Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian

2.3. Kerangka Konseptual

Gambar 3 menunjukkan kerangka pemikiran konseptual dari penelitian ini. Kalimantan Selatan memiliki potensi sumberdaya lahan kering yang potensial untuk pengembangan jagung berpeluang untuk meningkatkan produksi jagungnya dalam rangka dapat memenuhi kebutuhan jagung baik tingkat provinsi maupun tingkat nasional. Dengan peningkatan produksi diharapkan menjadi substitusi impor komoditas jagung. Usahatani Jagung Lahan Kering Produktivitas Rendah Analisis Produksi dan Efisiensi: - Lahan, benih, pupuk organik, pupuk NK, pupuk P, pestisida, tenaga kerja dan pengolah tanah - Umur, pendidikan, pengalaman dan keanggotaan kelompok tani Tingkat Efisiensi - Efisiensi Teknis - Efisiensi Alokatif - Efisiensi Ekonomis Tingkat Daya Saing - PCR - DRCR Saran Kebijakan Gambar 3. Alur Kerangka Pemikiran Konseptual Permasalahan jagung lahan kering di Kalimantan Selatan adalah produktivitas jagung di tingkat petani yang masih rendah, yaitu sekitar 3.5-5 ton per hektar. Rendahnya produktivitas ini diduga terkait dengan efisiensi penggunaan input baik jumlah maupun alokasinya. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi kondisi dan permasalahan usahatani jagung di Kalimantan Selatan dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi produksi dan efisiensi usahatani jagung di lahan kering. Produktivitas dan efisiensi merupakan akar penentu tingkat daya saing. Suatu komoditas akan mampu bersaing di pasar bila memiliki daya saing tinggi untuk bersaing dengan jagung impor. Disamping itu intervensi pemerintah berupa kebijakan akan turut mempengaruhi keunggulan komparatif dan kompetitif suatu komoditas.

2.4. Hipotesis Penelitian

Dari tinjauan pustaka di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Dalam fungsi produksi faktor-faktor yang diduga berpengaruh nyata positif adalah lahan, benih, penggunaan pupuk, pestisida, dan tenaga kerja. Rata- rata tingkat efisiensi yang dicapai petani diharapkan di atas 0.8 karena Kabupaten Tanah Laut merupakan sentra produksi jagung. 2. Diduga usahatani jagung secara finansial dan ekonomi masih memberikan keuntungan pada petani jagung dan memiliki daya saing yang kuat untuk mempertahankan kelanjutan produksinya. Semakin efisien, semakin kuat pula daya saingnya.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan, dengan pertimbangan karena kabupaten ini merupakan sentra produksi jagung lahan kering terbesar di Kalimantan Selatan Penelitian ini meliputi beberapa tahapan kegiatan yaitu: tahap persiapan pra penelitian, pengumpulan data, analisis dan sintesis. Penelitian lapangan dimulai dari bulan Mei sampai dengan Juli 2007.

3.2. Pemilihan Petani reponden

Dari tingkat kabupaten selanjutnya dipilih tiga kecamatan yang mempunyai areal panen jagung terluas. Dari data Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Laut Tala terlihat bahwa Kecamatan Panyipatan, Kecamatan Pelaihari dan Kecamatan Batu Ampar memiliki areal tanam terluas, seperti terlihat pada Tabel 4, sehingga ketiga kecamatan tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian. Dari ketiga kecamatan tersebut diambil empat desa yang merupakan sentra produksi jagung di Kabupaten Tanah Laut, yaitu: Desa Bumi Asih dan Sukaramah di Kecamatan Panyipatan, Desa Tanjung di Kecamatan Pelaihari dan Desa Tajau Pecah di Kecamatan Batu Ampar. Petani-petani jagung di empat desa tersebut kemudian diambil secara acak sebanyak 20 orang petani sebagai responden, dengan asumsi populasi menyebar normal, sehingga jumlah sampel seluruhnya adalah 80 responden. Pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan karena petani jagung yang relatif sama homogen. Populasi yang relatif homogen tersebut akan terdistribusi mendekati normal, yang menurut teorema batas sentral central limit theorem,