17
merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, sehingga out put pembelajaran sejarah adalah sesosok siswa yang memiliki pengetahuan,
penghayatan, dan perilaku sesuai nilai-nilai sejarah yang mereka pelajari Isjoni, 2007 :14.
2. Penelitian Terdahulu
Dimas 2013 dalam penelitiannya menunjukan bahwa Pembelajaran IPS materi sejarah di SMP Negeri Patebon Kendal belum sesuai dengan
harapan. Hasil penelitian di lapangan didapatkan data bahwa belum ada keterpaduan dalam penyajian IPS-sejarah dengan menggunakan pendekatan
IPS terpadu. Pelajaran IPS-sejarah secara garis besar masih berdiri sendiri dan masih sedikit unsur keterpaduan di dalamnya. Hal ini dibuktikan dari
wawancara oleh ibu Nurhayati yang menyatakan bahwa pembelajaran IPS terpadu masih berdiri sendiri. Selain itu ibu Dwi Retno juga mengatakan bahwa
hampir semua guru yang mengajar IPS-sejarah masih mengajarkannya secara terpisah atau berdiri sendiri-sendiri.
Nourmalia 2013 dalam penelitiannya menunjukkan perencanaan pembelajaran IPS Terpadu di SMP Se-Kecamatan Tengaran masih belum
sempurna melihat bagaimana RPP dan silabus yang digunakan belum terpadu. Begitu pula dalam hal pelaksanaan belum berjalan tepat sesuai dengan apa yang
diharapkan karena guru masih mengajarkan materi IPS secara terpisah dan belum terpadu. Ditemukan pula bahwa hambatan yang dihadapi guru lebih
18
berkaitan dengan latar belakang pendidikan guru yang pada dasarnya berasal dari satu bidang saja namun harus mengajarkan 3 mata pelajaran sekaligus.
Relevansi kedua penilitian diatas dengan penelelitian saya adalah sama –sama membahas Pembelajaran IPS di SMP. Namun kedua penelitian tersebut
ada beberapa perbedaan dengan penelitian saya yaitu penelitian Dimas membahas tentang pemahaman dan penyajian IPS materi sejarah dengan
pendekatan IPS Terpadu
,
penelitian Nourmalia membahas tentang pembelajaran IPS Terpadu, sedangkan penelitian saya membahas tentang
pembelajaran IPS materi sejarah yang meliputi perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan kendala-kendala dalam pembelajaran IPS materi Sejarah.
Masalah yang selalu dianggap menarik dalam pembelajaran IPS selama ini adalah temuan dari beberapa penelitian Hasan 2002, Mukhtar 2014, Azis,
2002, Supriatna 2002 mengisyaratkan bahwa pembelajaran IPS di sekolah selalu disajikan dalam bentuk faktual, konsep yang kering, guru hanya
mengejar target pencapaian kurikulum, tidak mementingkan proses oleh karena itu pembelajaran IPS selalu menjenuhkan dan membosankan dan oleh peserta
didik dianggap pelajaran kelas dua Gunawan, 2013: 88
B. Hakikat Pembelajaran IPS