Asuhan Keperawatan pada Ny. C dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Kelurahan Harjosari II Lingkungan IX Kecamatan Medan Amplas

(1)

Asuhan Keperawatan Pada Ny.C dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Kelurahan

Harjosari II Lingkungan IX Kecamatan Medan Amplas

Karya TulisIlmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Devita Sari

122500053

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015


(2)

(3)

Lembar Pengesahan

KARYA TULIS ILMIAH

Asuhan Keperawatan Pada Ny.C dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Kelurahan Harjosari II

Lingkungan IX Kecamatan Medan Amplas

Medan, 01 Juli 2015 Pembimbing

Rosina Tarigan S.Kp, M.Kep, Sp.KMB

NIP 197310312001122002

Penguji

Cholina T Siregar S.Kep,Ns,M.Kep Sp, Kmb NIP19770726 200212 2 001

Prodi DIII Keperawatan

Fakultas Keperawatan Ketua,

Nur Afi Darti S.Kp,M.Kep

NIP 197103122000032 001

Wakil Dekan I

Erniyati, S.Kp, MNS


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan

judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. C dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Kelurahan Harjosari II Lingkungan IX Kecamatan Medan Amplas”, yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan kemampuan serta pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran dari semua pihak yang bersifat membangun guna dijadikan pedoman bagi penulis dikemudian hari.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Erniyati, S.Kp., MNS. selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Nur Afi Darti, S.Kp., M.Kep. selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Mula Tarigan, S.Kp., M.Kes selaku Sekretaris Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Rosina Tarigan S.Kp., M.Kep., Sp.KMB selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing saya menyelesaikan KTI 6. Cholina T Siregar S.Kep.,Ns.,Sp, Kmb. Mkeb selaku dosen penguji yang

memberikan saran dan kritik.

7. Seluruh Dosen Fakultas Keperawatan khususnya jurusan DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik penulis selama proses perkuliahan dan Staff non akademik yang telah banyak membantu penulis di bidang administrasi.


(5)

8. Teristimewa ayah Juhar Sihombing dan ibu Diana Roida Manurung yang telah membesarkan serta mendidik saya sehingga mampu menyelesaikan perkuliahan saya, serta kakak saya Elda Sari Sihombing yang selalu memberi saya motivasi dan dukungan materi kepada saya,adik saya Cindy,Beta, Josua, Aron Sihombing yang mendukung dan telah selalu mendoakan dan memberi motivasi.

9. Kepadateman dekat saya Yon Pranata Sitorus yang selalu mendukung dan membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini.

10.Sahabat- sahabattercintasaya, Arvina, Natalia, Elsi, Haryati, Ewi yang selalumemberimotivasi.

11.Teman-temankostsaya Riski Lestari ,Mega dan kakak kos saya yang selalu memberi dukungan kepada saya.

12.Temanseperjuangankuuntukmenyusun KTI Ellisa, Fera, Rina, dan Mega 13.Serta kak Tantri sebagai kakak kelompok di KMK yang selalu memberi

motivasi kepada saya.

Akhir kata, penulis mengharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang memerlukan.

Medan, Juni 2015 Penulis

Devita Sari Sihombing


(6)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar isi ... iv

Bab I Pendahuluan ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Manfaat ... 4

Bab II Pengelolaan Kasus ... 5

A. Konsep Dasar Mobilisasi.... ... 5

1. Pengkajian... ... 10

2. Analisa data ... 14

3. Rumusan masalah ... 15

4. Perencanaan ... 16

B. Asuhan Keperawatan Kasus... ... 19

1. Pengkajian ... 19

2. Analisa data ... 26

3. Rumusan masalah ... 28

4. Perencanaan ... 29

5. Implementasi dan Evaluasi ... 32

Bab III Kesimpulan dan Saran ... 34

A. Kesimpulan ... 34

B. Saran ... 35

Daftar Pustaka ... 36

Lampiran ... 37

Lampiran I: Catatan Perkembangan ... 37


(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan, dan cinta yang merupakan hal yang paling penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. Kebutuhan dasar menurut Maslow mempunyai lima tingkat, yang paling dasar meliputi kebutuhan fisiologis seperti udara, air,dan makanan .Tingkat kedua meliputi kebutuhan keselamatan dan keamanan yang melibatkan keamanan fisik dan psikologis.Tingkat yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan rasa memiliki, termasuk persahabatan,hubungan sosial dan cinta seksual. Tingkat yang keempat meliputi kebutuhan rasa berharga dan hrga diri. Tingkat yang terahir ialah kebutuhan aktualisasi diri (Potter dan Perry, 2005).

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Setiap orang butuh untuk bergerak. Kehilangan kemampuan untuk bergerak menyebabkan ketergantungan dan membutuhkan tindakan keperawatan. Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan kemandirian diri,meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit degeneratif, dan untuk aktualisasi diri ( harga diri dan citra tubuh ( Wahid Ikbal Mubarak,2008 ).

Mobilisasi fisik merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya ( A.Aziz Alimul H, 2006 ).


(8)

Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas, dan imobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas .mobilisai dan imobilisasi berada pada suatu rentang dengan banyak tingkatan imobilisasi parsial diantaranya beberapa klien mengalami kemunduran dan selanjutnya berada diantara mobilisasi – imobilisasi, tetapi pada klien lain ,berada pada kondisi mutlak dan berlanjut sampai jangka waktu tidak terbatas ( Potter & Perry 2006 ).

Dari pengkajian yang telah saya lakukan padan Ny.C, saya menemukan tiga masalah kebutuhan dasar yaitu hambatan mobilitas fisik, risiko cedera, dan gangguan pola tidur. Sebelum melakukan tindakan keperawatan, perawat harus mampu menentukan prioritas masalah keperawatan yang pertama sekali harus ditangani. Melihat apa yang dikatakan Henderson, dalam kasus ini prioritas masalah yang saya temukan pada Ny.C adalah hambatan mobilitas fisik yang masuk dalam kategori bergerak dan mempertahankan postur yang diiginkan. Hal ini dikarenakan apabila tingkat mobilitas klien tidak ditingkatkan akan terjadi berbagai masalah seperti atrofi otot yang akan menyebabkan otot tidak dapat berfungsi dengan baik bahkan mengalami paralisis.


(9)

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar nutrisi pada Ny.C di kelurahan harjosari II lingkungan IX kecamatan medan amplas

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny.C b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.C

c. Mampu melakukan perencanaan tindakan keperawatan pada Ny.C d. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada Ny.C


(10)

C. Manfaat Penelitian a. Pendidikan

Dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan serta perawat yang ada di rumah sakit untuk mengambil langkah-langkah asuhan keperawatan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan khususnya asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi pada Ny.C

b. Perawat

Dapat menjadi bahan bacaan dalam menentukan asuhan keperawatan padamasalah kebutuhan dasar manusia mobilisasi dengan diagnosa Hipertensi.

c. Pasien dan keluarga

Memperoleh pengetahuan tentang penyakit hipertensi pada Ny.C serta meningkatkan kemandirian bagi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami penyakit hipertensi dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi pada Ny.C dan sebagai masukan bagi keluarga untuk membantu mobilisasi pasien.

d. Penuli

Dapa memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam

melaksanakanasuhan keperawatan pada diagnosa medis Hipertensi dengan masalah prioritas kebutuhan dasar mobilisasi.


