MATERI IPS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SD

MATERI IPS (ILMU PENGETAHUAN SOSIAL) DI SD
A. PENGERTIAN IPS (ILMU PENGETAHUAN SOSIAL) DI SD
IPS ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada
pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alamnya, fisik maupun sosialnya yang
bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, antropologi, sosiologi,
ilmu politik dan psikologi sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik disiapkan dan
diarahkan agar mampu menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung
jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Pelajaran IPS di SD mengajarkan konsep- konsep ilmu sosial untuk membentuk
subyek didik menjadi warga negara yang baik. Istilah IPS mulai dipergunakan secara resmi
di Indonesia sejak tahun 1975. Pelajaran IPS di Sekolah Dasar merupakan mata pelajaran
terdiri dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan
masalah sosial kehidupan Sapriya . Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat
aspek disiplin ilmu karena lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta
karakteristik kemampuan berpikir peserta didik
Adanya mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan dapat memiliki
pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki
kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya, serta memiliki
ketrampilan mengkaji dan memecahkan masalah- masalah sosial tersebut.
Penerapan pembelajaran IPS pada jenjang pendidikan sekolah dasar tidak hanya
berorientasi pada pengembangan sosial tetapi juga berorientasi pada pengembangan

keterampilan berfikir kritis, dan kecakapan-kecakapan dasar siswa yang berpihak pada
kenyataan kehidupan sosial kemasyarakatan sehari-hari serta memenuhi kebutuhan sosial
siswa di masyarakat.
Sementara itu, fungsi pengajaran IPS di SD adalah untuk mengembangkan
pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan sosial dan kewarganegaraan peserta didik agar
dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Pengertian
IPS merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada berbagai aktivitas manusia
dalam berbagai dimensi kehidupan sosial sesuai dengan karakteristik manusia sebagai
makhluk sosial.

B. HAKIKAT IPS (ILMU PENGETAHUAN SOSIAL) DI SD
Pendidikan IPS di Sekolah Dasar mempelajari kehidupan sosial berdasarkan pada
kajian geografi, ekonomi, antropologi, tatanegara dan sejarah. Mata pelajaran ini mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu
dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat.
Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar yaitu sebagai berikut:
1) Membina


pengetahuan

siswa

tentang

pengalaman

manusia

dalam

kehidupan

bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan akan datang
2) Menolong siswa untuk mengembangkan kemampuan umum mencari dan mengolah
informasi
3) Menolong siswa untuk mengembangkan niai/sikap demokratis dalam kehidupan
bermasyarakat.
4) Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk ambil bagian dalam kehidupan sosial.

C. TUJUAN IPS (ILMU PENGETAHUAN SOSIAL) DI SD
Tujuan pendidikan IPS di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut :
1. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya
kelak di masyarakat .
2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan
menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga
masyaratkat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan
terhadap pemanfaatn lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan
IPS

sesuai

dengan

perkembangan

kehidupan,


masyarakat,

ilmu

pengetahuan

dan teknologi.

Secara lebih jelas tujuan pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 adalah sebagai berikut:

1.

Mengenal

konsep-konsep

yang


berkaitan

dengan

kehidupan

masyarakat

dan

2.

lingkungannya.
Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,

3.
4.

memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial
Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk , di tingkat lokal, nasional, dan global.

D. KARAKTERISTIK IPS (ILMU PENGETAHUAN SOSIAL) DI SD
Untuk mempelajari karakteristik IPS di SD dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu :
1. Materi IPS
Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:
1) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga,
sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai
permasalahannya.
2) Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi,
komunikasi, transportasi.
3) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang
terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
4) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari
sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadiankejadian yang besar.
5) Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan,
keluarga.
2. Strategi Penyampaian Pengajaran IPS
Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagaian besar adalah didasarkan pada suatu

tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga,
kota, region, negara, dan dunia.

