3 Tahap analisis sensitivitas, untuk mengetahui variabel mana yang mempunyai pengaruh nyata terhadap model, sehingga perubahan variabel
tersebut akan mempengaruhi model secara keseluruhan. Variabel-variabel yang kurang tidak berpengaruh dalam model dihilangkan dan sebaliknya
perhatian dapat difokuskan pada variabel kunci. 4 Analisis Kebijakan, dilakukan dengan memberikan perlakuan khusus
terhadap model melalui intervensi struktural atau fungsional, tujuannya untuk mendapatkan alternatif kebijakan terbaik berdasarkan simulasi model.
Diagram input-output merepresentasikan input lingkungan, input terkendali dan tak terkendali, output dikehendaki dan tak dikehendaki, serta
manajemen pengendalian.
Sedangkan parameter
rancangan sistem
dipresentasikan sebagai kotak gelap black box pada tengah diagram, yang menunjukkan terjadinya proses transformasi input menjadi output. Diagram input-
output desain dalam sistem pengelolaan kawasa konservasi.
Gambar 3. Diagram Input-Output Sistem Hartisari 2007
2.12. Integrasi dengan Metode GIS
Untuk mengintegrasikan memadukan antara sub model ekologi, sub model ekonomi dan sub model sosial dalam model pengelolaan kawasan
konservasi dapat digunakan dengan metode Sistem Informasi Geografi SIG. Konsep dasar SIG merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras
hardware, perangkat lunak software, dan data, serta dapat mendayagunakan sistem penyimpanan, pengolahan maupun analisis data secara simultan,
sehingga diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan. SIG juga merupakan manajemen data spasial dan non-spasial yang berbasis komputer,
dengan tiga karakteristik dasar, yaitu 1 mempunyai fenomena aktual yang Input Terkontrol
Proses
UMPAN BALIK Input
Lingkungan Input tak Terkendali
Output yang Diinginkan
Output yang Tak Diinginkan
berhubungan dengan topik permasalahanatau tujuannya, 2 merupakan suatu kejadian di suatu lokasi dan 3 mempunyai dimensi waktu Purwadhi 1994.
Ketiga karakteristik tersebut saling terkait satu sama lain. Fenomena aktual sebagai variable data non-lokasi erat hubungannya dengan lokasi terjadinya.
Data lokasi dan non-lokasi saling berkaitan, dimana fenomena aktual dapat berupa SDA atau SDM, serta berhubungan dengan letak dan kapan terjadinya.
Data lokasi mempunyai koordinat posisi lintang dan bujur, merupakan unsur yang terlihat seperti jalan, sungai, area, dan menunjukkan topologi letak,
bentuk, luas, batas obyek. Non-lokasi mempunyai variable sesuai dengan tema tanah, penduduk. Dimensi waktu menunjukkan kapan data diambil. Kurun
waktu digunakan untuk analisis perubahan yang terjadi. Berdasarkan hal tersebut SIG mempunyai karakteristik sebagai perangkat pengelolaan basis data
Data Base Management System = DBMS, sebagai perangkat analisis keruangan spatial analysis, sekaligus proses komunikasi dalam pengambilan
keputusan. Keunikan SIG dibandingkan sistem pengelolaan basis data lainnya adalah kemampuannya untuk menyajikan informasi spasial dan non-spasial
secara bersama-sama. SIG merupakan sistem informasi yang bersifat terpadu, karena data yang
dikelola adalah data spasial. Dalam SIG data grafis diatas peta dapat disajikan dalam dua model data spasial yaitu model raster dan model vektor. Model data
vektor menyajikan data grafis berupa titik, garis, dan poligon dalam struktur format vektor. Struktur data vektor adalah suatu cara membandingkan informasi
garis dan areal kedalam bentuk satuan data yang mempunyai besaran, arah dan keterkaitan Dahuri et al 1998. Model data raster menyajikan data berupa
hexagos, irreguler triangles, grids. Format raster menyajikan obyek dalam bentuk rangkaian cell atau elemen gambar. Daya tarik utama SIG adalah bersifat
terkomputerisasi yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai instansi disebabkan : a Kemudahan
memperbaharui dan
memperbaiki data,
b Kemampuan
menghasilkan produk yang sesuai dengan keperluan, c. Kemampuan
mengintegrasikan berbagai data termasuk data digital dan data penginderaan jauh, d Potensial untuk pemetaan perubahan melalui program pemantauan dan
kemampuannya mengintegrasikan permodelan. Penyajian model data geografis dapat berupa data spasial dan deskriptif. Data spasial dengan formatnya, berupa
titik, garis dan poligon untuk dua dimensi, dan permukaan untuk data tiga dimensi, sedangkan data deskriptif merupakan atribut dari data spasial. Data
diskriptif dapat disajikan dalam format anotasi, tabel dan uraian hasil pengukuran yang memberi penjelasan pada data simbol dalam peta.
\]
_ `a bcdce c
f g
ha i a
e g b
g j
i k lm
l
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2010, di KKLD G.Sulat-G.Lawang Kabupaten Lombok Timur, seperti Gambar 4 berikut :
Gambar 4. Lokasi Penelitian Pemanfaatan Ruang KKLD G.Sulat-G.Lawang
Metode penelitian menggunakan metode survai dengan penekanan pada eksplorasi dan eksplanasi hubungan antar faktor ekologi dan sosial ekonomi.
Dalam kerangka penelitian survai, pemilihan indikator yang relevan dengan tujuan penelitian menjadi sangat penting. Pemilihan indikator bersifat dinamik
mencakup indikator references reference indicators dan indikator kritis critical indicators untuk sistem ekologi dan sosial ekonomi di G.Sulat-G.Lawang.
3.2. Tahapan Penelitian