(11)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Mobilisasi

Mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya ( A. Ajis Alimul.H, 20009)

Imobilisai merupakan sebagai suatu keadaan ketika individu mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerak fisik ,perubahan dalam tingkat mobilisasi fisik dapat mengakibatkan instruksi pembatasan gerak dalam bentuk tirah baring ,pembatasan gerak fisik selama penggunaan alat bantu eksternal ( misalnya : gips atau traksi rangka ) pembatasan gerakan volunter atau kehilangan fungsi motorik ( Potter & Perry 2006 )

Jenis mobilisasi antara lain :

1. Mobilisasi penuh merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari – hari. Mobilisasi penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.


(12)

2. Mobilitas sebagian merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang denganpemasangan traksi. Pada pasien paraplegi dapat mengalami mobilitas sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik dan sensorik. Mobilitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem muskuloskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.

b. Mobilitas permanen, merupakan kemampuan individu untuk

bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang reversibel, contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang, poliomilitis karena terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik.

Faktor yang mempengaruhi mobilisasi seseorang anatara lain : 1. Gaya hidup

Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilisasi seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari – hari .

2. Proses penyakit / cedera

Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilisasi karena dapat memopengaruhi fungsi sistem tubuh, sebagai contoh orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas bagian bawah.


(13)

3. Kebudayaan

Kemampuan melakukan mobilisasi dapat juga dipengaruhi kebudayaan. Sebagai contoh orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh jauh memiliki kemampuan mobilisasi yang kuat, sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilisasi ( sakit ) karena adat dan budaya tertentu dilarang untuk beraktivitas.

4. Tingkat energi

Energi adalah sumber untuk melakukan mobilisasi. Agar seseorang dapat melakukan mobilisasi dengan baik ,dibutuhkan energi yang cukup

5. Usia dan status perkembangan

Terdapat perbedaan kemampuan mobilisasi pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia.

Jenis Imobilitas

1. Imobilitas fisik merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan, seperti pada pasien dengan hemipiegia yang tidak mampu mempertahankan tekanan di daerah paralisis sehingga tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untuk mengurangi tekanan.

2. Imobilisasi intelektual,merupakan keadaan ketika seseoran mengalami keterbataan daya fikir seperti pada pasien yang mengalami kerusakn otak akibat dari suatu penyakit

3. Imobilitas emosional,keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan secara emosional karenaadanya perubahan secara tiba- tiba dalam menyesuaikan diri.


(14)

4. Imobilitas sosial, keadaan individu yang mengalami hambatan dalam melakukan interaksi sosial karena keadaan penyakitnya sehingga dapat memengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.

Menurut Alimul Aziz (2006) dampak dari imobilitas fisik dalam tubuh dapat memengaruhi sistem Tubuh, seperti :

a. perubahan metabolisme

secara umum imobilitas dapat mengganggu metabolisme secara normal ,mengingat imobilisai dapat menyebabkan turunnyakan kecapatan metabolisme dalam tubuh hal tersebut dapat dijumpai pada menurunnya basal metabolisme rate ( BMR ), yang menyebabkan beerkurangnya energi untuk perbaikan sel-sel tubuh,sehingga dapat memengaruhi gangguan oksigenasi sel.

b. Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit

Terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektolit sebagai dampak dari imobilitas akan mengakibatan persediaan protein menurun dan konsentrasi protein serum berkurang sehingga dapat mengganggu kebutuhan cairan tubuh. Disamping itu, berkurangnya perpindahan cairan dari intravaskular ke interstisial dapat menyebabkan edema sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elekrolit .

c. Gangguan pengubahan zat gizi

Terjadinya gangguan zat giziyang disebabkan oleh munurunnya pemasukan protein dan kalori dapat mengakibatkan pengubahan zat- zat makanan pada tingkat sel menurun,dimana sel tidak lagi menerima glukosa, asam amino,lemak dan oksigen dalam jumlah yang cukup untuk melaksanakan aktivitas metabolisme.


(15)

d. Gangguan fungsi gastrointestinal

Imobilitas dapat menyebabkan gangguan fungsi gastrointestinal. Hal ini disebabkan karena imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna sehingga penurunan jumlah masukan yang cukup dapat menyebabkan keluhan seperti perut kembung ,mual dan nyeri lambung yang dapat menyebabkan gangguan proses eliminasi.

e. Perubahan sistem pernafasan

Imobilitas menyebabkan terjadinya perubahan sistem pernapasan. Akibat imobilitas, kadar hemoglobin menurun, ekspansi paru menurun, dan terjadinya lemah otot yang dapat menyebabkan proses metabolisme terganggu. Terjadinya penurunan kadar hemoglobin dapat menyebabkan penurunan aliran oksigen dari alveoli ke jaringan, sehingga mengakibatkan anemia. Penurunan ekspansi paru dapat terjadi karena tekanan yang meningkat oleh permukaanparu.

f. Perubahan kardiovaskular

Perubahan sistem kardiovaskular akibat imobilitas antara lain dapat berupa hipotensi ortostatik, meningkatnya kerja jantung ,dan terjadinya pembentukan trombus. Terjadinya hipotensi ortastatik dapat disebabkan oleh menurunnya kemampuan saraf otonom. Pada posisi yang tetap dan lama, refleks neurovaskular akan menurun dan menyebabkan vasokonstruksi, kemudian darah terkumpul pada vena bagia bawah sehingga aliran darah ke sistem sirkulasi pusat terlambat


(16)

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, tujuan, nilai, dan gaya hidup yang dilakukan klien (Potter & Perry, 2005).

Menurut Alimul Aziz (2006), Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan mobilitas adalah sebagai berikut :

a. Riwayat keperawatan sekarang

Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhan/gangguan dalam mobilitas, seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan imobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas.

b. Pengkajian keperawatan penyakit yang pernah diderita

Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuh kebutuhan mobilitas, misalnya adanya riwayat penyakit sistem neurologis (kecelakaan cerebrovaskular, trauma kepala, peningkatan tekanan intracranial, miastenia gravis, guillain barre, cedera medulla spinalis, dan lain-lain), riwayat penyakit kardiovaskular (infark miokard, gagal jantung kongestif), riwayat penyakit sistem musculoskeletal (osteoporosis, fraktur, artritis), riwayat penyakit sistem pernafasan (penyakit paru obstruksi menahun, pneumonia, dan lain-lain), riwayat penyakit pemakaian obat seperti sedativa, hipnotik, depresan sistem saraf pusat, laksansia, dan lain-lain.


(17)

c. Kemampuan fungsi motorik

Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan atau spastis. d. Kemampuan mobilitas

Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :

Tingkat

aktivitas/mobilisasi

Kategori

Tingkat 0 Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3

Tingkat 4

Mampu merawat diri sendiri secara penuh. Memerlukan penggunaan alat.

Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain. Memerlukan bantuan pengawasan, pengawasan orang lain dan peralatan.

Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan.


(18)

e. Kemampuan Rentang Gerak

Pengkajian rentang gerak (range of motion – motion ) dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki.

Gerak sendi

Derajat rentang normal Bahu

Abduksi : gerakan lengan ke lateral dari posisi samping ke atas kepala, telapak tangan, menghadap ke posisi yang paling jauh.

Siku

Fleksi : angkat lengan bawah ke arah depan dan ke arah atas menuju bahu

Pergelangan tangan

Fleksi : tekuk jari-jari tangan ke arah bagian dalam lengan bawah .

Ekstensi : luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi. Hiperekstensi : tekuk jari-jari tangan ke arah belakang sejauh mungkin.

Abduksi :tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke atas

Adduksi : tekuk pergelangan tangan ke arah kelingking, telapak tangan menghadap ke atas.

Tangan dari jari

Fleksi : buat kepalan tangan

Ekstensi : luuskan jari.

