1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju desawa, rentang usia tersebut
dari usia 12 tahun sampai usia 22 tahun. “Masa remaja ini meliputi; a masa remaja awal: 12-15 tahun, b masa remaja madya: 15-18 tahun,
c masa remaja akhir: 18-22 tahun. Pada fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan kematangan
organ-organ fisik seksua l sehingga mampu bereproduksi”Syamsu 2010:184.
Dalam periode ini individu telah mengalami banyak perkembangan baik fisik
maupun psikis secara signifikan.
Pada masa remaja seharusnya individu sudah menemukan jati diri, berperan sosial dengan lebih baik, mampu berhubungan baik dengan orang lain dan
terlebihnya berfikir secara kritis dan luas. Berfikir dewasa yang dimaksud adalah ketika seseorang akan melakukan sesutu memikirkan secara matang untuk jangka
kedepannya, tidak dipengaruhi oleh emosi sesaat ketika mengambil keputusan. Namun, pada kenyataanada remaja yang belum seperti itu. Masih ada remaja yang
masih mempunyai tingakatan emosional yang sangat tinggi, sehingga kurang bisa mengendalikan diri dan akibatnya seringkali remaja tersebut menyampaikan
respon –respon yang tidak diinginkanya secara kasar, misalnya berbicara dengan
nada yang tinggi, memukul dengan benda yang ada di sekitarnya, memukul yang
diajak bicara atau yang lainnya yang bisa menimbulkan rasa sakit kepada orang
lain.
Siswa SMA dan SMK merupakan sekolah yang sama jenjangnya, namun mereka mempunyai perbedaan, perbedaan tersebut adalah bahwa SMA
merupakan sekolah menengah umum, sedangkan SMK siswa telah dibekali pelajaran yang khusus sesuai dengan kejuruan ynag telah diambilnya.
Berdasarkan observasi siswa SMK lebih cenderung berperilaku agresif dan lebih sulit untuk dikendalikan dari pada siswa SMA. Pada beberapa fenomen
menjelaskan siswa SMK cenderung sering untuk melakukan tawuran dan berperilaku agresif dari pada siswa SMA.
Pada siswa SMK kelas XI biasanya mereka mempunyai karakteristik yang berberda dengan kelas X dan XII. Siswa SMK kelas XI lebih agresif
dibandingkan dengan kelas lain, hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru disekolah. Ketika berada disekolah siswa kelas XI
lebih berani.
Menurut Willis , 2010:121 menyatakan bahwa “agresif adalah hasil dari
proses kemarahan yang memuncak, sedangkan dari devinisi motivasional perbuatan agresif adalah perbuatan yang bertujuan untuk melukai orang lain”.
Menurut Robert Baron dalam Dayakisni 2009:193 perilaku agresif adalah tingkah laku individu yang ditunjukan untuk melukai orang lain atau
mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku agresif
merupakan perilaku yang merugikan dan dapat menimbulkan korban pada pihak yang lain. Niat dan harapan untuk menyakiti orang lain sebagai awal terbentuknya
perilaku agresif. Seringkali pelaku menyadarinya bahwa apa yang talah dilakukan merupakan tindakan yang tidak baik bagi dirinya maupun orang lain, akan tetapi
anehnya mereka tetap saja melakukan hal tersebut dan lebih mementingkan dirinya sendiri tanpa memperdulikan orang lain dan akan merasa senang dan
bangga terlebihnya puas setelah membuat orang lain merasa tersakiti.
Agresif remaja merupakan sikap atau respon sesorang remaja karena rasa yang tidak diinginannya, kekecewaanya, amarah yang bertujuan melukai atau
menyakiti orang lain. Perilaku agresif ini dapat terjadi secara individu atau kelompok. Perilaku agresif yang terjadi pada remaja biasanya tawuran,
mencomooh, mencaci maki, memukul, menendang, dll.
Beberapa ciri dari perilaku agresif menurut Supriyo 2008:68 adalah 1 adanya tujuan untuk mencelakakan, 2 ketidakinginan sikorban menerima tingkah
laku si pelaku, 3 marah-marah tanpa alesan, 4 menyerang pendapat orang lain,
5 melakukan perkelahian.
