7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan disampaikan konsep-konsep teoritis yang mendasari pelaksanaan penelitian, yang didalamnya membahas mengenai penelitian
terdahulu, komunikasi antar pribadi dan bimbingan kelompok yang menggunakan teknik permainan kerjasama serta penjelasan hipotesis.
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah penelitian yang sudah dilakukan sebelum- sebelumnya oleh peneliti lain. Tujuannya adalah sebagai bahan masukan bagi
pemula dan untuk membandingkan antara penelitian yang satu dengan yang penelitian yang lainnya. Dalam penelitian terhadulu akan diuraikan pokok
bahsan sebagai berikut : 2.1.1
Sugiarto. 2004. Pengaruh Social Story Terhadap Kemampuan Komunikasi antar pribadi pada Anak Autis
Dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pemberian social story terhadap kemampuan komunikasi antar pribadi pada anak yang
menyandang autisme. Dengan konsep pemberian permainan yang dilakukan secara bersama diberikan kepada dua anak penyandang autisme T 8 tahun
dan A 7 tahun. Hasil secara kualikatif analisis visual menyatakan bahwa pemberian perlakuan social story cukup berpengaruh terhadap peningkatan
perilaku komunikasi antar pribadi T dan A dengan teman sebaya. Secara kuantitatif analisis statistik ternyata metode social story cukup signifikan
dalam meningkatkan perilaku komunikasi antar pribadi T dengan teman sebayanya. Berbeda dengan A, analisis statistik menunjukan tidak begitu
menunjukan peningkatan yang signifikan setelah diberikannya perlakuan social story.
8
2.1.2 Setiawan, 2012. Komunikasi antar pribadi Antar Etnis di Gang Baru
Pecinan Semarang Dalam Perspektif Multikultural Jurnal penelitian Setiawan Deka
mengungkapkan bagaimanakah komunikasi antar pribadi antar etnis di Gang Baru Pecinan Semarang dalam
perspektif multikultural di era reformasi. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini meliputi observasi, wawancara dan dokumenter dan
triangulasigabungan. Subjek penelitian yakni para pedagang, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan pejabat pemerintah. Hasil penelitian ini
adalah 1 proses komunikasi antar pribadi di Pasar Gang Baru Pecinan Semarang dipengaruhi oleh faktor etnis, agama, dan tempat tinggal. Pranata-
panata tradisional cukup fungsional dalam membangun jaringan integrasi antar komunitas yang heterogen itu. 2 realitas pemahaman multikultural
telah terkonsepkan baik dengan adanya sifat saling memahami, menjaga kebersamaan dalam satu wilayah, dan keterlibatan dalam beberapa kegiatan
kerja bakti, arisan, kenduri, acara keagamaan serta pembauran hidup secara turun-temurun. 3 secara konseptual implementasi pemahaman multikultural
dalam kerukunan antar umat beragama yakni menolak perbedaan, mampu hidup saling menghargai menghormati secara tulus, komunikatif dan terbuka,
tidak saling curiga, tradisi, adat maupun budaya adalah berkembang kerja sama sosial dan tolong menolong sebagai perwujudan rasa kemanusiaan dan
toleransi agama. 2.1.3
Pradana, 2012. Komunikasi antar pribadi pada Anak Periode Late Childhood Yang Bekerja
Sedangkan jurnal penelitian dari Pradana Ibnu untuk mengetahui penyebab anak pada periode late childhood untuk bekerja, dan mengetahui
proses terbentuknya komunikasi antar pribadi yang terjadi pada anak periode late childhood yang bekerja. Adapun subjek penelitian berjumlah 2 orang
dengan masing-masing significant other-nya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Untuk membantu proses
9
pengumpulan data digunakan pedoman wawancara dan alat perekam audio sebagai alat bantu peneliti. Setelah dilakukan penelitian diperoleh bahwa
penyebab late childhood bekerja adalah permintaan dari orangtuanya untuk membantu mencari biaya yang akan digunakan sebagai kebutuhan hidup.
Adapun bentuk-bentuk interaksi yang dilakukan yaitu kerjasama, akomodasi, persaingan, kontravensi, dan pertentangan kerjasama adalah bentuk interaksi
yang banyak dilakukan, terpengaruh dari dampak bekerja yang dilakukan oleh individu late childhood yang bekerja.
2.1.4 Rais, 2007. Keefektifan Bimbingan Kelompok Terhadap Peningkatan
Kemampuan interaksi sosial pada Siswa Kelas XI di SMA N 2 Ungaran Tahun Ajaran 20072008
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum memperoleh perlakuan termasuk dalam kategori rendah dengan rata-rata presentase 31,16 dan
setelah memperoleh perlakuan rata-rata presentasenya menjadi 78,83 termasuk dalam kategori tinggi, dengan demikian mengalami peningkatan
sebesar 47,57. Hasil uji Wilcoxon menunjukan bahwa nilai Zhitung = - 2,809 Ztabel = 1,96, hal tersebut membuktikan bahwa layanan bimbingan
kelompok tefektif teerhadap peningkatan kemampuan interaksi sosial siswa 2.1.5
Permatasi. 2013. Upaya Meningkatkan Interaksi Sosial Melalui Experiental Learning dengan Teknik Outbound pada Siswa Kelas VII A
di SMP Negeri 13 Semarang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberhasilan dalam
meningkatkan interaksi sosial melalui experiental leraning dengan teknik outbond. Hasil uji wilcoxon diperoleh Yhitung = 55,0 dan Ttabel = 8,0 atau
berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil tersebut menunjukan interaksi sosial siswa meningkat setelah memperoleh perlakuan berupa experiental learning
dengan teknik outbond. Beberapa penelitian terdahulu tersebut menunjukan bahwa kemampuan
komunikasi antar pribadi sangatlah mudah untuk dipengaruhi dengan
10
berbagai metode, mulai dari social story hingga experiental learning teknik outbond. Dengan menggunakan pendekatan Bimbingan kelompok teknik
permainan kerja sama diharapkan juga dapat meningkatakan kemampuan komunikasi antar pribadi yang dimiliki oleh siswa kelas XI Matematika dan
Sains 2 di SMA Negeri 1 Muntilan Tahun ajaran 2014.
2.2 Komunikasi antar pribadi