Hiperekstensi : tekuk jari- jari tangan ke belakang sejauh mungkin

Abduksi : kembangkan jari tangan

Adduksi : rapatkan jari- jari tangan dari posisi abduksi

180

150

80-90

80-90 70-90

0-20

30-50

90 90 30 20 20


(19)

f. Perubahan intoleransi aktivitas

Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan pada sistem pernafasan, antara lain : suara napas, analisis gas darah, gerakan dinding thorak, adanya mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi. Pengkajian perubahan intoleransi aktivitas terhadap perubahan sistem kardiovaskular, seperti nadi dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya trombus, serta perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau perubahan posisi.

g. Kekuatan otot dan gangguan kordinasi

Dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan secara bilateral atau tidak. Derajat kekuatan otot dapat ditentukan dengan :

Skala

Persentasi kekuatan

Normal Karakteristik 0

1

2

3 4

5

0 10

25

50 75

100

Paralisis sempurna

Tidak ada gerakan ,kontraksi otot dapat di palpasi atau dilihat

Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan.

Gerakan yang normal melawan gravitasi Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh


(20)

h. Perubahan Psikologis

Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme tulang, dan lain-lain.

2. Analisa Data

Analisa Data menampilkan kelompok data yang mengidentifikasikan ada atau resiko terjadinya masalah ( Potter & Perry,2005).

Kemungkinan data yang ditemukan :

1. Gangguan dalam pergerakan 2. Keterbatasan dalam pergerakan 3. Menurunnya kekuatan otot 4. Nyeri saat pergerakan 5. Kontraksi dan atrofi otot

6. Kesulitan membolak-balik posisi 7. Dispnea setelah beraktivitas 8. Gerakan bergetar

9. Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus 10.Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar 11.Keterbatasan rentang pergerakan sendi

12.Ketidakstabilan postur 13.Pergerakan lambat

14.Pergerakan tidak terkoordinasi 15.Tremor akibat pergerakan


(21)

3. Rumusan Masalah

Diagnosa keperawatan mengidentifikasi perubahan kesejajaran tubuh dan mobilisasi aktual dan potensial berdasarkan pengumpulan data selama pengkajian. Analisa menampilkan kelompok data yang mengidentifikasikan ada atau resiko terjadi masalah ( Potter & Perry, 2005 ).

Diagnosa keperawatan NANDA untuk ketidaktepatan mekanika tubuh dan hambatan mobilisasi :

Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan :

1. Kesejajaran tubuh yang buruk 2. Penurunan mobilisasi

Resiko cedera yang berhubungan dengan :

1. Ketidaktepatan mekanika tubuh 2. Ketidaktepatan posisi

3. Ketidaktepatan teknik

Pemindahan

Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan :

1. Penurunan rantang gerak 2. Tirah baring

3. Penurunan kekuatan

Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan:

1. Stasis sekresi paru

2. Ketidaktepatan posisi tubuh

Ketidakefektifan pola napas yang berhubungan dengan :

1. Penurunan pengembangan

Paru

2. Penumpukan sekresi paru 3. Ketidaktepatan posisi tubuh

Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan :

1. Pola napas tidak simetris 2. Penurunan pengembangan paru 3. Penumpuka sekresi paru

Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan :

1. Keterbatasan mobilisasi 2. Tekanan permukaan kulit 3. Gaya gesek

Gangguan eliminasi urine yang berhubungan dengan :

1. Keterbatasan mobilisasi 2. Resiko infeksi

3. Retensi urin

Resiko infeksi yang berhubungan dengan :

1. Stasisnya sekresi paru 2. Kerusakan integritas kulit 3. Stasisnya urin

Inkontinensia total yang berhubungan dengan :

1. Perubahan pola eliminasi 2. Keterbatasan mobilisasi

Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan:

1. Penurunana asupan cairan

Ketidakefektifan koping individu yang berhubungan dengan :

1. Pengurangan tingkat

aktivitas

2. Isolasi social

Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan :

1. Keterbatasan mobilisasi 2. Ketidaknyamanan


(22)

4.Perencanaan

Pengkajian keperawatan dan perumusan diagnosa keperawatan menggali langkah perencanaan dari proses keperawatan. Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Selama perencanaan, dibuat prioritas. Selain berkolaborasi dengan klien dan keluarganya, perawat berkonsul dengan anggota tim perawat kesehatan lainnya, menelaah literatur yang berkaitan memodifikasi asuhan, dan mencatat informasi yang relevan tentang kebutuhan perawatan kesehatan klien dan penatalaksanaan klinik. (Potter & Perry, 2005)

Diagnosa keperawatan : Hambatan mobilitas fisik Faktor yang berhubungan :

1. Intoleran aktivitas 2. Ansietas

3. Kontraktur

4. Kepercayaan budaya tentang aktivitas sesuai usia 5. Fisik tidak bugar

6. Penurunan ketahanan tubuh 7. Penurunan kendali otot 8. Penurunana massa otot 9. Penurunan kekuatan otot

10. Kurang pengetahuan tentang nilai aktivitas fisik 11. Ketidaknyamanan


(23)

13. Kerusakan integritas struktur tulang 14.Gangguan muskuloskeletal

15.Gangguan neuromuskuloskeletal 16. Nyeri

17.Program pembatasan gerak 18.Keengganan memulai pergerakan 19.Gangguan sensoriperseptual

( NANDA, 2012)

Perencanaan Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil :

1. Meningkatkan/mempertahankan mobilitas pada tingkat

paling tinggi yang mungkin

2. Mempertahankan posisi fungsional

3. Meningkatkan kekuatan/fungsi yang sakit dan

mengkompensasi bagian tubuh

4. Menunjukkan teknik yang memampukan melakukan

Aktivitas

Intervensi Rasional Mandiri

1. Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera/pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi.

2. Dorong partisipasi pada aktivitas terpeutik/rekreasi. Pertahankan rangsang lingkungan (contoh :radio, tv, Koran, kunjungan keluarga/teman)

3. Instruksikan pasien untuk/bantu dalam rentang gerak pasif/aktif pada ekstremitas yang sakit dan yang tak sakit

1. Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan keterbatasan fisik

actual, memerlukan

informasi/intervensi untuk meningkatkan kemajuan kesehatan

2. Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi, memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol diri/harga diri, dan membantu menurunkan isolasi sosial

3. Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot, mempertahankan gerak sendi, mencegah kontraktur/atrofi.


(24)

4. Bantu/dorong perawatan

diri/kebersihan (contoh : mandi, mencukur)

5. Awasi TD dengan melakukan Aktivitas

6. Auskultasi bising usus

Kolaborasi

7. Konsul dengan ahli terapi fisik

4. Meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi dan meningkatkan kesehatan diri langsung

5. Hipotensi postural adalah

masalah umum menyertai tirah

baring lama dan dapat

memerlukan intervensi khusus

6.Tirah baring, penggunaan analgesik, dan perubahan dalam kebiasaan diet dapat memeperlambat peristaltik dan menghasilkan konstipasi 7. Sebagai program latihan dan mempertahankan/meningkatk an mobilitas


(25)

4. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian pasien

Pada tanggal 18 mei sampai dengan 22 mei 2015 mahasiswa keperawatan USU melaksanakan praktik di Kelurahan Harjosari II Lingkungan IX Kecamatan Medan Amplas. Hari pertama praktek tanggal 18 mei 2015 pukul 09.00 ditemukan pasien kelolaan Ny. C di Kelurahan Harjosari II Lingkungan IX Kecamatan Medan Amplas. Pukul 09.30 WIB dilakukan pengkajian tentang biodata pasien antara lain Ny. C (Perempuan) berusia 61 tahun, bercerai, dan agama Islam. Ny.C adalah seorang ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir adalah SLTP, tinggal di jalan Bajak II H Harjosari II. Ny. C masuk rumah sakit Mitra Sejati Medan pada tanggal 7 Mei 2015, dan telah pulang tanggal 15 mei 2015.

