Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Pengertian Gagal Ginjal Ginjal Perjalanan Klinis Gangguan Fungsi Ginjal

Dari data profil kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2008, gagal ginjal menempati urutan ke sembilan dengan PMR sebesar 2,54 yang menjadi penyebab kematian pasien rawat inap di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2007. 11 Hasil penelitian Yulinda 2002 di RSU Dr Pirngadi Medan, terdapat 160 orang penderita Gagal Ginjal Kronik GGK rawat inap. 12 Hasil Penelitian Marlina 2009 di RSU Dr Pirngadi Medan terdapat 100 orang penderita Gagal Ginjal Akut GGA pada tahun 2002-2006. Pada tahun 2002 sebanyak 11 kasus, 2003 sebanyak 12 kasus, 2004 sebanyak 18 kasus, 2005 sebanyak 22 kasus, dan 2006 sebanyak 37 kasus. 13 Dari data rekam medik di RS Haji Medan pada tahun 2007 didapat 142 kasus untuk GGK dan 17 kasus GGA, tahun 2008 tercatat 63 kasus GGK dan 10 kasus GGA, dan pada tahun 2009 tercatat 93 kasus GGK dan 13 kasus GGA. Merujuk pada data di atas, perlu dilakukannya suatu penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita gagal ginjal yang dirawat inap di rumah sakit ini pada tahun 2009, sehingga diharapkan nantinya dapat bermanfaat untuk peningkatan penyediaan sarana kesehatan yang lebih baik.

1.2 Perumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita gagal ginjal pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan pada Tahun 2009. Universitas Sumatera Utara 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik penderita gagal ginjal di Rumah Sakit Haji Medan pada Tahun 2009.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita gagal ginjal berdasarkan sosiodemografi umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, daerah asal. b. Untuk mengetahui distribusi penderita gagal ginjal berdasarkan sumber biaya c. Untuk mengetahui distribusi proporsi gagal ginjal berdasarkan jenis gagal ginjal. d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita gagal ginjal berdasarkan penyakit yang menyertai. e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita gagal ginjal berdasarkan penatalaksanaan medis yang diberikan. f. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita gagal ginjal. g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita gagal ginjal berdasarkan keadaan sewaktu pulang. h. Untuk mengetahui proporsi umur berdasarkan jenis kelamin. i. Untuk mengetahui proporsi penyakit yang menyertai berdasarkan jenis gagal ginjal. j. Untuk mengetahui proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan sumber biaya. k. Untuk mengetahui proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan jenis gagal ginjal. Universitas Sumatera Utara l. Untuk mengetahui proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan penyakit yang menyertai. m. Untuk mengetahui proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan penatalaksanaan medis. n. Untuk mengetahui distribusi lama rawatan rata-rata berdasarkan penyakit yang menyertai. o. Untuk mengetahui distribusi lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Sebagai bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit Haji Medan mengenai karakteristik penderita gagal ginjal yang dirawat di rumah sakit tersebut sehingga dapat mendukung upaya penatalaksanaan yang lebih baik terhadap penderita gagal ginjal. 1.4.2 Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta pihak lain khususnya tentang epidemiologi gagal ginjal. 1.4.3 Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat SKM. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Gagal Ginjal

Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urin. 14

2.2. Ginjal

Ginjal adalah suatu organ yang secara struktural kompleks dan telah berkembang untuk melaksanakan sejumlah fungsi penting, seperti : ekskresi produk sisa metabolisme, pengendalian air dan garam, pemeliharaan keseimbangan asam yang sesuai, dan sekresi berbagai hormon dan autokoid. 15

2.3. Anatomi Ginjal

Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal kiri karena tertekan kebawah oleh hati. Kutub atasnya terletak setinggi iga keduabelas, sedangkan kutub atas ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas. 8 Ginjal terletak di bagian belakang abdomen atas, di belakang peritoneum, di depan dua iga terakhir, dan tiga otot besar-transversus abdominis, kuadratus lumborum, dan psoas mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Ginjal terlindung dengan baik dari trauma langsung, disebelah posterior atas dilindungi oleh iga dan otot-otot yang meliputi iga, sedangkan di anterior bawah dilindungi oleh bantalan usus yang tebal. 16 Universitas Sumatera Utara Ginjal kanan dikelilingi oleh hepar, kolon, dan duodenum, sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh lien, lambung, pankreas, jejunum dan kolon. Struktur Ginjal terdiri atas:

