A yang diartikan bahwa nilai yang terletak pada sisi kanan berasal dari register disisi kiri
Algoritma RC6 menggunakan 44 buah sub kunci yang dibangkitkan dari kunci dan dinamakan dengan S[0] hingga S[43]. Masing-masing sub kunci panjangnya 32
bit. Proses enkripsi pada algoritma RC6 dimulai dan diakhiri dengan proses whitening yang bertujuan untuk menyamarkan iterasi yang pertama dan yang terakhir dari proses
enkripsi dan dekripsi. Pada proses whitening awal, nilai B akan dijumlahkan dengan S[0], dan nilai D dijumlahkan dengan S[i]. Pada masing-masing iterasi pada RC6
menggunakan 2 buah sub kunci. Sub kunci pada iterasi yang pertama menggunakan S[2] dan S[3], sedangkan iterasi-iterasi berikutnya menggunakan sub-sub kunci
lanjutannya. Setelah iterasi ke-20 selesai, dilakukan proses whitening akhir dimana nilai A dijumlahkan dengan S[42],dan nilai C dijumlahkan dengan S[43].
Setiap iterasi pada algoritma RC6 mengikuti aturan sebagai berikut, nilai B dimasukan ke dalam fungsi f, yang didefinisikan sebagai fx =x2x+1 , kemudian diputar kekiri
sejauh lg-w atau 5 bit. Hasil yang didapat pada proses ini dimisalkan sebagai u. Nilai u kemudian di XOR dengan C dan hasilnya menjadi nilai C. Nilai t juga digunakan
sebagai acuan bagi C untuk memutar nilainya kekiri. Begitu pula dengan nilai u, juga digunakan sebagai acuan bagi nilai A untuk melakukan proses pemutaran kekiri.
Kemudian sub kunci S[2i] pada iterasi dijumlahkan dengan A, dan sub kunci S[2i+1] dijumlahkan dengan C. keempat bagian dari block kemudian akan dipertukarkan
dengan mengikuti aturan, bahwa nilai A ditempakan pada D, nilai B ditempatkan pada A, nilai C ditempatkan pada B, dan nilai asli D ditempatkan pad C. demikian iterasi
tersebut akan terus berlangsung hingga 20 kali.
2.3.2 Dekripsi Algoritma RC 6
Proses dekripsi ciphertext pada algoritma RC6 merupakan pembalikan dari proses enkripsi. Pada proses whitening, bila proses enkripsi menggunakan operasi
penjumlahan, maka pada proses dekripsi menggunakan operasi pengurangan. Sub kunci yang digunakan pada proses whitening setelah iterasi terakhir diterapkan
sebelum iterasi pertama, begitu juga sebaliknya sub kunci yang diterapkan pada proses whitening sebelum iterasi pertama digunakan pada whitening setelah iterasi terkahir.
Universitas Sumatera Utara
Akibatnya, untuk melakukan dekripsi, hal yang harus dilakukan semata-mata hanyalah menerapkan algoritma yang sama dengan enkripsi, dengan tiap iterasi
menggunakan sub kunci yang sama dengan yang digunakan pada saat enkripsi, hanya
saja urutan sub kunci yang digunakan terbalik. 2.4 Riset-Riset Terkait
Terdapat beberapa riset yang telah dilakukan banyak peneliti yang berkaitan dengan penelitian yang penulis buat diantara penelitian tersebut yaitu :
Rudianto, 1999 menjelaskan dalam RC6 merupakan algoritma cipher blok baru yang didaftarkan ke NIST yang diajukan oleh RSA Security Laboratories.
