Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Baster Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Perulangan Kata

perilaku pemakaian kata-kata bahasa asing oleh penutur yang sebenarnya bukan bahasa asli penutur.

b. Kebahasaan

Tipe ini adalah sebagai berikut. 1 Lebih Mudah Diingat. 2 Tidak Menimbulkan Kehomoniman. Jika seorang penutur menggunakan kata dari bahasanya sendiri maka kata tersebut dapat menimbulkan masalah homonim yaitu makna ambigu. 3 Keterbatasan Kata. Hal ini disebabkan banyaknya istilah-istilah yang berasal dari bahasa asing menyebabkan penutur sulit menemukan padanan kata dalam bahasa penutur. 4 Akibat atau Hasil yang Dikehendaki. Dalam hal ini penutur menggunakan campur kode untuk membujuk, menerangkan, dan menyakinkan.

2.6 Konteks

Kridalaksana 2008: 134, konteks adalah 1 aspek-aspek linguistik fisik atau sosial yang kait-mengait dengan ujaran tertentu dan 2 pengetahuan yang sama- sama dimiliki pembicara dan pendengar sehingga pendengar paham akan apa yang dimaksud pembicara. Sedangkan menurut Schiffrin dalam Rusminto, 2012: 54 menyatakan bahwa konteks adalah sebuah dunia yang diisi orang-orang yang memproduksi tuturan-tuturan. Orang-orang yang memiliki komunitas sosial, kebudayaan, identitas pribadi, pengetahuan, kepercayaan, tujuan, dan keinginan, dan yang berinteraksi satu dengan yang lain dalam berbagai macam situasi yang baik yang bersifat sosial maupun budaya. Celce-Murcia dan Elite dalam Rusminto, 2012: 54 menyatakan bahwa konteks dalam analisis wacana mengacu kepada semua faktor dan elemen nonlinguistik dan nontekstual yang memberikan pengaruh kepada interaksi komunikasi tuturan. Dengan mengutip pendapat Duranti dan Goodwin 1992 mereka menyebutkan bahwa terdapat empat tipe konteks, yaitu 1 latar fisik dan interaksional, 2 lingkungan behavioral, 3 bahasa koteks dan refleksi penggunaan bahasa, dan 4 ekstrasituasional yang meliputi sosial, politik, dan budaya dalam Rusminto, 2012: 54. Dengan cara lebih konkret, Syafi’ie dalam Rusminto, 2012: 55 membedakan konteks ke dalam empat klasifikasi, yaitu 1 konteks fisik yang meliputi tempat terjadinya pemakaian bahasa dalam suatu komunikasi, 2 konteks epistemis atau latar belakang pengetahuan yang sama-sama diketahui oleh penutur dan mitra tutur, 3 konteks linguistik yang terdiri atas kalimat-kalimat atau ujaran-ujaran yang mendahului atau mengikuti ujaran tertentu dalam suatu peristiwa komuni- kasi; konteks linguistik ini disebut dengan koteks, dan 4 konteks sosial, yakni relasi sosial dan latar yang melengkapi hubungan antara penutur dan mitra tutur.

2.6.1 Unsur-Unsur Konteks

Dalam setiap peristiwa tutur selalu terdapat unsur-unsur yang melatarbelakangi terjadinya komunikasi antara penutur dan mitra tutur. Unsur-unsur tersebut, yang

Dokumen yang terkait

Perilaku Bahasa Dan Alih Kode Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Mahasiswa Fakultas Sastra Program...

0 17 3

Perilaku Pilih Bahasa Dan Alih Kode Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Mahasiswa Fakultas Sastra

0 22 1

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PERCAKAPAN BAHASA INDONESIA MASYARAKAT MINANG DI BANDARLAMPUNG DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

1 56 72

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

4 52 64

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PERCAKAPAN GURU DAN SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII A DI SMP Campur Kode Dan Alih Kode Percakapan Guru Dan Siswa Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Viii A Di Smp Negeri 1 Juwiring Kabupaten Klaten.

0 3 14

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS X DAN XI SMK MUHAMMADIYAH 2 Analisis Alih Kode Dan Campur Kode Pada Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas X Dan XI Smk Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Pelajar

0 2 15

ANALISIS PENGGUNAAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GURU BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 2 MANTINGAN Analisis Penggunaan Alih Kode Dan Campur Kode Pada Guru Bahasa Indonesia Di Smp Negeri 2 Mantingan.

0 0 15

ANALISIS PENGGUNAAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GURU BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 2 MANTINGAN Analisis Penggunaan Alih Kode Dan Campur Kode Pada Guru Bahasa Indonesia Di Smp Negeri 2 Mantingan.

1 1 20

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA | Rulyandi | Paedagogia 5258 11455 4 PB

0 2 13

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 12 KERINCI

0 0 12