2.3.1. Struktur Makroskopik Ginjal

Pada orang dewasa , panjang ginjal adalah sekitar 12 sampai 13 cm 4,7 hingga 5,1 inci, lebarnya 6 cm 2,4 inci, tebalnya 2,5 cm 1 inci, dan beratnya sekitar 150 gram. Secara anatomik ginjal terbagi dalam dua bagian, yaitu korteks dan medula ginjal. 8 Ginjal terdiri dari bagian dalam medula, dan bagian luar korteks. a. Bagian dalam internal medula. Substansia medularis terdiri dari piramid renalis yang jumlahnya antara 18-16 buah yang mempunyai basis sepanjang ginjal, sedangkan apeksnya mengahadap ke sinus renalis. Mengandung bagian tubulus yang lurus, ansa henle, vasa rekta dan diktus koligens terminal. 17 b. Bagian luar eksternal korteks. Substansia kortekalis berwarna coklat merah, konsistensi lunak dan bergranula. Substansia ini tepat dibawah tunika fibrosa, melengkung sapanjang basis piramid yang berdekatan dengan garis sinus renalis, dan bagian dalam diantara piramid dinamakan kolumna renalis. Mengandung glomerulus, tubulus proksimal dan distal yang berkelok-kelok dan duktus koligens. 18 Universitas Sumatera Utara

2.3.2. Struktur Mikroskopik Ginjal

a. Nefron 18,19 Tiap tubulus ginjal dan glomerolusnya membentuk satu kesatuan nefron. Ukuran ginjal terutama ditentukan oleh jumlah nefron yang membentuknya. Tiap ginjal manusia memiliki kira-kira 1.3 juta nefron. Setiap nefron bisa membentuk urin sendiri. Karena itu fungsi satu nefron dapat menerangkan fungsi ginjal. b. Glomerulus 18,20 Setiap nefron pada ginjal berawal dari berkas kapiler yang disebut glomerulus, yang terletak didalam korteks, bagian terluar dari ginjal. Tekanan darah mendorong sekitar 120 ml plasma darah melalui dinding kapiler glomerular setiap menit. Plasma yang tersaring masuk ke dalam tubulus. Sel-sel darah dan protein yang besar dalam plasma terlalu besar untuk dapat melewati dinding dan tertinggal. c. Tubulus kontortus proksimal 20 Berbentuk seperti koil longgar berfungsi menerima cairan yang telah disaring oleh glomerulus melalui kapsula bowman. Sebagian besar dari filtrat glomerulus diserap kembali ke dalam aliran darah melalui kapiler-kapiler sekitar tubulus kotortus proksimal. Panjang 15 mm dan diameter 55 µm. d. Ansa henle 20 Berbentuk seperti penjepit rambut yang merupakan bagian dari nefron ginjal dimana, tubulus menurun kedalam medula, bagian dalam ginjal, dan kemudian naik kembali kebagian korteks dan membentuk ansa. Total panjang ansa henle 2-14 mm. Universitas Sumatera Utara e. Tubulus kontortus distalis 20 Merupakan tangkai yang naik dari ansa henle mengarah pada koil longgar kedua. Penyesuaian yang sangat baik terhadap komposisi urin dibuat pada tubulus kontortus. Hanya sekitar 15 dari filtrat glomerulus sekitar 20 mlmenit mencapai tubulus distal, sisanya telah diserap kembali dalam tubulus proksimal. f. Duktus koligen medula 20 Merupakan saluran yang secara metabolik tidak aktif. Pengaturan secara halus dari ekskresi natrium urin terjadi disini. Duktus ini memiliki kemampuan mereabsorbsi dan mensekresi kalsium. Gambar 2.1. Anatomi ginjal Universitas Sumatera Utara

2.4. Fungsi Ginjal

8 Fungsi utama ginjal terangkum dibawah ini, yang menekankan peranannya sebagai organ pengatur dalam tubuh.

2.4.1. Fungsi Ekskresi

a. Mengeluarkan zat toksisracun b. Mengatur keseimbangan air, garamelektrolit, asam basa c. Mempertahankan kadar cairan tubuh dan elektrolit ion-ion lain d. Mengekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein terutama urea, asam urat dan kreatinin e. Bekerja sebagai jalur ekskretori untuk sebagian besar obat