Algoritma ini dirancang oleh Ronald L Rivest, M.J.B. Robshaw, R. Sidney dan Y.L. Yin untuk mengikuti kontes Advanced Ecryption Standard AES dan berhasil
menjadi salah satu dari lima 5 finalisnya. Design dari berawal dari keinginan untuk meningkatkan performansi dan tingkat keamanan dari RC5 untuk dapat memenuhi
standar dari kontes tersebut. RC6 memiliki struktur yang sederhana. RC6 terdiri dari dua jaringan Feistel dimana datanya dicampur dengan rotasi yang bergantung pada isi
data tersebut. Dalam sekali putaran RC6, ada beberapa operasi yang terjadi, antara lain : dua 2 aplikasi dari fungsi persamaan fx = x2x + 1 mod 232, dua 2 rotasi
32-bit yang tidak berubah, dua 2 rotasi 32-bit yang bergantung pada data, dua 2 eksklusif OR dan dua 2 fungsi modulo 232 tambahan. Algoritma cipher ini biasanya
memakai 20 putaran. Abdul Hamid M. Ragab, Nabil A. Ismai, 2005 menerangkan perluasan
peningkatan dari RC6 cipher blok dengan potensi meningkatkan keamanan dan meningkatkan kinerja. cipher blok yang diusulkan membuat penggunaan berat penting
data-dependent rotasinya fitur yang menonjol termasuk penggunaan delapan register bekerja bukan empat, dan masuknya perkalian integer sebagai operasi primitif
tambahan. Penggunaan perkalian dengan delapan register bekerja sangat meningkatkan difusi dicapai per putaran, memungkinkan untuk keamanan yang lebih
besar, lebih sedikit putaran, dan throughput meningkat. Hal ini juga mampu menangani 256-bit plaintext dan ukuran blok ciphertext dan cocok untuk
diimplementasikan hanya menggunakan perangkat keras atau software. Peningkatan
Universitas Sumatera Utara
ini diharapkan untuk memenuhi pasar tuntutan dan pengembang sistem keamanan menggunakan maju tersedia prosesor. Spesifikasi lengkap dan implementasi untuk
blok cipher ditingkatkan diberikan. Vektor beberapa tes digunakan untuk memeriksa keabsahan enkripsi dan dekripsi algoritma. Komparatif evaluasi kinerja blok cipher
yang diusulkan, RC5, RC6, Hasil simulasi menunjukkan bahwa blok cipher ditingkatkan mencapai throughput maksimal dan waktu minimal enkripsi.
memperkenalkan arsitektur baru dan implementasi untuk blok cipher yang diusulkan, yang merupakan ekstensi untuk terkenal RC5 blok cipher dan RC6. Parameter desain
Beberapa algoritma yang diusulkan adalah diselidiki di antaranya adalah ukuran word, jumlah putaran, dan panjang kunci rahasia. Perbandingan analisis dan evaluasi
kinerja yang dicapai dengan menggunakan simulasi program. Pengaruh jumlah putaran, panjang kunci rahasia, dan data ukuran blok pada waktu enkripsi dan sistem
throughput dievaluasi dan dibandingkan dengan menggunakan beberapa tes nilai-nilai. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa blok yang diusulkan cipher mencapai
throughput maksimum dan minimum waktu enkripsi dibandingkan dengan DES, RC5, dan RC6. Blok cipher yang diusulkan menawarkan, kompak sederhana, dan fleksibel
blok cipher. Hal ini dapat dengan mudah diimplementasikan dengan menggunakan perangkat keras atau perangkat lunak untuk mencapai komputer bertingkat tinggi
keamanan data. Ini mencapai persyaratan Lanjutan Enkripsi Standar AES dan computer pengembang sistem keamanan gol.
Nawal A. El-Fishawy, Osama M Abou Zaid 2005 menerangkan, modifikasi dari RC6 cipher blok MRC6 diperkenalkan. MRC6 adalah algoritma enkripsi simetrik
dirancang untuk memenuhi persyaratan Lanjutan Encryption Standard AES. Ini adalah perluasan ditingkatkan dari RC6 dengan meningkatkan kinerja. Itu membuat
penting berat penggunaan data-dependent rotasi. fitur menggunakan enam belas register bukan empat register di RC6. Menggunakan perkalian bilangan bulat dengan
enam belas bekerja register sangat meningkatkan difusion dicapai per putaran, dan memungkinkan untuk lebih besar keamanan dengan putaran sedikit. Hal ini juga
mampu menangani 512-bit plaintext dan ukuran blok ciphertext dengan penurunan dalam waktu encryptioddecryption dan meningkatkan throughput. Perbandingan
Universitas Sumatera Utara
kinerja evaluasi MRC6 dengan ERC6,, RC6 dan RC5 diperkenalkan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa MRC6 mencapai minimum Ekripsi dan Dekripsi waktu dan
throughput maksimal.
2.5 Kontribusi Riset