Keadaan Geografis Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Keadaan Geografis

Penelitian dilakukan di wilayah Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Kabupaten Tanah Laut dengan ibukota Pelaihari dibatasi: sebelah barat dan sebelah selatan oleh Laut Jawa, sebelah timur oleh Kabupaten Tanah Bumbu dan sebelah utara oleh Kabupaten Banjar. Secara geografis, Kabupaten Tanah Laut terletak di antara 114 30 20 BT - 115 23 31 BT dan 3 30 33 LS - 4 11 38 LS. Luas wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah 3.63 ribu km 2 atau 9.71 persen dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Wilayah ini berada pada 2 – 21 meter dari permukaan laut. Temperatur maksimum di daerah Tanah Laut pada tahun 2005 berkisar antara 30.50 C sampai 34.10 C dan temperatur minimum berkisar antara 23.30 C sampai 24.60 C. Rata-rata temperatur udara tiap bulan berkisar antara 26.10 C sampai 28.20 C. Rata-rata curah hujan adalah 184 - 198.45 mm per tahun. Jumlah bulan kering curah hujan 100 mm per bulan adalah tiga dan jumlah bulan basah curah hujan 200 mm per bulan adalah enam, sehingga iklimnya termasuk tipe B2 menurut klasifikasi iklim Oldeman. Keadaan topografi daerah ini memiliki morfologi lahan yang beragam, meliputi: daerah dataran tinggi, dataran rendah, rawa dan lebak, serta pantai dan pasang surut. Susunan tanahnya dapat dibedakan atas: tanah podsolik merah kuning, latosol, alluvial dan organosolberhumus. Kabupaten Tanah Laut terdiri dari sembilan kecamatan yaitu: Panyipatan, Jorong, Batu Ampar, Kintap, Pelaihari, Takisung, Bati-Bati, Tambang Ulang dan Kurau. Jumlah desa adalah 133 desa. Tanaman jagung dibudidayakan hampir di semua kecamatan tersebut pada berbagai skala luasan usaha.

4.2. Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan

Wilayah Kabupaten Tanah Laut sebagian merupakan daerah lahan kering yang pada tahun 2006 seluas 146.09 ribu hektar dan lahan sawah seluas 57.21 ribu hektar. Luas lahan untuk kebunladang mengalami peningkatan dari 35 ribu hektar pada tahun 2003 menjadi 38.59 ribu hektar pada tahun 2006. Peningkatan ini diantaranya berkaitan dengan peningkatan luas areal tanaman jagung. Sebaliknya, lahan sawah yang diusahakan mengalami penurunan dari 43.66 ribu hektar menjadi 42.75 ribu hektar, seperti terlihat pada Tabel 7. Tabel 7. Perkembangan Penggunaan Jenis Lahan di Kabupaten Tanah Laut Tahun 2003 – 2006 T a h u n 2003 2004 2005 2006 1. SAWAH DIUSAHAKAN 43 656 44 161 42 741 42 746 Sawah irigasi ½ Teknis sederhana PU dan irigasi non PU 6 109 5 925 5 908 5 536 Sawah tadah hujan 21 823 16 596 15 486 15 174 Sawah reklamasi PS 10 685 12 023 10 873 10 532 Sawah reklamasi rawa non PSLebak 5 039 9 617 10 474 11 504 2. SAWAH SEMENTARA TIDAK DIUSAHAKAN 35 180 30 663 13 169 14 465 JUMLAH SAWAH 78 836 74 824 55 910 57 211 3. LAHAN KERING 163 285 164 459 148 032 146 092 Tegalankebunladanghuma 35 486 33 422 34 992 38 590 Semakrawa tidak ditanami 58 176 50 131 30 134 25 773 Tanah bera sementara tidak di usahakan 26 003 28 054 26 429 23 654 Perkebunan 43 620 52 851 56 476 58 075 4. HUTAN 63 223 57 190 58 147 57 160 Hutan Ringan 34 881 35 509 3 898 17 262 Hutan Berat 28 342 21 681 54 249 39 898 a. Suaka alam 35 000 35 000 35 000 21 549 b. Hutan Produksi 3 460 4 180 19 249 18 349 5. LEBAK BELUM DIUSAHAKAN 22 976 29 674 19 261 18 807 6. TAMBAK 3 071 3 222 3 222 3 238 7. PEMUKIMANPEKARANGAN HALAMAN SEKITARNYA 22 423 23 281 23 397 23 507 8. LAIN-LAIN PENGEMBALAAN, KOLAM, TABATEMPANG 9 321 10 485 55 166 57 893 Jumlah 1 – 8 363 135 363 135 363 135 363 135 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tanah Laut, 2007

4.3. Kependudukan