2.4.2. Fungsi Non Ekskresi

Mensintesis dan mengaktifkan Hormon: a. Renin, penting dalam pengaturan tekanan darah b. Eritropoetin, merangsang produksi sel darah merah oleh sumsum tulang c. 1,25-dihidroksivitamin D3 : hidroksilasi akhir vitamin D3 menjadi bentuk yang paling kuat d. Prostaglandin : sebagian besar adalah vasodilator, bekerja secara lokal, dan melindungi dari kerusakan iskemik ginjal e. Degradasi hormon polipeptida f. Insulin, glukagon, parathormon, prolaktin, hormon pertumbuhan, ADH dan hormon gastrointestinal gastrin, polipeptida intestinal vasoaktif. Universitas Sumatera Utara

2.5. Perjalanan Klinis Gangguan Fungsi Ginjal

Sebagian besar penyakit ginjal menyerang nefron, mengakibatkan kehilangan kemampuannya untuk menyaring. Kerusakan pada nefron dapat terjadi secara cepat, sering sebagai akibat pelukaan atau keracunan. Tetapi kebanyakan penyakit ginjal menghancurkan nefron secara perlahan dan diam-diam. Kerusakan hanya tertampak setelah beberapa tahun atau bahkan dasawarsa. Sebagian besar penyakit ginjal menyerang kedua buah ginjal sekaligus. 14 Gagal ginjal terminal terjadi bila fungsi ginjal sudah sangat buruk, dan penderita mengalami gangguan metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Ginjal yang sakit tidak bisa menahan protein darah albumin yang seharusnya tidak dilepaskan ke urin. Awalnya terdapat dalam jumlah sedikit mikro-albuminuria. Bila jumlahnya semakin parah akan terdapat pula protein lain proteinuria. Jadi, berkurangnya fungsi ginjal menyebabkan terjadinya penumpukan hasil pemecahan protein yang beracun bagi tubuh, yaitu ureum dan nitrogen. 6 Kemampuan ginjal menyaring darah dinilai dengan perhitungan Laju Filtrasi Glomerulus LFG atau juga dikenal dengan Glomerular Filtration Rate GFR. Kemampuan fungsi ginjal tersebut dihitung dari kadar kreatinin creatinine dan kadar nitrogen urea blood urea nitrogenBUN di dalam darah. Kreatinin adalah hasil metabolisme sel otot yang terdapat di dalam darah setelah melakukan kegiatan, ginjal akan membuang kretinin dari darah ke urin. Bila fungsi ginjal menurun, kadar kreatinin di dalam darah akan meningkat. Kadar kreatinin normal dalam darah adalah 0,6-1,2 mgdL. LFG dihitung dari jumlah kreatinin yang menunjukkan kemampuan fungsi ginjal menyaring darah dalam satuan mlmenit1,73m 2 . 14 Universitas Sumatera Utara Kemampuan ginjal membuang cairan berlebih sebagai urin creatinine clearence unit di hitung dari jumlah urin yang dikeluarkan tubuh dalam satuan waktu, dengan mengumpulkan jumlah urin tersebut dalam 24 jam, yang disebut dengan C_crea creatinine clearence. C_cre normal untuk pria adalah 95-145 mlmenit dan wanita 75-115 mlmenit. 6,14 Perbandingan nilai kreatinin, laju filtrasi glomerulus dan clearence rate untuk menilai fungsi ginjal dapat dikategorikan menjadi: Kategori fungsi ginjal GFR mgdL Kreatinin mlmenit1,73m 2 Clearence Rate mlmenit Normal 90 Pria : 1,3 Wanita : 1,0 Pria : 90-145 Wanita : 75-115 Gangguan ginjal ringan 60-89 Pria : 1,3-1,9 Wanita : 1-1,9 56-100 Gangguan ginjal sedang 30-59 2-4 35-55 Gangguan ginjal berat 15-29 4 35 2.6. Epidemiologi Gagal Ginjal 2.6.1. Distribusi Gagal Ginjal