Pukul 10.00-11.30 dilakukan pengkajian tentang keluhan utama pasien, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga. Dari pengkajian tentang keluhan utama diperoleh data pasien mengatakan sangat terganggu dengan ketidak mampuan pasien dalam melakukan mobilisasi fisik akibat pergeseran sendi lutut sebelah kanan,ekstremitas kanan bawah pasien tidak dapat lagi digerakkan akibat pergeseran sendi lutut, dan setiap hari pasien merasakan semakin sulit untuk menggerakkan ekstremitas bawah sebelah kiri karna pada sendi sering nyeri akibat asam urat yang meningkat, pada ekstremitas bawah kanan telah mengalami kelumpuhan dan tidak bisa lagi digerakkan . Pasien tampak gelisah dan susah saat berdiri, sehingga pasien sangat terganggu dengan keadaanya


(26)

yang susah untuk melakukan aktivitas. Tanda-tanda vital pasien, TD=2000/100 mmHg, HR=85x/menit, RR=20x/menit, Temp=36,5 C.

Pengkajian riwayat kesehatan sekarang ditemukan data pasien sering merasa terganggu dalam melakukan mobilisasi, sehingga membuat pasien semakin susah dalam melakukan aktivitas karna ekstremitas sebelah kanan sudah tidak dapat lagi digerakkan. Jika pasien merasa lelah, biasanya pasien langsung istirahat di tempat tidur. Saat melakukan pengkajian didapati kekuatan otot dengan skala 4. Jika dilihat dari ekspresi wajah nya, pasien tampak tidak lelah ,karena selalu di opname di Rumah sakit beberapa tahun ini Pengkajian riwayat kesehatan masa lalu diperoleh data pasien pernah mangalami penyakit gula dengan kadar gula darah yang tinggi, KGD = 450. Pasien dibawa ke rumah sakit dan dilakukan pengobatan medis. Pasien pernah menggunakan insulin selama 1 bulan, tetapi pasien tidak meneruskannya karena tidak terlalu menghiraukan penyakitnya. Pasien kembali di rawat di rumah sakit karena kadar gula darah tinggi dan pasien kembali menggunakan insulin. Sampai saat ini penyakit gula yang diderita masih tetap dikontrol. Pengkajian riwayat kesehatan keluarga diperoleh data terdapat riwayat penyakit DM dari orangtua pasien, ibu pasien meninggal akibat Diabetes Melitus sedangkan ayah pasien meninggal akibat hipertensi yang berujung kepeda struk , saudara pasien anak ke 2,4,5 meninggal akibat menderita penyakit Diabetes Melitus, anak ke 6 meninggal karena kanker payudara dan saudara pasien yang ke 3 meninggal akibat jantung dan pasien mempunyai riwayat keturunan dari orang tua pasien .


(27)

Pukul 12.00 WIB ditegakkan diagnosa keperawatan pertama yaitu gangguan mobilitas fisik. Kemudian dilakukan intervensi keperawatan pada pukul 12.30 WIB kepada pasien. Pukul 14.30 dilakukan evaluasi kepada pasien dengan intervensi keperawatan yang telah dilakukan sebelumnya dengan hasil gangguan mobilitas belum teratasi

Tanggal 19 mei 2015 pukul 08.30-10.00 WIB dilakukan pemeriksaan fisik kepada pasien. Dalam pemeriksaan kepala dan rambut didapati bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan pada ubun-ubun, kebersihan kepala terjaga. Rambut tumbuh merata, kulit kepala bersih dan tidak berminyak.

Pada pemeriksaan wajah warna kulit tampak kuning langsat dengan struktur wajah oval dan simetris. Mata lengkap dan simetris, palpebra merah, lembab, konjungtiva anemis, sklera coklat muda, pupil coklat muda, kornea bulat merata, iris simetris berbatas jelas, ketajaman penglihatan kurang baik,karna ada penumpukan protein di sklera ,dilakukan visus pasien tidak mampu lagi melihat tanpa bantuan lensa, tekanan pada saat penekanan bola mata tidak terasa sakit. Saat pengkajian ditemukan juga adanya kantung mata bengkak, terdapat lingkar hitam pada mata, dan setelah dikaji pasien mengatakan susah tidur nyenyak, sering terbangun pada malam hari.

Pada pemeriksaan hidung, posisi septum nasi simetris, lubang hidung normal, bersih dan tidak ada sumbatan, tidak ada pernafasan cuping hidung. Bentuk daun telingan normal, dan simetris, ukuran telinga simetris kiri dan kanan, lubang telinga paten dan bersih, ketajaman pendengaran baik.

Pada pemeriksaan mulut dan faring didapati bahwa bibir tidak kering, keadaan gigi pasien tidak baik, pasien menggunakan gigi palsu, keadaan lidah


(28)

bersih tidak ada jamur, pita suara baik. Posisi trachea normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, suara normal. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada distensi vena jugularis, denyut nadi karotis teraba.

Pada pemeriksaan integumen kebersihan integumen terjaga dengan baik karena pasien selalu dibantu keluarga untuk mandi. Akral hangat, warna kulit normal, tidak ada cianosis, turgor kulit kurang baik, CRT 5 detik, kelembaban kulit baik, kelainan pada kulit tidak ada kelainan pada kulit. Pada pemeriksaan thoraks/dada normal, simetris, pernafasan (frekuensi, irama) 28x/menit dan tidak ada tanda kesulitan saat bernafas. Saat palpasi pemeriksaan paru gerak dada tampak normal, suara perkusi resonan dan saat auskultasi suara nafas vesikuler.

Pada pemeriksaan jantung tidak didapati sianosis, tampak denyut jangtung pada celah intercosta 4, 5, 6 sebelah kiri, pulsasi teraba, suara dullnes saat perkusi, bunyi jantung 1 dan 2 normal, tidak ada bunyi tambahan. Abdomen terlihat normal, simetris, ditemukan pembesaran hati, ada nyeri saat di tekan bagian kuadran kanan bawah. Frekuensi peristaltik usus : 9x/menit. Perkusi (suara abdomen) timpani pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya genitalia (rambut pubis, lubang uretra) Tidak ada kelainan pada anus perineum). Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas(kesimetrisan, kekuatan otot, edema). Ekstremitas atas Tidak ada edema, jumlah jari lengkap, kekuatan otot kanan 5, kiri 4.Ekstremitas bawah edema, jumlah jari kaki lengkap, kekuatan otot kaki kanan 4, kaki kiri 2. Pemeriksaan neorologi (nervus cranialis)

N I : Fungsi indera penciuman baik N II : Fungsi indera penglihatan baik


(29)

N III, IV, VI : Baik N V : Baik

N VII : Persepsi pengecapan baik

N VIII : Keseimbangan klien kurang baik N IX, X : Klien mampu menelan dengan baik N XI : Baik

N XII : Lidah simetris, indera pengecapan baik

Fungsi motorik pada bagian yang ekstremitas bawah kanan terganggu, klien belum mampu menggerakkan kaki kanan khususnya kaki kanan karena apabila digerakkan maka akan sulit untuk digerakkan. Fungsi motorik pada organ yang lain baik. Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin, getaran). Klien dapat mengetahui area kulit yang diberi sentuhan, klien mampu mengidentifikasi benda tajam dan tumpul, klien mampu membedakan rasa panas dan dingin, pasien tidak mampu merasakan getaran yang diberi pada daerah wajah. Refleks bisep terangsang dengan baik kanan dan kiri, refleks trisep terangsang dengan baik kanan dan kiri, refleks brachioradialis terangsang dengan baik kanan dan kiri, refleks patelar, tendon achiles, dan plantar pada kaki tidak dilakukan karena kondisi sendi klien yang sudah bergeser


