14
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Zebra Brachydanio rerio
Ikan zebra merupakan jenis ikan air tawar yang umum ditemukan di sungai-sungai yang dangkal dan sawah – sawah di India Timur dan Burma. Ikan
zebra memakan organisme hidup yang lebih kecil dan dalam habitatnya, ikan ini merupakan makanan bagi ikan lain yang lebih besar, amfibi kecil, mamalia
ataupun burung Wilson, 2003. Sistematika ikan zebra danio Brachydanio rerio menurut Eschmeyer
1990 adalah sebagai berikut: Filum : Chordata
Kelas : Actynopterygii Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae Genus : Brachydanio
Spesies : Brachydanio rerio Ikan zebra biasa digunakan dalam penelitian ekotoksikologi, karena
biologi dan reproduksi ikan zebra interval generasi pendek, interval pemijahan yang singkat, telur transparan cocok sebagai ikan uji untuk penelitian toksikologi
Ehms, 1995 dalam Meinelt et al.,1999. Ikan dewasa dapat mencapai panjang 4-6 cm. Karakteristik seksual biasanya mulai berkembang pada umur 4-5 bulan
Hisaoka and Battle,1958 dalam Meinelt et al.,1999. Ikan zebra mempunyai warna tubuh biru dengan garis-garis berwarna
putih kekuningan dan hitam yang berawal dari pangkal ekor sampai operkulum. Warna pada jantan terlihat lebih cerah dan menarik dibandingkan dengan betina.
Bentuk tubuh pipih dengan perut sedikit membundar, pada betina yang sudah matang gonad perut akan tampak sangat membundar. Di alam ikan zebra ini
dapat mencapai panjang 5 cm, tetapi di akuarium sangat sulit untuk mencapai ukuran tersebut. Zebra danio tersebar dari India sampai Asia Tenggara terutama
Indonesia dan menyukai daerah yang bersuhu dingin Axelrod et al., 1997. Ikan zebra memakan cacing dan crustacea kecil dan larva serangga sehingga dapat
15 digunakan untuk mengendalikan nyamuk Talwar dan Jhingran, 1991 dalam
Froese dan Pauly, 2003.
2.2 Kebutuhan Nutrisi Induk
Pakan merupakan komponen penting dalam proses pematangan gonad, karena proses vitelogenesis membutuhkan nutrien-nutrien tertentu yang ada dalam
pakan. Protein merupakan molekul kompleks yang terdiri dari asam-asam amino baik essensial maupu non essensial NRC, 1983. Protein dengan kandungan asam
–asam amino diperlukan antara lain untuk pertumbuha n, pemeliharaan jaringan tubuh, pembentukan enzim dan beberapa hormon, antibodi dalam tubuh serta
sumber energi. Protein dalam pakan juga dapat mempengaruhi reproduksi, dimana protein
merupakan komponen dominan kuning telur yang menentukan besar ukuran telur. Besar ukuran telur merupakan indikator kualitas telur Kamler, 1992. Watanabe
et al. 1984a dan b menyatakan bahwa pakan berkadar protein rendah 33 tanpa penambahan fosfor pada ikan red seabream akan menghasilkan telur lebih
sedikit apabila dibandingkan dengan pakan berkadar protein 45 . Sedangkan pada induk ikan guppy yang diberi pakan berkadar protein 47. 0 me nghasilkan
persentase bobot telurbobot tubuh lebih tinggi dari induk yang mendapat pakan berkadar protein 31,0 dan 15,0 Dald hreen, 1966 dalam Mokoginta et al.,
1995. Pengurangan level protein ransum ikan dari 51 hingga 34 bersama
dengan peningkatan level karbohidrat dari 10 hingga 32 dilaporkan dapat mengurangi viabilitas telur pada seabass Cerda et al., 1994 dalam Izquierdo et
al., 2001. Ransum pakan tersebut juga dapat menyebabkan perubahan pelepasan GnRH pada induk seabass selama pemijahan Kahl et al., 1994 dalam Izquierdo et
al., 2001 dan tingkat hormonal plasma gonadotropin GTH II, yang kemudian diketahui mempunyai peranan penting dalam pematangan oosit dan ovulasi
Navas et al., 1996 dalam Izquierdo et al., 2001. Lemak khususnya asam lemak diketahui sebagai komponen pakan yang
berperan dalam penyediaan energi dan komponen penyusun membran. Kekurangan asam lemak esensial dapat menyebabkan berbagai masalah seperti
16 erosi sirip, penurunan reproduksi dan penurunan pertumbuhan Meinelt et al.,
1999. Kadar lemak dalam pakan sebanyak 4-6 sudah memenuhi kebutuhan asam lemak essensial untuk red seabream, rainbow trout, ikan mas dan ayu
Takeuchi, 1988. Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat bergantung kepada
kemampuannya dalam menghasilkan enzim amylase . Umumnya ikan air tawar memerlukan karbohidrat lebih dari 20 Willson, 1994. Menurut Furuichi
1988 ikan Ichtalurus punctatus dapat memanfaatkan karbohidrat secara optimum pada tingkat 30-40 tetapi sedikit yang dimanfaatkan untuk
perkembangan telur.
2.3 Asam Lemak Esensial