3.8 Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini di kumpulkan dengan berbagai cara yang di sesuaikan dengan informasi yang diinginkan, antara lain dengan:
3.8.1 Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu Moleong, 2006: 186. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpulan data dengan berupa pedoman
wawancara yaitu instrumen yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada anak yang sedang menjalani pemasyarakatan dan petugas
Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIA Kutoarjo. Untuk memperoleh informasi yang sedekat-dekatnya dan seobjektif-
objektifnya, peneliti dalam melakukan wawancara harus saling bekerjasama, saling menghargai, saling mempercayai, saling memberi serta saling
menerima.
3.8.2 Observasi Metode observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu objek
yang akan diteliti, observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat Gorys Keraf, 1979: 162. Tujuan dari observasi adalah untuk
mendeskripsikan setting, kegiatan yang terjadi, orang yang terlibat dalam
kegiatan, waktu kegiatan dan makna yang diberikan oleh para pelaku yang diamati tentang peristiwa yang bersangkutan Burhan Ashshofa, 2007: 58.
Dalam penelitian ini, peneliti mengamati secara langsung pelaksanaan pemasyarakatan bagi anak di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIA
Kutoarjo, dengan menggunakan alat pengumpulan data yang berupa foto. Melalui observasi maka peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian dengan
alasan: 1.
Untuk mengetes kebenaran informasi karena ditanyakan langsung kepada subjek secara lebih dekat;
2. Untuk mencatat perilaku dan kejadian yang sebenarnya.
3.8.3 Teknik Mempelajari Dokumen
Untuk memanfaatkan dokumen yang padat isi biasanya digunakan teknik tertentu. Teknik yang paling umum digunakan ialah content analysis
atau di sini dinamakan kajian isi. Untuk menggunakan kajian isi, seseorang hendaknya mengikuti kursus dan latihan khusus yang diadakan untuk itu.
Oleh karena itu, apa yang diuraikan disini barulah merupakan prinsip- prinsip dasar, dan apabila seseorang tertarik untuk mendalaminya,
sebaiknya ia mengikuti latihan khusus tersebut Lexy J Moleong, 2007: 219-220.
Beberapa definisi dikemukakan untuk memberikan gambaran tentang konsep kajian isi tersebut. Pertama, Berelson 1952, dalam Guba dan
Lincoln, 1981:240 mendefinisikan kajian isi sebagai teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara objektif, sistematis, dan kuantitatif
tentang manifestasi komunikasi. Weber 1985:9 menyatakan bahwa kajian isi adalah metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur
untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen. Definisi berikutnya dikemukakan oleh Krippendorff 1980:21, yaitu kajian
isi adalah teknik penelitia yang dimanfaatkan untuk menarik kesimpulan yang replikatif yang sahih dari data atas dasar konteksnya. Terakhir, Holsti
1969 dalam Guba dan Lincoln, 1981:240 memberikan definisi yang agak lain dan menyatakan bahwa kajian isi adalah teknik apapun yang digunakan
untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan, dan dilakukan secara objektif dan sistematis. Dari segi penelitian kualitatif
tampaknya definisi terakhir lebih mendekati teknik yang diharapkan Lexy J Moleong, 2007: 220.
3.8.4 Studi Pustaka Dengan cara membaca, mencatat literatur yang berkaitan dengan
pelaksanaan pidana penjara bagi anak.
3.9 Objektifitas dan Keabsahan Data