Pada akhir-akhir ini telah terjadi kekerasan yang dilakukan oleh para remaja sampai mencapai pada tingkatan yang sangat memprihatinkan dan menjadi
sorotan masyarakat sekitar. Banyak berita-berita tetang kekerasan yang suda kita terima baik dari media elektronik maupun media cetak yang telah dilakukan oleh
para pelajar. Diantaranya berita tersebut adalah antar pelajar bertawuran yang berawal dari pertengkaran, pencurian motor Hp dan uang milik temannya,
membuli temannya sendiri, dan mengancam teman, perilaku tersebut merupakan perilaku agresif yang dapat meresahkan dan membahayakan masyarakat sekitar
dan memberikan dampak yang buruk bagi pelaku maupun korbannya.
Berdasarkan pada observasi awal saat PPL pada SMP N 2 Ungaran telah berperilaku agresif. Perilaku tersebut adalah siswa SMP N 2 Ungaran tawuran
dengan MTs NU Ungaran, selain itu juga itu ada siswa yang melakuka tindakan bullying 1 geng yang terdiri dari 6 siswa yang berperilaku kurang sopan terhadap
guru.
Pada observasi kedua yang dilakukan pada tanggal 29 januari dan 5 februari pada 2 guru SMK Muhammadiyah 03 weleri, diperolaeh hasil data
tentang perilaku agresif pada siswa sekolah tersebut adalah siswa SMK Muhammadiyah tawuran dengan dengan Siswa SMA Muallimin pada bulan
desember, malak minta uang dengan memaksa, berantem dengan temannya, mencemooh teman lainnya, dan lain-lain. Hampir setiap harinya pada siswa SMK
Muhammadiyah melakukan perilaku agresif.
Setelah dilakukan observasi dan wawancara kepada siswa SMK Muhammadiyah tepatnya pada kelas XI bahwa 75 berperilaku agresif.
Fenomena yang terjadi adalah bahwa siswa sering memukul temannya baik secara keras maupun pelan, sering terjadi pencurian disekolah tepatnya saat di kelas
maupun parkiran. Di setiap kelas ada salah satu atau dua siswa yang dijadikan bahan tertawa oleh teman-temannya yang berakibat siswa tersebut selalu
menangis dan bahkan tidak ingin masuk sekolah lagi, berkelahi dengan temannya,
dan tawuran antar sekolah.
Berdasarkan ciri-ciri perilaku agresif di atas, fenomena yang telah dikemukakan perilaku tersebut tergolong dalam perilaku agresif. Karena perilaku
tersebut merupakan perilaku yang bertujuan untuk melukai dan menyakiti orang lain korban, adanya tindakan kekerasan, ketidak inginan si korban menerima
perilaku tersebut dll.
Perilaku agresif ini dapat terjadi kapan saja dan muncul dengan sengaja. Seseorang yang merasa dirinya diperlakukan tidak sesuai dengan kehendaknya
dapat dengan mudah memunculkan perilaku agresif. Beberapa faktor yang cenderung mempengaruhi perilaku agresif pada seseorang adalah 1 Lingkungan,
lingkungan merupakan hal tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan sesorang. 2 Media masa, misalnya penanyangan pada televisi sering kali ditanyangkan film-
film yang beradegan kekerasan dan secara tidak langsung itu akan menjadikan contok untuk anak-anak. 3 Ejekan, hinaan dan ancaman, seseorang yang diejek,
dihina dan diancama apabila tidak dapat menerima hal tersebut biasanya akan memimbulkan sikap keberanian untuk berbuat agresif. Ketika peneliti melakukan
observasi dikelas, ada salah satu anak mendapatkan ejekan dari temannya dia tidak menerima maka anak tersebuat langsung memukul temannya yang mengejek
dan biasanya itu akan berujung pada pertengkaran.