Adapun kriteria keserasian bersekolah adalah sebagai berikut.
1) Anak harus dapat bekerjasama dalam kelompok dengan teman-teman sebaya, tidak boleh
tergantung pada ibu, ayah atau anggota keluarga lain yang dikenalnya.
2) Anak memiliki kemampuan sineik-analitik, artinya dapat mengenal bagian-bagian dari
keseluruhannya, dan dapat menyatukan kembali bagian-bagian tersebut.
3) Secara jasmaniah anak sudah mencapai bentuk anak sekolah.

Ada sejumlah karakteristik yang dapat diidentifikasi pada siswa SD berdasarkan
kelas-kelas yang terdapat di SD.
1)
a.
b.
c.
d.
e.
2)
a.

b.
c.
d.

Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas 1,2, dan 3)
Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
Suka memuji diri sendiri
Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak penting
Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang menguntungkan dirinya
Suka meremehkan orang lain
Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4,5, dan 6).
Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis
Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus
Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di
sekolah.

E. CARA MENGEMBANGKAN MATERI IPS (ILMU PENGETAHUAN SOSIAL)
DI SD
Pengembangan materi pembelajaran yang baik selalu menggunakan ketentuan untuk

melibatkan anak dalam perencanaan kegiatan pembelajaran. Keterlibatan dan partisipasi
berguna untuk mengklarifikasi tujuan pembelajaran bagi anak-anak dan memungkinkan
mereka untuk mengidentifikasi secara psikologis kegiatan yang harus dilakukan dalam
materi. Guru harus merencanakan bersama dengan anak-anak berbagai tugas belajar spesifik
yang dilakukan dalam materi tertentu, seperti daftar pertanyaan tentang informasi yang
diinginkan, membuat grafik mengenai apa yang harus dilakukan, mencari, dan mendaftar
sumber informasi, membuat laporan kemajuan, menyatukan saran, dan merencanakan
kegiatan lanjutan.
Secara umum, pengembangan materi pembelajaran terdiri dari urutan prosedur yang
saling terkait. Dalam bentuk yang paling sederhana, pola ini bisa digambarkan sebagai
berikut:
1) Mengidentifikasi masalah dan mengumpulkan informasi terkait;
2) kegiatan pemecahan masalah, seperti membaca, wawancara, mendengarkan, melihat,
mengumpulkan, menggunakan referensi, menggambar peta. Aplikasi melalui kegiatan
ekspresif seperti mendiskusikan, mengilustrasikan, memamerkan, mendramatisir,
membangun, menggambar, dan menulis.
3) Meringkas, generalisasi, dan mentransfer ke situasi baru sehingga identifikasi masalahmasalah baru yang bersifat lebih kompleks, selanjutnya siklus tersebut kemudian diulang.

Prosedur ini mencakup konsumsi dan kegiatan ekspresif. Anak-anak tidak hanya
menerima pengetahuan tetapi juga harus bertindak berdasarkan pengetahuan yang diperoleh.

Selain itu, mereka harus menggeneralisasikan dan menerapkan pengetahuan mereka untuk
masalah-masalah dan situasi baru.
Selanjutnya, pada tahap pengembangan, setiap periode kelas harus memberikan tiga
kegiatan pembelajaran: (1) kesiapan, (2) bekerja belajar, dan (3) ringkasan dan evaluasi.
Berikut ini adalah beberapa contoh kegiatan belajar untuk semua tingkatan kelas :
1) Berbagi
2) Konstruksi
3) Percobaan
4) Mendengarkan
5) Diskusi
6) Menuliskan Pengalaman
7) Drama Kegiatan
8) Seni Pengalaman
9) Karyawisata
10) Pengolahan

Sumber:
http://www.kajianteori.com/2013/02/pengertian-ips-hakikat-pembelajaran-ips.html
http://www.kampus-info.com/2012/05/hakekat-pengajaran-ips-di-sekolah-dasar.html
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENDIDIKAN_IPS_DI_SD/BBM_1.pdf

http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Mata%20Kuliah%20Awal/Pengembangan
%20Pendidikan%20IPS%20SD/BAC/Pengembangan_Pendidikan_IPS_SD_UNIT_1.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENDIDIKAN_IPS_DI_SD/BBM_1.pdf
http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Mata%20Kuliah%20Awal/Kajian%20IPS
%20SD/BAC/Kajian_IPS_1_0.pdf