(30)

Dari pengkajian tersebut maka ditemukan data tambahan yang menjadi masalah kepererawatan tentang gangguan pola tidur pasien dan Pukul 10.30 ditegakkan diagnosa keperawatan kedua yaitu gangguan pola tidur. Pukul 11.00 WIB dilakukan intervensi kembali kepada pasien dengan diagnosa keperawatan pertama dan Pukul 13.00 WIB dilakukan intervensi keperawatan juga kepada pasien dengan diagnosa gangguan pola tidur. Pukul 13.30 WIB dilakukan evaluasi terhadap intervensi yang telah dilakukan dan diperoleh hasil gangguan mobilitas fisik belum teratasi dan gangguan pola tidur belum teratasi. Tanggal 21 mei 2015 pukul 14.00 WIB dilakukan pengkajian tentang keadaan umum pasien dan pasien mengatakan masih merasakan lelah , pasien juga mengatakan tidurnya semalam tidak nyenyak. Maka pukul 14.15 WIB dilakukan intervensi keperawatan kembali kepada pasien dengan diagnosa gangguan mobilitas fisik dan gangguan pola tidur yang belum teratasi. Pukul 14.35 WIB dilakukan mobilitas fisik sudah teratasi sebagian, gangguan pola tidur belum teratasi.


(31)

Tanggal 21 mei 20015pukul 14.45 WIB dilakukan pengkajian kembali kepada pasien tentang kebiasaan makan sehari-hari pasien. Pola kebiasaan makan sehari-hari pasien makan 3 kali sehari (pagi, siang, malam), namun sejak di rawat di rumah sakit pasien sering tidak selera makan, mual dan muntah ketika makan dan setelah makan. Jumlah makanan satu piring setiap makan , jenis makanan lembek dan berlemak. Berat badan pasien saat ditimbang BB=65 kg. Penulis menyadari bahwa pasien mengalami masalah pada nutrisi sejak hari pertama. Tapi pada hari keempat penulis mendapatkan data tambahan yang menunjukkan bahwa nutrisi pasien lebih dari berat badan pasien.

Dari hasil pengkajian tersebut diperoleh masalah nutrisi pada pasien dan pukul 15.30 WIB ditegakkan diagnosa keperawatan tentang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Pukul 16.00 WIB dilakukan intervensi kepada pasien dengan diagnosa gangguan pola tidur yang belum teratasi dan Pukul 17.30 dilakukan intervensi keperawatan kepada pasien dengan diagnosa keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Pukul 19.30 WIB dilakukan evaluasi terhadap intervensi yang telah dilakukan dan diperoleh hasil gangguan pola tidur sudah teratasi dan nutrisi kurang dari kebutuhan tidur belum teratasi.

Tanggal 22 mei 2015 pukul 09.00 WIB dilakukan intervensi kembali terhadap pasien dengan diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Pukul 14.30 WIB dilakukan evaluasi terhadap intervensi yang telah dilakukan dan diperoleh hasil dengan diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi dan intervensi selanjutnya diserahkan kepada perawat di ruangan karena waktu dinas lapangan sudah selesaI.


(32)

2. Analisa Data

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 18 mei 2015 dari data-data yang diperoleh dilakukan analisa data dengan mengelompokkan data objek dan data subjek.

Tabel 2.1. Analisa data subjektif, data objektif, etiologi dan masalah keperawatan.

No Data Etiologi Masalah

keperawatan 1.

2. DS :

Klien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit Mitra sejati medan tanggal 9 mei dan pulang dari rumah sakit tanggal 15 mei akibat tekanan darah yang tinggi

Klien mengatakan sulit untuk bergerak khususnya pada ekstremitas sebelah kanan bawah

DO :

klien tidak mampu

melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, kekuatan otot 2, tingkat kemampuan aktivitas klien 2,ekstremitas kanan bawah klien tidak dapat lagi digerakkan, drajat kekuatan otot 4, pergeseran sendi lutut kanan, lutut kanan bengkak ,jika dipalpasi sendi lutut tidak lagi menyatu sendi kanan ekstremitas bawah lutut susah digerakkan

DS:

Klien mengatakan susah tidur karena nyeri yang dirasakannya pada persendian ekstremitas bawah khususnya ekstremitas

Tekanan/kekerasan langsung ↓ Terputusnya kontinuitas tulang ↓ Deformitas ↓ Ektremitas tidak dapat berfungsi dengan baik ↓ Keterbatasan Mobilitas Peningkatan asam urat ↓

Nyeri pada sendi

Hambatan mobilitas fisik

Gangguan pola tidur


(33)

3.

sebelah kiri dibagian sendi lutut ,pasien sering terbangun DO:

TD:160/7O mmHg N: 85×/ menit RR: 29×/menit

Wajah klien pucat karena kurang tidur,asam urat 11 (meningkat) ,gelisah, mata bengkak ,dan berlingkar hitam, jumlah jam tidur 4 jam,

DS : klien mengatakan sering mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak.

DO :

TB 160cm

BB Saat ditimbang 65 kg IMT : 25,39

Tingkat aktivitas kurang gerak

Obat obatan perangsang selera makan

Pemenuhan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari hari

Mengkonsumsi makanan yang tinggi dengan lemak

Gelisah

Gangguan pola tidur

Mengkonsumsi vitamin

Peningkatan selera makan

Makanan yang tinggi lemak

Konsumsi serat sedikit

Kurang aktivitas

Gangguan nutrisi

Gangguan nutrisi


(34)

3. Rumusan Masalah 1. Hambatan mobilitas fisik 2. Gangguan pola tidur 3. Gangguan nutrisi

Diangnosa Keperawatan

1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot ditandai dengan Klien mengatakan sulit untuk bergerak khususnya pada lutut sebelah kanan, klien tampak terbatas melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, sebagian aktivitas klien dibantu oleh keluarga.

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada sendi akibat meninkatnya asam urat, ditandai dengan lingkar mata hitam,mata pasien tampak bengkak,pasien tampak lesu dan tak berkonsentrasi.

3. Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik ditandai dengan Lipatan kulit trisep 25 mm , tingkat aktifitas kurang gerak.


(35)

4. Perencanaan No DX Perencanaan keperawatn 1. Hamb atan mobil itas fisik berhu bunga n denga n penur unan kekua tan otot

Tujuan dan kriteria hasil

1. Meningkatkan/mempertahankan mobilitas pada tingkat paling

tinggi yang mungkin

Mempertahankan posisi fungsional

2. Meningkatkan kekuatan/fungsi yang sakit dan mengkompensasi bagian tubuh

3. Menunjukkan teknik yang memampukan melakukan aktivitas

Rencana tindakan Rasional 1. Kaji derajat imobilitas

yang dihasilkan oleh cedera/pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi

2. Dorong partisipasi pada aktivitas

terpeutik/rekreasi.

