Ketertiban Kepatuhan Fungsi Didaktis

75 yang dilakukan oleh para peziarah adalah dengan berbagi kebahagiaan dengan beramal shodaqoh kepada sesama manusia. .

4.5.1.5 Ketertiban

Setiap upacara tradisional seperti tradisi 10 Sura Syekh Ahmad Al- Mutamakkin memiliki tujuan, fungsi dan aturan atau norma yang mengikat bagi masyarakat pendukungya. Adanya tujuan, fungsi dan aturan atau norma yang mengikatnya bagi masyarakat pendukungnya merupakan unsur keberadaan tradisi tersebut masih tetap dipelihara dan dijalankan di dalam kehidupan masyarakatnya. Tradisi 10 Sura Syekh Ahmad Al-Mutamakkin ini mempunyai fungsi sebagai faktor penertib. Sebuah tradisi bisa hidup didalam masyarakat apabila tradisi tersebut masih dapat memenuhi kebutuhan dan memiliki fungsi bagi masyarakat pendukungnya, begitu juga dengan tradisi 10 Sura Syekh Ahmad Al-Mutamakkin yang masih dijalankan sampai dengan sekarang di desa Kajen, kabupaten Pati. Faktor penertib ini dimaksudkan sebagai keadaan pelaku tradisi atau masyarakat pendukung tradisi untuk mengikuti peraturan atau norma yang berlaku dalam melaksanakan tradisi tersebut. Para peziarah dalam melakukan ritual dalam tradisi 10 Sura Syekh Ahmad Al-Mutamakkin ini harus mau mengikuti dan menjalankan aturan yang berlaku, sesuai dengan ruang, waktu dan kegiatan ritual yang diikutinya. Hal ini nampak dalam pelaksanaan tradisi 10 Sura Syekh Ahmad Al- Mutamakkin, dimana para pendukung upacara dengan tertib dan sabar mengikuti jalannya ritual hingga selesai. Mereka mengikuti semua rangkaian pelaksanaan upacara tradisi 10 Sura dengan khusuk. 76

4.5.1.6 Kepatuhan

Masyarakat pendukung tradisi 10 Sura Syekh Akhmad Al-Mutamakkin selalu mematuhi adat, norma atau aturan waktu dalam melaksanakan upacara tersebut. Setiap bulan Sura atau tahun baru Jawa menjelang, masyarakat Kajen melaksanakan upacara ritual tradisi 10 Sura Syekh Ahmad Al-Mutamakkin rutin satu kali setiap tahunnya. Kepatuhan masyarakat pendukungnya juga tercermin pada saat persiapan sebelum pelaksanaan tradisi berlangsung. Mulai dari pembagian panitia makam dan panitia desa yang sudah mempunyai tugas masing-masing dilaksanakan dengan kesadaran tanpa adanya pemaksaan. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Edi Ridwan 42 th menurutnya semua panitia acara khaul memiliki anggota dan tugas yang berbeda dan kesemuanya memiliki tanggung jawab sendiri-sendiri dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Menurutnya tanpa diperintahpun mereka sudah mengetahui dan dengan kesadaran menjalankan tugasnya masing-masing, misalnya panitia lelang, pengajian, bathsaul Masail Diniyah, dan lain-lain. Adanya faktor kepatuhan tersebut dapat mencerminkan akan adanya kesadaran masyarakat pendukung tradisi dalam memelihara tradisinya yang adiluhung. Masayarakat pendukung tradisi percaya apabila mereka melanggar aturan atau adat yang diturunkan dari nenek moyang mereka akan mengakibatkan hal yang kurang baik bagi kehidupan masyarakat Kajen dan sekitarnya.hal ini dapat dijadikan suatu pelajaran didaktis bagi masyarakat untuk belajar mematuhi segala aturan atau adat yang ada dalam lingkungannya. 77 Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa tradisi 10 Sura Syekh Ahmad Al-Mutamakkin sudah dapat memenuhi kebutuhan didaktis bagi masyarakat pendukungnya. Adapun fungsi didaktis yang terdapat dalam tradisi 10 Sura Syekh Ahmad Al-Mutamakkin ditemukan ada enam fungsi, yaitu 1, sebagai penghormatan terhadap arwah leluhur 2, sebagai mendekatkan diri dengan Tuhannya 3, sebagai kegotongroyongan dan kebersamaan 4, sebagai ungkapan rasa syukur, 5 sebagai ketertiban 6 nilai kepatuhan. Tradisi 10 Sura Syekh Ahmad Al-Mutamakkin bagi masyarakat pendukungnya sudah dapat memenuhi kebutuhan sebagai Sarana Pendidikan Moral Generasi untuk Muda.

4.5.2 Fungsi Sosial