Hutan Kota ABRI Cilangkap

20

6. Hutan Kota Kampus Universitas Indonesia

Hutan kota kampus Universitas Indonesia ditetapkan berdasarkan SK. Rektor UI No. 84SK121988, tanggal 31 Oktober 1988, dengan nama Mahkota Hijau, yang difungsikan sebagai wilayah resapan air, wahana koleksi pelestarian plasma nutfah, wahana penelitian dan sarana rekreasi alam. Hutan kota kampus UI seluas 90 ha yang secara geografis terletak pada 601 415 LS dan 106 48’ 12 BT. Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan 55,4 ha kawasan ini termasuk wilayah kota Jakarta Selatan, Kecamatan Jagakarsa, Kelurahan Srengseng Sawah. Konfigurasi lapangan merupakan hamparan landai dengan kisaran 3-8 76,4 ha dan bergelombang ringan dengan kemiringan lereng 8-25 13,6 ha pada ketinggian tempat 74 meter dari permukaaan laut. Dalam alokasinya pembangunan hutan kota di kawasan ini terdiri dari dua kelompok yaitu a pembangunan ekosistem perairan seluas 9 ha dan b pembangunan hutan kota seluas 45,5 ha.

7. Hutan Kota ABRI Cilangkap

Hutan kota Mabes ABRI Cilangkap, penunjukan lokasinya berdasarkan atas persetujuan Asisten Logistik Mabes ABRI surat No. B2.24-0703154S log, tanggal 19 Oktober 1988, yang merupakan bagian ruang terbuka hijau lingkungan komplek yang telah diupayakan sebelumnya. Luas kawasan kota ini semula direkomendasikan 60 ha dan kini 15 ha . Secara geografis terletak pada 601 300 LS dan 106 37’51 BT. Terletak di wilayah kota Jakarta Timur, Kecamatan Pasar Rebo, Kelurahan Cilangkap dan terletak 3-4 km di sebelah tenggara komplek Taman Mini Indonesia Indah. Konfigurasi lapang kawasan ini merupakan hamparan dataran, dengan ketinggian 40 meter dari permukaan laut dengan kisaran kemiringan lereng 0- 2. Kawasan ekosisitem tandoon air situ buatan di dalam komplek Mabes ABRI Cilangkap. Kawasan ini berfungsi sebagai kawasan penyangga resapan air, wahana koleksi keanekaragaman jenis dan plasma nutfah dan sangtuari satwa, kawasan rekreasi dan olah raga bagi ABRI. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan dari bulan Juni 2005 sampai dengan bulan Agustus 2006. Pengambilan data lapangan dilakukan pada awal bulan Agustus 2006 di sekitar wilayah Kota Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Sedangkan pengolahan data dilaksanakan di Laboratorium Remote Sensing dan GIS, Fakultas Kehutanan IPB. Data Citra dan Data Pendukung Bahan yang digunakan adalah data dijital citra satelit Ikonos multispektral liputan tahun 2003 yang sudah terkoreksi. Spesifikasi citra Ikonos disajikan pada Tabel 5. Data pendukung lainnya berupa sistem data spasial batas administrasi kelurahan, batas kecamatan dan batas kotamadya Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, data jumlah penduduk, jumlah industri dan jumlah kendaraan bermotor satuan per kelurahan. Ikonos merupakan nama satelit sekaligus sensor yang digunakan untuk merekam gambarobyek permukaan bumi. Satelit ini merupakan satelit sipil pertama yang menggunakan sensor dengan resolusi spasial tinggi, yaitu : 1 m panchromatic PAN dan 4 m multispectral XS, serta mengorbit pada ketinggian 681 km. Selain itu, kemampuannya melakukan perekaman secara “ off nadir” sampai dengan 60 di segala azimuth menyebabkan kemampuan ulang revisit antara 2 sampai dengan 3 hari dan juga mampu menyediakan citra stereo dari posisi “ in-track”. Satelit Ikonos mengorbit bumi pada orbit Sun-Synchronous. Satelit tersebut mengitari bumi 14 kali per hari, atau setiap 98 menit. Satelit Ikonos yang diluncurkan pada bulan September 1999 mengorbit pada ketinggian 681 km dengan deklinasi 98,1 pada waktu crossing 10.30 a.m. Pita Spektaral 1, 2 dan 3 dari citra Ikonos multispektral secara berurutan mengukur reflektansi spektrum elektromagnetik pada bagian biru, hijau dan merah. Pita-pita tersebut untuk mengukur karakteristik spektral yang tampak oleh mata. Pita 4 mengukur reflektansi spektrum elektromagnetik pada bagian inframerah dekat, dan sangat membantu dalam mengklasifikasi vegetasi. 22 Dephan 2005 menyatakan bahwa resolusi radiometrik data Ikonos dikumpulkan tiap 11 bit pixel 2048 tone abu-abu. Ini berarti bahwa masih diperlukan ahli perangkat lunak inderaja untuk memperoleh informasi gambar dengan detil. Ikonos dengan kemampuannya sebagai high accuracy remote sensing satellite akan memberikan implikasi terhadap berubahnya konsepsi penyediaan data dan informasi wilayah terutama karena meningkatnya kecepatan keakuratan datanya. Tabel 5. Spesifikasi citra Ikonos Waktu peluncuran 24 September 1999 11:21:08 a.m. PDT Lokasi peluncuran Vandenberg Air Force Base, California Resolusi Resolusi setiap pita spektral: • Pankromatik : 1 meter nominal , 26 derajat off nadir • Multispektral : 4 meter nominal , 26 derajat off nadir Respon spektral citra • Pankromatik : 0,45 – 0,90 mikron • Multispektral : Pita 1 : Biru 0,45 – 0,52 mikron Pita 2 : Hijau 0,52 – 0,60 mikron Pita 3 : Merah 0,63 – 0,69 mikron Pita 4 : Inframerah dekat 0,79 – 0,90 mikron sama dengan landsat pita 1 – 4 Lebar swath dan ukuran scene • Lebar Swath ; 13 km pada nadir • Areas of interest : Citra tunggal 13 km × 13 km Ketinggian Altitude 423 mil 681 km Inklinasi Iclination 98,1 Kecepatan 4 mil per detik 7 km per detik Descending nodal crossing time 10 : 30 a.m. Revisit frequency 2,9 hari pada resolusi 1 meter, 1,5 hari pada resolusi 1,5 meter. Nilai-nilai tersebut untuk target pada lintang 40 derajat. Waktu revisit lebih sering untuk lintang lebih tinggi dan jarang untuk lintang dekat khatulistiwa. Waktu orbit 98 menit Tipe orbit Sun-Synchronous Sumber : Pike dan Brown 1999 Software dan Hardware Perangkat Lunak dan Keras Perangkat keras hardware yang digunakan adalah seperangkat komputer pribadi personal computer dengan perangkat lunak software Arc View Ver. 3.2, 3.3 dan Minitab 13.20. Peralatan tambahan lainnya berupa GPS Global Position System tipe Garmin 12-XL, kamera dijital dan alat tulis. 23 Gambar 2. Citra Ikonos daerah penelitian Jakarta Selatan dan Jakarta Timur Tahap-tahap Interpretasi Tutupan Lahan Pengolahan Data Citra

1. Digitasi