Pertahankan rangsang lingkungan (contoh : membuka ruangan sirkulasi

udara,menciptakan lingkungan yang bersih, mendengar radio, menonton tv, Koran, kunjungan

1. Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan

actual, memerlukan informasi/interve nsi untuk meningkatkan kemajuan kesehatan 2. Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi, memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol diri/harga diri, dan membantu menurunkan isolasi


(36)

keluarga/teman)

3. Instruksikan pasien untuk/bantu dalam rentang gerak pasien/aktif pada ekstremitas yang sakit dan yang tak sakit

sosial

3. Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk

meningkatkan tonus otot, mempertahankan gerak sendi,mencegah kontraktur/ atrofi 2. Gang guan pola tidur berhu bunga n denga n nyeri pada sendi akibat menin gkatn ya asam urat

Tujuan dan kriteria hasil:

a. Jumlah jam tidur tidak terganggu

b. Tidak ada masalah dengan pola, kualitas, dan rutinitas tidur atau istirahat

c. Perasaan segar setelah tidur atau istira Rencana keperawatan Rasional

1. Kaji pola tidur pasien

2. Kaji faktor penyebab gangguan tidur pasien

3. Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang pada pasien

4. Anjurkan klien untuk minum air hangat sebelum tidur

5. Ajarkan klien relaksasi dan distraksi sebelum tidur

1. Untuk mengetahui bagaimana pola tidur pasien 2. Membantu

menentukan tindakan intervensi

3. Lingkungan yang tenang dapat membantu pasien memenuhi

kebutuhan tidur 4. Minum air hangat

dapat membantu klien lebih relaksasi dan lebih nyaman 5. Membantu klien

untuk mengurangi persepsi nyeri atau mangalihkan perhatian klien dari nyeri yang menghambat tidur klien.


(37)

6. Anjurkan pasien untuk menghindari makanan dan minuman pada jam tidur yang dapat mengganggu tidur

6. Mencegah

terganggu nya waktu tidur pasien 3. Nutris i lebih dari kebut uhan tubuh berhu bunga n denga n asupa n nutrisi yang meleb ihi kebut uhan metab olik

Tujuan dan kriteria hasil: a. Nutrisi terpenuhi

b. Berat badan dalam batas normal Rencana asuhan keperawatan Rasional

1. Kaji status nutrisi pasien 2. Diskusikan bersama

pasien tentang penyebab perubahan pola makan

3. Timbang berat badan sesuai indikasi

4. Anjurkan makan dalam jumlah kecil dan sering secara teratur

5. Menetapkan jumlah berat badan harian yang diinginkan.

6. dorong pasien untuk menekankan pentingnya buah-buahan, sayuran, seluruh biji-bijian, bebas lemak atau susu rendah lemak dan produk-produk susu, daging tanpa lemak, ikan, kacang-kacangan, dan telur.

7. dorong penggunaan pengganti gula, yang sesuai 1. Untuk mengetahui status nutrisi pasien 2. Untuk memudahkan dalam melakukan intervensi.

3. Mengetahui status nutrisi pasien untuk pemberian nutrisi 4. Menjaga berat

badan agar tetap ideal

5. Berat badan dalam keadaan ideal

6. Supaya

kebutuhan tubuh terpenuhi dan terhindar dari obesitas sehingga pasien bisa hidup sehat dan berat badan terjaga.

7. Supaya tidak trjadi

penimbunan lemak dalam tubuh


(38)

5. IMPLEMENTASI dan EVALUASI No

DX

Hari / tanggal /

Implementasi Evaluasi

1 Hambatan mobilitas fisik berhubunga n dengan gangguan penurunan kekuatan otot

Selasa 19 mei 2015

1. Mengkaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera/pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi dengan cara pasien dianjurkan untuk menghadap saya kemudian tangan pasien diekstensikan untuk melawan gravitasi yang telah saya buat.

2. Mendorong partisipasi pada aktivitas terpeutik/rekreasi.

3. Mempertahankan

rangsang lingkungan (contoh : radio, tv, Koran, kunjungan

keluarga/teman)

4. Menginstruksikan pasien untuk/bantu dalam rentang gerak pasien/aktif pada ekstremitas yang sakit dan yang tak sakit

S : Klien

mengatakan sulit beraktivitas O:

TD : 120/80 mmHg

RR : 20 x/menit Nadi: 74 x/menit Suhu : 37o C Peristaltik usus : 8 , x/menit , tampak klien beraktivitas dengan

bantuan ,tingkat mobilitas : 3,

kekuatan

ekstremitas atas kanan 5, kiri 4 , Kekuatan ekstremitas bawah kanan 2, kiri 4, Klien tampak

antusias

memperhatikan latihan rentang gerak yang diajarkan perawat A :

Masalah hambatan

mobilitas fisik belum teratasi P :

Tindakan keperawatan Lanjutkan


(39)

2 Gangguan pola tidur berhubunga n dengan nyeri pada sendi akibat meningkatn ya asam urat

1. Mengkaji pola tidur pasien 2. Mengkaji faktor penyebab

gangguan tidur pasien 3. Memberikan lingkungan

yang nyaman dan tenang pada pasien

4. Menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum tidur

5. Mengajarkan jarkan klien relaksasi dan distraksi sebelum tidur

6. menganjurkan pasien untuk menghindari makanan dan minuman pada jam tidur yang dapat mengganggu tidur

S: Pasien

mengatakan masi terbangun pada saat tengah malam

O:

TD: 130/ 70 mmHg

N: 79×/i

Pasien tampak lelah

A:

masalah tidur teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan 3 Nutrisi

lebih dari kebutuhan tubuh berhubunga n dengan asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik

1. Mengkaji status nutrisi pasien

2. Mendiskusikan bersama pasien tentang penyebab perubahan pola makan 3. Menimbang berat badan

sesuai indikasi

4. Menganjurkan makan dalam jumlah kecil dan sering secara teratur

5. Menetapkan jumlah berat badan harian yang diinginkan.

6. mendorong pasien untuk menekankan pentingnya buah-buahan, sayuran, seluruh biji-bijian, bebas lemak atau susu rendah lemak dan produk-produk susu, daging tanpa lemak, ikan, kacang-kacangan, dan telur.

7. Mendorong penggunaan pengganti gula, yang sesuai

S: - O:

BB:64 kg

Pola makan mulai teratur A: Masalah sebagian teratasi P: Intervensi dilanjutkan


(40)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

a. Hasil pengkajian dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi pada Ny.C yaitu adanya ketidakmampuan klien dalam melakukan pergerakan dan aktivitas fisik b. Diagnosa keperawatan yang ditemui yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal

c. Rencana asuhan keperawatan dengan hambatan mobilitas fisik pada Ny.C yaitu pertahankan postur tubuh dan posisi yang nyaman, lakukan latihan aktif maupun pasif, monitor kulit yang tertekan, tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi dan pertahankan nutrisi yang adekuat

d. Implementasi asuhan keperawatan dengan hambatan mobilitas fisik pada Ny.C yaitu memeprtahankan postur tubuh dan posisi yang nyaman, melakukan latihan aktif dan pasif, memonitor kulit yang tertekan, meningkatkan aktivitas sesuai batas toleransi dan mempertahankan nutrisi yang adekuat

e. Evaluasi pada hari terakhir dengan pemenuhan kebutuhan dasar mobilisasi pada Ny.C yaitu klien belum mengalami peningkatan kekuatan otot yang signifikan pada daerah yang fraktur, keterbatasan klien dalam melakukan latihan aktif dan pasif, dan keterbatasan waktu penulis dalam memberikan latihan aktif dan pasif kepada klien.


(41)

B. Saran

a) Institusi Pendidikan

Agar dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih mengembangkan ilmu pengetahuan melalui melalui asuhan keperawatan yang lebih inovatif lagi .

b) Pasien dan keluarga

Klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri dan keluarga dapat menjadi motivasi bagi klien.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Potter, P & Perry, A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarata : EGC.

Allimul H, Aziz A dan Chayatin,Nurul.(2006 ).Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.

Mubarak dan Nurul. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar manusia : teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.

Nanda.(2012). Diagnosis Keperawatan :Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.

Potter, P & Perry, A. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarata : EGC.

Mubarak, Wahid Iqbal. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar manusia : teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.