MATERI KULIAH PENDIDIKAN IPS SD
A. TRADISI DALAM PEMBELAJARAN IPS
Pendidikan IPS yang ditinjau dari aspek materi, akan cenderung mengarah pada tiga
tradisi pembelajaran yaitu:
a. Pewarisan Nilai Kewarganegaraan (Citizenship Transmission)
IPS sebagai pewarisan nilai-nilai kewarganegaraan tujuan utamanya adalah
mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik. Nilai dan budaya bangsa akan
dijadikan landasan untuk pengembangan bangsanya. Setiap bangsa atau negara mendidik
warganya berdasarkan nilai dan budaya yang dimilikinya.
Menurut R.Barr dalam citizenship transmission tradition, nilai-nilai tertentu yang
dipandang sebagai ”nilai-nilai yang baik” ditanamkan dalam upaya untuk mengajari siswa
menjadi warga negara yang baik. Komponen yang teramat penting dari nilai tersebut ialah
bagaimana supaya anak didik dapat menerapkan nilai-nilai tersebut secara rasional dan kritis
yang didukung pertimbangan keimanan (beliefs), dan sikap (attitudes).

Jadi, Citizenship transmitter (transfer nilai kewarganegaraan) adalah pendidikan IPS
yang disajikan sebagai pengetahuan untuk membangun perilaku siswa sebagai warga negara
yang baik yang juga berhubungan dengan penamaan tingkah laku, pengetahuan, pandangan,
dan nilai yang harus dimiliki oleh peserta didik.
b. IPS Diajarkan Sebagai Pendidikan Ilmu- Ilmu Sosial
Ketika Ilmu Pengetahuan Sosial diajarkan sebagai Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, terdapat dua
pemahaman yaitu :
1) IPS diajarkan sebagai Ilmu-ilmu Sosial secara terpisah (separated approach)
Tujuan utama dari IPS diajarkan sebagai ilmu-ilmu sosial adalah mendidik anak untuk
memahami ilmu-ilmu sosial. Ilmu sosial objek kajianya adalah perilaku dalam kaitannya
dengan usaha manusia memenuhi kebutuhan hidup, lingkungan, kekuasaan, dan lain-lain.
Ilmu-ilmu sosial yang terdiri atas ekonomi, antropologi, geografi, sejarah, sosiologi,dll yang
semuanya itu merupakan bahan yang disampaikan kepada siswa sesuai dengan ciri masingmasing , yang biasanya disampaikan dengan terpisah (separated approach).
2) IPS diajarkan sebagai ilmu –ilmu sosial secara terpadu (integrated approach)
IPS diajarkan sebagai kombinasi dari berbagai disiplin ilmu – ilmu sosial ( seperti
ekonomi, geografi, sosiologi, dan lain-lain) yang mengkaji masalah-masalah di sekitar
lingkungan

masyarakat

(environmental

studies).

IPS

harus

diajarkan

dengan

mengkombinasikan atau menggabungkan beberapa disiplin ilmu .
3) Reflective Inquiry
Pengertian inquiry juga mengidentifikasi masalah-masalah sosial melalui berfikir
kritis, yang dirancang untuk melibatkan para pelajar dalam proses penalaran mengenai
hubungan sebab akibat dan menjadikan mereka fasih dan cermat dalam mengajukan
pertanyaan, membangun konsep, dan merumuskam serta menguji hipotesis. Ketika IPS
diajarkan sebagai reflective inquiry, maka penekanan yang terpenting adalah bagaimana kita
memberikan motivasi agar siswa dapat berpikir. Guru membantu siswa untuk menggunakan
pikirannya secara logis dan mengadakan penelitian secara ilmiah untuk mendapatkan
jawaban atas issu-issu, pertanyaan-pertanyaan, atau masalah-masalah yang diajukan. Guru
tidak mengajar siswa untuk menghapalkan issu atau masalah tersebut, tetapi mengevaluasi
bahan-bahan tersebut secara kritis.
Sehingga Reflective inquiry adalah proses pengembangan kemampuan berfikir siswa
secara rasional, berlogika dengan baik, sehingga siswa memiliki kemampuan dalam

