstosa ekuivalen minimum 20 dan 40 sulfur dioksida. Syarat mutu sirup glukosa dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Syarat mutu sirup glukosa Komponen Spesifikasi Air Abu dasar kering Gula reduksi dihitung sebagai D- glukosa Pati Logam berbahaya Pb,Cn, Zn Maksimal 20 Maksimal 1 Minimum 30 Tidak nyata Negatif Untuk kembang gula manis 400 Sulfurdioksida Pemanis buatan ppm, yang lainnya 40ppm Negatif Sumber : SII 0418-81, BPOM medan Sampai saat ini peran gula sebagai pemanis masih didominasi oleh gula pasir sukrosa. Berdasarkan kenyataan tersebut, harus diusahakan alternatif bahan pemanis selain sukrosa. Dewasa ini telah digunakan berbagai macam bahan pemanis alami dan sintesis baik itu yang berkalori, rendah kalori, dan nonkalori yang dijadikan alternatif pengganti sukrosa seperti siklamat, aspartam, stevia, dan gula hasil hidrolisis pati. Contoh gula hasil hidrolisis pati adalah sirup glukosa, fruktosa, dan maltosa. Industri makanan dan minuman saat ini memiliki kecenderungan untuk menggunakan sirup glukosa. Hal ini didasari oleh beberapa kelebihan sirup glukosa dibandingkan sukrosa diantaranya sirup glukosa tidak mengkristal seperti halnya sukrosa jika dilakukan pemasakan pada suhu tinggi, inti kristal tidak terbentuk sampai larutan sirup glukosa mencapai kejenuhan 75 Sa’id, 1987. Sirup glukosa banyak digunakan dalam pembuatan industri makanan dan minuman terutama dalam industri permen, selai, dan pembuatan buah kaleng.

2.6 Macam-macam Proses Pembuatan Sirup Glukosa Glucose syrup