M.Wilkinson,Judi dan Ahern,Nancy R.(2012).Buku Saku :Diagnosis Keperawatan.Edisi 9 . Jakarta : EGC.


(43)

LAMPIRAN

1. Catatan Perkembangan

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No

DX

Hari / tanggal / pukul

Implementasi Evaluasi

1 Hambatan mobilitas fisik berhubunga n dengan gangguan penurunan kekuatan otot

Kamis/ 21 mei 2015 09.00 wib 09.15 wib 09.17 wib 09.25w ib

5. Mengkaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera/pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi dengan cara pasien dianjurkan untuk menghadap saya kemudian tangan pasien diekstensikan untuk melawan gravitasi yang telah saya buat.

6. Mendorong partisipasi pada aktivitas terpeutik/rekreasi.

1. Mempertahankan

rangsang lingkungan (contoh : radio, tv, Koran, kunjungan keluarga/teman)

2. Menginstruksikan pasien untuk/bantu dalam rentang gerak pasien/aktif pada ekstremitas yang sakit dan yang tak sakit

S :

Klien mengatakan sulit

beraktivitas O:

TD : 120/80 mmHg

RR : 20 x/menit Nadi: 74 x/menit Suhu : 37o C

‐ Peristaltik usus : 8

x/menit

‐ Tampak klien beraktivitas dengan bantuan

‐Tingkat mobilitas : 3

‐Kekuatan ekstremitas

atas kanan 5, kiri 4

-Kekuatan ekstremitas

bawah kanan 2, kiri 4

‐ Klien tampak antusias

memperhatikan latihan rentang gerak yang diajarkan perawat A :

Masalah hambatan

mobilitas fisik belum teratasi


(44)

P : Tindakan keperawatan Lanjutkan 2 Gangguan

pola tidur berhubunga n dengan nyeri pada sendi akibat meningkatn ya asam urat

Kamis/ 21 mei 2015 11.15 wib 11.20 wib 11.25 wib 11.37 wib 11.42 wib 11.49 wib

1. Mengkaji pola tidur pasien

2. Mengkaji faktor penyebab gangguan tidur pasien

3. Memberikan lingkungan yang nyaman dan tenang pada pasien

4. Menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum tidur

5. Mengajarkan jarkan klien relaksasi dan distraksi sebelum tidur

6. menganjurkan pasien untuk menghindari makanan dan minuman pada jam tidur yang dapat mengganggu tidur

S: Pasien

mengatakan masi terbangun pada saat tengah malam

O:

TD: 130/ 70 mmHg

N: 79×/i

Pasien tampak lelah

A:

masalah tidur teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan

3 Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubunga n dengan asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik

Kamis/ 21 mei 2015 14.10 wib 14.15 wib 14.23 wib 14.29 wib 14.32 wib 14.40

1. Mengkaji status nutrisi pasien

2. Mendiskusikan bersama pasien tentang penyebab perubahan pola makan 3. Menimbang berat badan

sesuai indikasi

4. Menganjurkan makan dalam jumlah kecil dan sering secara teratur 5. Menetapkan jumlah berat

badan harian yang diinginkan.

6. mendorong pasien untuk menekankan pentingnya buah-buahan, sayuran, seluruh biji-bijian, bebas

S: - O:

BB:64 kg

Pola makan mulai teratur

A:

Masalah sebagian teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan


(45)

14.45 wib

lemak atau susu rendah lemak dan produk-produk susu, daging tanpa lemak, ikan, kacang-kacangan, dan telur.

7. Mendorong penggunaan pengganti gula, yang sesuai

No DX

Hari / tanggal / pukul

Implementasi Evaluasi 1 Hambatan

mobilitas fisik berhubunga n dengan gangguan penurunan kekuatan otot

Jum’at/

22 mei 2015 09.00 wib 09.20 wib 09.28 wib 09.35 wib

1. Mengkaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera/pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi dengan cara pasien dianjurkan untuk menghadap saya kemudian tangan pasien diekstensikan untuk melawan gravitasi yang telah saya buat.

2. Mendorong partisipasi pada aktivitas terpeutik/rekreasi.

3. Mempertahankan

rangsang lingkungan (contoh : radio, tv, Koran, kunjungan keluarga/teman)

4. Menginstruksikan pasien untuk/bantu dalam rentang gerak pasien/aktif pada ekstremitas yang sakit dan yang tak sakit

S :

Klien mengatakan sulit

beraktivitas O:

TD : 150/70 mmHg

RR : 21 x/menit Nadi: 75 x/menit Suhu : 37o C

‐ Peristaltik usus : 8x/menit

‐ Tampak klien beraktivitas dengan bantuan

‐Tingkat mobilitas : 3

‐Kekuatan ekstremitas

atas kanan 5, kiri 4

-Kekuatan ekstremitas

bawah kanan 2, kiri 4

‐ Klien tampak antusias

memperhatikan latihan rentang gerak yang diajarkan perawat


(46)

A : Masalah hambatan

mobilitas fisik sebagian teratasi P :

Tindakan keperawatan dilanjutkan

2 Gangguan pola tidur berhubunga n dengan nyeri pada sendi akibat meningkatn ya asam urat

Jum’at/

22 mei 2015 11.25 wib 11.31 wib 11.39 wib 11.48 wib 11.56 wib

1. Mengkaji pola tidur pasien

2. Mengkaji faktor penyebab gangguan tidur pasien

3. Memberikan lingkungan yang nyaman dan tenang pada pasien

4. Menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum tidur

5. Mengajarkan jarkan klien relaksasi dan distraksi sebelum tidur

S: Pasien

mengatakan masi terbangun pada saat tengah malam

O:

TD: 130/ 70 mmHg

N: 79×/i

Pasien tampak lelah

A:

masalah tidur teratasi sebagian P:

intervensi dilanjutkan

3 Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubunga n dengan asupan nutrisi yang melebihi

Jum’at/

22 mei 2015 12.39 wib 12.48 wib

1. Mengkaji status nutrisi pasien

2. Mendiskusikan bersama pasien tentang penyebab perubahan pola makan 3. Menimbang berat badan

sesuai indikasi

S: Pasien

mengatakan porsi makan telah berkurang dan mulai

menyesuaikan dengan kebutuhan nutrisi pada diri


(47)

kebutuhan metabolik

12.57 wib 13.07 wib

13.20 wib

13.40 wib

14.00 wib

4. Menganjurkan makan dalam jumlah kecil dan sering secara teratur 5. Menetapkan jumlah berat

badan harian yang diinginkan.

6. mendorong pasien untuk menekankan pentingnya buah-buahan, sayuran, seluruh biji-bijian, bebas lemak atau susu rendah lemak dan produk-produk susu, daging tanpa lemak, ikan, kacang-kacangan, dan telur.

7. Mendorong penggunaan pengganti gula, yang sesuai

sendiri O:

BB:64 kg

Pola makan mulai teratur

A:

Masalah sebagian teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Potter, P & Perry, A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarata : EGC.

Allimul H, Aziz A dan Chayatin,Nurul.(2006 ).Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.

Mubarak dan Nurul. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar manusia : teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.

Nanda.(2012). Diagnosis Keperawatan :Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.

Potter, P & Perry, A. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarata : EGC.

Mubarak, Wahid Iqbal. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar manusia : teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.

M.Wilkinson,Judi dan Ahern,Nancy R.(2012).Buku Saku :Diagnosis Keperawatan.Edisi 9 . Jakarta : EGC.