mengambil keputusan dengan benar yang didasarkan kecerdasan dan kemampuan siswa
dalam mengklarifikasikan struktur nilai.
Kemudian, menurut Woolover dan Scott menyatakan bahwa tradisi IPS adalah
(1) Social Studies As Citizenship Transmission.
Meneruskan nilai-nilai lama yang dianggap penting oleh masyarakat kepada generasi
muda (siswa/peserta didik). Nilai-nilai yang dipandang sebagai “nilai-nilai yang baik”
ditanamkan dalam upaya untuk mengajari siswa menjadi warga negara yang baik. Dimana
biasanya menggunakan pendekatan indoktrinasi.
(2) Social Studies As Personal Development.
Membantu siswa untuk mengembangkan secara penuh potensi sosial, emosional, fisik
dan kognitif.
(3) Social Studies As Reflective Inquiry.
Mendorong dan melatih siswa mengembangkan dan menggunakan keterampilan
berfikir reflektif. Kemudian mendidik siswa untuk lebih belajar berfikir dan untuk mengkaji
masalah-masalah sosial secara kritis. Memfokuskan pada pembuatan keputusan dan
pemecahan dari masalah sosial, termasuk masalah yang kontroversial. Materi dirancang
dalam bentuk problematika dan siswa dilatih untuk mampu memecahkan problematika sosial
tersebut dengan menggunakan langkah-langkah berfikir reflektif.
(4) Social Studies As Social Science Education.
Membuat siswa mampu memahami ilmu-ilmu sosial. Menekankan pengajaran konsep
dasar, teori dan metode dari disiplin ilmu-ilmu sosial, meyakinkan bahwa siswa (peserta
didik) akan menjadi warga negara yang baik jika mereka dapat memahami dan menerapkan
konsep dan metode ilmu-ilmu sosial.
(4) Social Studies As Rational Decision Making And Social Action.
Mengajari anak didik (siswa) membuat keputusan yang rasional dan bertindak sesuai
keputusannya tersebut.
B. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN IPS
Pemilihan atau seleksi konsep-konsep ilmu-ilmu sosial guna pengembangan materi
pembelajaran IPS sesuai dengan kebutuhan pembelajaran pada tingkat yang berbeda tidaklah

mudah, namun harus didasarkan pada beberapa prinsip, seperti yang dikemukakan oleh
Buchori Alma dan Harlasgunawan yang menyatakan prinsip-prinsip berikut ini.
a. Keperluan
Konsep yang akan diajarkan harus konsep yang diperlukan oleh peserta didik dalam
memahami “dunia” sekiitarnya. Oleh sebab itu, lingkungan hidup yang berbeda memerlukan
konsep yang lain pula.
b. Ketepatan
Perumusan yang akan diajarkan harus tepat sehingga tidak member peluang bagi
penafsiran yang salah (salah konsep).
c. Mudah dipelajari
Konsep yang diperoleh harus dapat disajikan dengan mudah. Fakta dan contohnya
harus terdapat dilingkungan hidup peserta didik serta sudah dikenal oleh para peserta didik
tersebut.
d. Kegunaan
Konsep yag akan diajarkan hendaknya bena-benar berguna bagi kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan benegara Indonesia pada umumnya serta masyarakat
lingkungan dimana ia hidup bersama dalam keluarga, dan masyarakat terdekat pada
khususnya.

C. RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN IPS
Keanekaragaman kelompok masyarakat dengan karakternya yang berbeda-beda,
merupakan unsur ruang lingkup IPS lainnya yang sangat menarik untuk diamati dan
dipelajari. Perkembangan kehidupan sosial dengan segala aspeknya dari waktu ke waktu,
mulai dari tahap yang sederhana sampai tingkat modern, merupakan sisi lain dari ruang
lingkup IPS. Proses perkembangan tersebut biasa dikonsepkan sebagai proses sosial,
merupakan pokok bahasan IPS yang memberikan “citra” kepada kita berkenaan dengan
dinamika dan perubahan sosial manusia.
Materi dan ruang lingkup IPS menurut Preston dan Herman adalah sebagai berikut:
1) Kelas I SD disajikan keluarga dan lingkungannya.

2) Kelas II SD mendapat sajian tentang lingkungan pertetanggaan dan komunitasnya di
wilayah yang berbeda, umumnya di negara sendiri. Akan tetapi adakalanya juga negara
lain pun diungkapkan.
3) Kelas III SD dihadapkan dengan komunitas sendiri dan luar negeri, yang lebih
dititikberatkan ialah tentang masalah sumber komunitas sendiri, kebutuhan pangan,
sandang dan papan, bentuk-bentuk komunikasi dan transportasi serta kehidupan di kota.
4) Kelas IV SD memperoleh bahan belajar tentang beberapa lingkungan wilayah dan
kebudayaan di dunia. Titik berat terutama tentang kebudayaan dan komunitas tertentu
dalam kebudayaan tersebut. Terkadang yang mendapat perhatian adalah segi geografinya,
dan hanya sedikit saja yang menitikberatkan pada wilayah dan kebudayaan di negara
sendiri.
5) Kelas V SD membahas sejarah, geografi, sosiologi, dan antropologi negara sendiri.
Dalam beberapa program diungkapkan pula tentang negara tetangga.
6) Kelas VI SD menurut Preston dan Herman dibahas tentang sejarah, geografi, dan
beberapa segi dari wilayah tertentu di dunia, terutama di belahan dunia sebelah timur,
misalnya sebagai sampel adalah negara-negara Amerika Latin dan Kanada. Sejumlah
kecil program menyajikan secara luas studi permasalahan dan perkembangan kultural,
sosial dan ekonomi.
Menurut materinya, Ruang Lingkup materi IPS adalah :
a. Merupakan perpaduan atau integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora.
b. Terkait dengan masalah-masalah sosial kemasyarakatan dan kebangsaan, seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta tuntutan dunia global.
c. Jenis materi IPS dapat berupa fakta, konsep dan generalisasi, terkait juga dengan aspek
kognitif, afektif, psikomotorik dan nilai-nilai spiritual
Ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang
dapat dijangkau pada geografi dan sejarah.Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan
sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar peserta didik SD. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006, menyatakan bahwa ruang lingkup mata pelajaran
IPS sekolah dasar meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Manusia, tempat, dan lingkungan.
2. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan.
3. System sosial dan budaya.
4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

D. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM IPS
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.
a) Berpusat Pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, Dan Kepentingan Peserta Didik
Serta Lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian
tujuan pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan dan kepentingan peserta didik.
b) Beragam Dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta
didik ,kondisi daerah,dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama,suku,
budaya, adat istiadat, serta status social ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib kurikulum ,muatan local ,dan pengembangan diri secara terpadu
,serta disusun dalam keterkaitan

dan kesinambungan

yang bermakna dan tepat antar

substansi.
c) Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan Seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan ,tehnologi
dan seni berkembang secara dinamis .Oleh karena itu ,semangat dan isi kurikulum
mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan
ilmu pengetahuan ,tehnologi dan seni.
d) Relevan Dengan Kebutuhan Kehidupan
Pengembangan

kurikulum

dilakukan dengan melibatkan

(stake holders) untuk menjamin relevansi pendidikan

pemangku kepentinga

dengan kebutuhan kehidupan ,

termasuk dalam kehidupan kemasyarakatan,dunia usaha dan dunia kerja.Oleh karena itu
,pengembangan