Perilaku agresif merupakan bagian dari kenakalan remaja yang sangat perlu untuk ditekankan dan dikendalikan. Perilaku agresif merupakan tindakan yang
sangat tidak patut untuk dilakukan, namun sebenarnya pada masa remaja memerlukan perhatian dari beberapa pihak orang yang dekat dengannya, selain itu
juga perilaku agresif dapat berdampak buruk bagi pelaku maupun korbanya. Dampak tersebut bisa secara fisik maupaun psikis. Misalnya bagi bagi fisik dapat
menimbulkan cidera pada sesorang bahkan sampai pada meinggal dunia, selain pada fisik perilaku agresif berdampak pada psikis pelaku maupun korban,
misalnya pada korban yang selalu mendapatkan tekanan maupun ancaman dapat menggangu kejiwaanya. Selain itu juga individu tidak dapat mencapai tugas
perkembangannya secara optimal, sehingga tidak menutup kemungkinan pada
pencapaian tugas perkembangan selanjutnya tidak akan tercapai secara optimal.
Perilaku agresif yang sering muncul pada masa remaja dapat berlanjut pada masa selanjutnya. Seseorang pada usianya akan berlanjut begitu pula dengan
tingkahnya, apabila pada masa remajanya sering melakukan tindakan agresif nanti pada masa selanjutanya juga akan tetap melakukan perilaku agresif, karena pada
dasarnya kebiasaan seseorang akan terus belanjut dari waktu ke waktu, baik kebiasaan perilaku yang positif maupun negatif. Dengan adanya hal tersebut
apabila perilaku agresif ini tidak cegah maka akan membawa dampak yang buruk baik bagi dirinya maupun orang lain dan baik secara fisik maupun secara
psikisnya.
Dalam pendidikan setiap peserta didik dituntut untuk dapat berkembang secara optimal. Konselor sekolah mempunyai tugas dalam membimbing
perkembangan siswanya. Perkembangan tersebut adalah baik psikis maupun
fisik.
Siswa mempunyai perilaku yang berbeda antara satu dengan yang lain baik perilaku yang positif maupun perilaku negatif. Apabila perilaku siswa itu positif
makan konselor memberikan penguatan agar siswa dapat mempertahankan perilaku tersebut. Akan tetapi, jika sebaliknya siswa berperilaku negatif, maka
konselor bertugas untuk menekan agar tidak berlanjut. Perilaku agresif merupakan perilaku yang tidak baik maka konselor bertugas memberikan tindakan untuk
membantu peserta didik agar dapat mengendalikan perilaku agresif tersebut, namun sebelum memberikan tindakan untuk mengendalikan perilaku agresif
tersebut, hendaknya konselor mengetahui sumber atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku agresif pada individu tersebut, sehingga konselor saat
memberikan tindakan dan treatmen tidak salah sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara maksimal.
Persepsi siwa tentang faktor yang mempengaruhi perilaku agresif yaitu, adanya pengaruh dari lingkungan, padahal secara teori tidak hanya saja
lingkungan yang mempengaruhi perilaku agresif, namun masih banyak hal yang dapat mempengaruhinya seperti, gen turunan orang tua, media, alkohol dll.
Persepsi antara siswa satu dengan yang lain berbeda. Persepsi merupakan pandangan atau bagaimana seseorang memandang atau mengartikan seseuatu hal
tertentu. Siswa SMK Negeri dengan Swasta memiliki perbedaan pada sekolahnya,
sehingga ketika mengartikan atau memberikan suatu persepsi akan berbeda, namun tidak menutup kemungkinan akan memberikan persepsi yang sama antara
siswa SMK negeri dengan siswaSMK swasta.
Semua yang dipersepsikan oleh siswa SMK negeri maupuan siswa SMK swasta mempunyai arti tersendri bagi yang memberikan persepsi tersebut.
Misalnya, ada siswa yang berperilaku agresif, karena siswa tersebut berada pada lingkungan yang kurang baik, sehingga perilaku tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan sekitarnya. Seseorang yang mengambil kesimpulan tentang orang lain berdasarkan dari stimulus yang diterima, meskipun informasi yang diperoleh tidak
begitu lengkap. Beda halnya dengan orang yang berperilaku agresif, namun lingkungan sekitarnya merupakn lingkungan yang baik, maka orang tersebut tidak
akan mempersepsikan hal tersebut. Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan di atas maka perlu diadakan
suatu penelitian untuk mengetahui persepsi siswa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilkau agresif sehingga penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Perbedaan Persepsi Siswa TentangFaktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresif Pada Siswa kelas XI SMK Se-Kabupaten
Kendal ”.
1.2 Rumusan Masalah