(2)

LAMPIRAN

1. Catatan Perkembangan

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No

DX

Hari / tanggal / pukul

Implementasi Evaluasi

1 Hambatan mobilitas fisik berhubunga n dengan gangguan penurunan kekuatan otot

Kamis/ 21 mei 2015 09.00 wib

09.15 wib 09.17 wib

09.25w ib

5. Mengkaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera/pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi dengan cara pasien dianjurkan untuk menghadap saya kemudian tangan pasien diekstensikan untuk melawan gravitasi yang telah saya buat.

6. Mendorong partisipasi pada aktivitas terpeutik/rekreasi.

1. Mempertahankan

rangsang lingkungan (contoh : radio, tv, Koran, kunjungan keluarga/teman)

2. Menginstruksikan pasien untuk/bantu dalam

rentang gerak

pasien/aktif pada ekstremitas yang sakit dan yang tak sakit

S :

Klien mengatakan sulit

beraktivitas O:

TD : 120/80 mmHg

RR : 20 x/menit Nadi: 74 x/menit Suhu : 37o C ‐ Peristaltik usus : 8

x/menit

‐ Tampak klien beraktivitas dengan bantuan ‐Tingkat mobilitas : 3 ‐Kekuatan ekstremitas

atas kanan 5, kiri 4

-Kekuatan ekstremitas

bawah kanan 2, kiri 4

‐ Klien tampak antusias

memperhatikan latihan rentang gerak yang diajarkan perawat A :

Masalah hambatan

mobilitas fisik belum teratasi


(3)

P : Tindakan keperawatan Lanjutkan 2 Gangguan

pola tidur berhubunga n dengan nyeri pada sendi akibat meningkatn ya asam urat

Kamis/ 21 mei 2015 11.15 wib 11.20 wib 11.25 wib 11.37 wib 11.42 wib 11.49 wib

1. Mengkaji pola tidur pasien

2. Mengkaji faktor penyebab gangguan tidur pasien

3. Memberikan lingkungan yang nyaman dan tenang pada pasien

4. Menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum tidur

5. Mengajarkan jarkan klien relaksasi dan distraksi sebelum tidur

6. menganjurkan pasien untuk menghindari makanan dan minuman pada jam tidur yang dapat mengganggu tidur

S: Pasien

mengatakan masi terbangun pada saat tengah malam

O:

TD: 130/ 70 mmHg

N: 79×/i

Pasien tampak lelah

A:

masalah tidur teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan

3 Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubunga n dengan asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik

Kamis/ 21 mei 2015 14.10 wib 14.15 wib 14.23 wib 14.29 wib 14.32 wib 14.40

1. Mengkaji status nutrisi pasien

2. Mendiskusikan bersama pasien tentang penyebab perubahan pola makan 3. Menimbang berat badan

sesuai indikasi

4. Menganjurkan makan dalam jumlah kecil dan sering secara teratur 5. Menetapkan jumlah berat

badan harian yang diinginkan.

6. mendorong pasien untuk menekankan pentingnya buah-buahan, sayuran, seluruh biji-bijian, bebas

S: - O:

BB:64 kg

Pola makan mulai teratur

A:

Masalah sebagian teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan


(4)

14.45 wib

lemak atau susu rendah lemak dan produk-produk susu, daging tanpa lemak, ikan, kacang-kacangan, dan telur.

7. Mendorong penggunaan pengganti gula, yang sesuai

No DX

Hari / tanggal / pukul

Implementasi Evaluasi

1 Hambatan mobilitas fisik berhubunga n dengan gangguan penurunan kekuatan otot

Jum’at/ 22 mei 2015 09.00 wib

09.20 wib 09.28 wib

09.35 wib

1. Mengkaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera/pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi dengan cara pasien dianjurkan untuk menghadap saya kemudian tangan pasien diekstensikan untuk melawan gravitasi yang telah saya buat.

2. Mendorong partisipasi pada aktivitas terpeutik/rekreasi.

3. Mempertahankan

rangsang lingkungan (contoh : radio, tv, Koran, kunjungan keluarga/teman)

4. Menginstruksikan pasien untuk/bantu dalam

rentang gerak

pasien/aktif pada ekstremitas yang sakit dan yang tak sakit

S :

Klien mengatakan sulit

beraktivitas O:

TD : 150/70 mmHg

RR : 21 x/menit Nadi: 75 x/menit Suhu : 37o C ‐ Peristaltik usus : 8x/menit

‐ Tampak klien beraktivitas dengan bantuan ‐Tingkat mobilitas : 3 ‐Kekuatan ekstremitas

atas kanan 5, kiri 4

-Kekuatan ekstremitas

bawah kanan 2, kiri 4

‐ Klien tampak antusias

memperhatikan latihan rentang gerak yang diajarkan perawat


(5)

A : Masalah hambatan

mobilitas fisik sebagian teratasi P :

Tindakan keperawatan dilanjutkan

2 Gangguan pola tidur berhubunga n dengan nyeri pada sendi akibat meningkatn ya asam urat

Jum’at/ 22 mei 2015 11.25 wib 11.31 wib 11.39 wib 11.48 wib 11.56 wib

1. Mengkaji pola tidur pasien

2. Mengkaji faktor penyebab gangguan tidur pasien

3. Memberikan lingkungan yang nyaman dan tenang pada pasien

4. Menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum tidur

5. Mengajarkan jarkan klien relaksasi dan distraksi sebelum tidur

S: Pasien

mengatakan masi terbangun pada saat tengah malam

O:

TD: 130/ 70 mmHg

N: 79×/i

Pasien tampak lelah

A:

masalah tidur teratasi sebagian P:

intervensi dilanjutkan

3 Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubunga n dengan asupan nutrisi yang melebihi

Jum’at/ 22 mei 2015 12.39 wib 12.48 wib

1. Mengkaji status nutrisi pasien

2. Mendiskusikan bersama pasien tentang penyebab perubahan pola makan 3. Menimbang berat badan

sesuai indikasi

S: Pasien

mengatakan porsi makan telah berkurang dan mulai

menyesuaikan dengan kebutuhan nutrisi pada diri


(6)

kebutuhan metabolik

12.57 wib 13.07 wib

13.20 wib

13.40 wib

14.00 wib

4. Menganjurkan makan dalam jumlah kecil dan sering secara teratur 5. Menetapkan jumlah berat

badan harian yang diinginkan.

6. mendorong pasien untuk menekankan pentingnya buah-buahan, sayuran, seluruh biji-bijian, bebas lemak atau susu rendah lemak dan produk-produk susu, daging tanpa lemak, ikan, kacang-kacangan, dan telur.

7. Mendorong penggunaan pengganti gula, yang sesuai

sendiri O:

BB:64 kg

Pola makan mulai teratur

A:

Masalah sebagian teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan


Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Mobilisasi di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

1 75 47

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar: Mobilisasi di Lingkungan VII Kecamatan Harjosari II Kelurahan Medan Amplas

0 44 59

Asuhan Keperawatan pada Ny. L dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 24 105

Asuhan Keperawatan pada Ny. H dengan prioritas Masalah kebutuhan Dasar Mobilisasi di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 33 47

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 59 79

Asuhan Keperawatan pada Ny. C dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Kelurahan Harjosari II Lingkungan IX Kecamatan Medan Amplas

0 0 6

Asuhan Keperawatan pada Ny. C dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Kelurahan Harjosari II Lingkungan IX Kecamatan Medan Amplas

0 0 4

Asuhan Keperawatan pada Ny. C dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Kelurahan Harjosari II Lingkungan IX Kecamatan Medan Amplas

0 0 29

Asuhan Keperawatan pada Ny. C dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Kelurahan Harjosari II Lingkungan IX Kecamatan Medan Amplas

0 0 1

Asuhan Keperawatan pada Ny. C dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Kelurahan Harjosari II Lingkungan IX Kecamatan Medan Amplas

0 0 5