3.4. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan yang sistematik terhadap subjek, yakni melalui wawancara langsung dan teknik tidak langsung bantuan
kuesioner pada perorangan atau kelompok. Daftar pertanyaan terdiri dari karakteristik responden dan usahataninya, data produksi, biaya input usahatani
dan penerimaan usahatani jagung, serta permasalahan yang dihadapi petani.
3.5. Metode Analisis Data
Data yang dikumpulkan kemudian ditabulasi dan dianalisis. Untuk mengidentiikasi kondisi dan permasalahan jagung digunakan analisis deskriptif.
Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung dan efisiensi teknis digunakan analisis fungsi produksi stochastic frontier. Untuk
mengetahui tingkat efisiensi alokatif dan ekonomis usahatani jagung digunakan fungsi biaya dual yang diturunkan dari fungsi produksi. Sedangkan untuk
menganalisis daya saing digunakan PAM.
3.5.1. Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier
Analisis data menggunakan alat analisis fungsi produksi stochastic frontier dan fungsi biaya dual frontier. Analisis fungsi produksi stochastic frontier dapat
digunakan untuk mengukur efisiensi teknis dari usahatani jagung dari sisi output dan faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis. Sedangkan fungsi biaya
dual frontier digunakan untuk mengukur efisiensi alokatif dan ekonomi. Dalam penelitian ini, fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi
produksi stochastic frontier Cobb-Douglas. Pilihan terhadap bentuk fungsi produksi ini diambil berdasarkan alasan sebagai berikut: 1 bersifat homogen
sehingga dapat digunakan menurunkan fungsi biaya dual dari fungsi produksi, 2 lebih sederhana, dan 3 jarang menimbulkan masalah. Selain itu, menurut Binici
et al. 1996, fungsi produksi stochastic frontier Cobb-Douglas telah digunakan secara luas dan teruji untuk mengkaji efisiensi produksi di negara-negara maju
dan berkembang. Meski demikian, ada beberapa kelemahan fungsi Cobb- Douglas, menurut Debertin 1986 diantaranya adalah: 1 tidak ada produksi y
maksimum, artinya sepanjang kombinasi input x dinaikkan maka produksi y akan terus naik sepanjang expansion path-nya, dan 2 elastisitas produksi tetap.
Kelemahan ini membuat fungsi produksi Cobb-Douglas tidak bisa menggambarkan fungsi produksi neo-klasik.
Dalam fungsi produksi, faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan adalah faktor-faktor produksi yang digunakan.
Faktor-faktor tersebut diduga adalah lahan, benih, pupuk organik dan
anorganik, pestisida dan tenaga kerja.
Dengan memasukkan sebanyak 8 peubah bebas ke dalam persamaan frontier maka model persamaan penduga fungsi produksi frontier dari usahatani
jagung dapat ditulis sebagai berikut : Ln Y =
β +
β
1
lnX
1
+ β
2
lnX
2
+ β
3
lnX
3
+ β
4
lnX
4
+ β
5
lnX
5
+ β
6
lnX
6
+ β
7
lnX
7
+ β
8
lnX
8
+ v
i
-u
i
............................................................ 3.1 dimana :
Y = output tanaman jagung dalam bentuk pipilan kering kg
X
1
= luas lahan yang digarap ha X
2
= jumlah benih yang digunakan kg X
3
= jumlah pupuk kandang yang digunakan kg X
4
= jumlah pupuk N dan K yang digunakan kg X
5
= jumlah pupuk P yang digunakan X
6
= jumlah pestisida yang digunakan liter X
7
= jumlah tenaga kerja yang digunakan petani JKSP X
8
= dummy olah tanah X
8
=1 bila dibajak, X
8
=0 bila tidak β
= intersep β
j
= koefisien parameter penduga dimana i = 1,2,3,…. v
i
– u
i
= error term u
i
efek inefisiensi teknis dalam model. Nilai koefisien yang diharapkan :
β
1
, β
2
, β
3
, β
4
, β
5,
β
6
, β
7
, β
8
0. Nilai koefisien positif berarti dengan meningkatnya input berupa lahan, benih, pupuk organik,
pupuk N dan K, pupuk P, pestisida, tenaga kerja dan pengolahan tanah bajak diharapkan akan meningkatkan produksi jagung.
3.5.2. Analisis Efisiensi Teknis