keterampilan

pribadi,keterampilan

keterampilam akademik, dan keterampilan vokasional.
e) Menyeluruh Dan Berkesinambungan

bepikir,keterampilan

social,

Substansi kurikulum

mencakup keseluruhan

dimensi kompetensi ,bidang kajian

keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antar semua jenjang pendidikan.
f) Belajar Sepanjang Hayat
Kurikulum

diarahkan

kepada proses pengembangan ,pembudayaan dan

pemberdayaan pererta didik yang berlangsung sepanjang hayat .Kurikulum mencerminkan
keterkaitan

antara unsure-unsur pendidikan

formal, ,nonformal dan informal , dengan

memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnnya.
g) Seimbang Antara Kepentingan Nasional Dan Kepentingan Daerah
Kurikulum

dikembangkan

kepentingan daerah
bernegara. Kepentingan
memberdayakan

dengan memperhatikan

untuk membangun

kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan

nasional dan kepentingan daerah

sejalan dengan motto Bhineka Tunggal

kepentingan nasional dan
harus saling mengisi

Ika dalam kerangka

dan

Negara

Kesatuan Republik Indonesia.
E. DIMENSI PROGRAM PENDIDIKAN IPS SECARA KOMPHERENSIF
Pencapaian pendidikan IPS di sekolah diperlukan pemahaman dan pengembangan
program pendidikan yang komprehensif. Program pendidikan IPS yang komprehensif
menurut Sapriya yaitu program yang mencakup empat dimensi, yaitu :
1) Dimensi pengetahuan (Knowledge
Pengetahuan adalah kemahiran dan pemahaman terhadap sejumlah informasi dan ideide. Tujuan pengetahuan ini membantu siswa untuk belajar lebih banyak tentang dirinya,
fisiknya dan dunia sosial. Dimensi yang menyangkut pengetahuan sosial mencakup;(1) fakta;
(2) konsep;(3) generalisasi yang dipahami siswa.
2) Dimensi keterampilan (Skills)
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan-kemampuan tertentu sehingga
digunakan pengetahuan yang diperolehnya. Keterampilan ini dalam IPS terwujud dalam
bentuk kecakapan mengolah dan menerapkan informasi yang penting untuk mempersiapkan
siswa menjadi warga negara yang mampu berpartisipasi secara cerdas dalam masyarakat

demokratis. Keterampilan tersebut mencakup: Keterampilan meneliti, keterampilan berpikir,
keterampilan partisipasi sosial dan keterampilan berkomunikasi.
3) Dimensi nilai dan sikap (Values and Attitudes);
Dimensi nilai dan sikap merupakan seperangkat keyakinan atau prinsip perilaku yang
telah mempribadi dalam diri seseorang atau kelompok masyarakat tertentu yang terungkap
ketika berpikir dan bertindak. Nilai adalah kemahiran memegang sejumlah komitmen yang
mendalam, mendukung ketika sesuatu dianggap penting dengan tindakan yang tepat.
Sedangkan

sikap

adalah

kemahiran

mengembangkan

dan

menerima

keyakinan-

keyakinan,interes, pandangan-pandangan, dan kecenderungan tertentu.
Dimensi nilai dan sikap terdiri atas nilai substansif dan nilai prosedural. Nilai
substantif adalah keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan umumnya hasil belajar,
bukan sekedar menanamkan atau menyampaikan informasi semata. Nilai-nilai prosedural
yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara lain nilai kemerdekaan, toleransi, kejujuran,
menghormati kebenaran dan menghargai pendapat orang lain.
4) Dimensi tindakan (Action).
Tindakan sosial ini merupakan dimensi IPS yang penting karena tindakan sosial dapat
memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang aktif, dengan cara berlatih secara kongkret
dan praktik, belajar dari apa yang diketahui dan dipikirkan tentang isu-isu sosial untuk
dipecahkan sehingga jelas apa yang dilakukan dan bagaimana caranya dengan demikian
siswa akan belajar menjadi warga negara yang efektif di masyarakat.