Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

43

3.5 Teknik Analisis Data

Hal yang terpenting sesudah data diperoleh pada tahap pengumpulan data adalah mengolahnya pada teknik analisis data. Kegiatan memproses pengelolaan data dimulai dengan mengelompokkan dari data-data yang telah terkumpul dan dicatat sebagai hasil observasi, dokumentasi, wawancara tentang segala aktifitas kegiatan ritual tradisi misalnya waktu acara pelelangan, buka selambu, dan tahlil khoul. Catatan yang dianggap menunjang data penelitian, selalu dicatat agar kejadian-kejadian tersebut tidak telupakan. Pada tahap ini data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran- kebenaran yang yang dapat dipakai untuk menjawab permasalahan-permasalahan dalam penelitian. Cara analisis data diletakkan dalam kerangka berfikir yang menyeluruh dan sistemik. Data yang sudah diperoleh dari hasil wawancara beberapa informan dan masyarakat pendukung yang berupa kata-kata, pernyataan-pernyataan ide, penjelasan-penjelasan ide, atau kejadian, data dokumentasi yang didapatkan di lapangan dan pada saat prosesi ritual tradisi berlangsung yang berupa dokumentasi foto dan rekaman menggunakan tape recorder, dan data observasi di lokasi penelitian pada prosesi ritual tradisi 10 Sura Syekh Ahmad Al-Mutamakkin berlangsung yang berupa catatan data di lokasi penelitian serta pada prosesi ritual kemudian disusun dalam teks yang diperluas dan dianalisis. Data tradisi 10 Sura Syekh Ahmad Al-Mutamakkin ini kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan secara sistematik 44 dan akurat fakta dan karakteristik mengenai masyarakat, bidang tertentu dengan menekankan pada deskripsi alami yang menggunakan konsep-konsep dalam hubungannya satu sama lain. Apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis dan secara lisan dan juga perilaku yang nyata yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh holistic. Data yang telah terkumpul dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi yang berupa catatan lapangan, dan rekaman pada prosesi ritual tradisi 10 Sura Syekh Ahmad Al-Mutamakkin kabupaten Pati ini dilakukan dengan langkah pemilahan data berdasarkan kategori tertentu. Fakta-fakta yang ada dilapangan kemudian digolongkan, diperiksa, mengarahkan, membuang data-data yang tidak perlu serta mengorganisasi data yang telah diperoleh dalam teknik wawancara, dokumentasi dan observasi pada tradisi 10 Sura Syekh Ahmad Al- Mutamakkin. Langkah selanjutnya adalah dilakukan dengan penyatuan dan penyederhanaan dari semua data, contohnya adalah data hasil wawancara dengan KH Muadz Thohir diperoleh informasi bahwa yang melatarbelakangi tradisi 10 Sura di desa Kajen adalah untuk mendoakan roh leluhur dan penghormatan terhadap Syekh Ahmad Al-Mutamakkin, seorang yang dianggap sebagai wali di wilayah Pati. Informasi yang diperoleh yang lain antara lain mengenai bagaimana pelaksanaan tradisi 10 Sura di desa Kajen, kemudian dari Ach. Sholeh selaku Modin di desa Kajen juga diperoleh informasi mengenai latarbelakang dan bagaimana pelaksanaan tradisi 10 Sura tersebut. Hasil informasi kedua informan tersebut kemudian diseleksi dan disatukan untuk diambil data yang diperlukan dalam rumusan permasalahan dalam penelitian. Hasil data ini kemudian disajikan dalam bentuk penyajian data yaitu berupa data mengenai apa yang 45 melatarbelakangi pelaksanaan tradsi 10 Sura Syekh Ahmad Al-Mutamakkin di desa Kajen, bagaimanakah pelaksanaan tradisi 10 Sura Syekh Ahmad Al- Mutamakkin, apa fungsi didaktis dan fungsi sosial dari tradisi 10 Sura Syekh Ahmad Al-Mutamakkin bagi masyarakat pendukungnya sehingga kesimpulan- kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

3.6 Teknik Pemaparan Hasil Analisis Data