4.1.3.7. Sedimentasi.
Sedimentasi merupakan masalah yang umum di daerah tropis, pengembangan di daerah pantai dan aktivitas-aktivitas manusia lainnya, seperti
pengerukan, pertambangan, pengeboran minyak, pembukaan hutan, aktivitas pertanian, dapat membebaskan sedimen
¤ ¥ ¦ ¦ §¨¥© ª«¬
¥
® §
¯ ¥©
¤
ke perairan pantai atau ke daerah terumbu karang. Akvitas pertanian, pembukaan lahan dan
pengolahan tanah di daratan lainnya biasanya membebaskan sedimen melalui larian permukaan
¦ « © ° ª
± ±
. Sedimen yang dibebaskan oleh aktivitas-aktivitas ini cukup tinggi, yaitu dapat mencapai 1.640 mgcmhari, seperti yang tercatat di
sebelah 12 timur Florida, Amerika Serikat Reed, 1981
® ¬ ²¬
¯
Supriharyono, 2000. Disamping jenis sedimen tersebut, ada pula sedimen lain, yang dikenal
dengan carbonate sedimen, yaitu sedimen yang berasal dari erosi karang- karang, baik secara fisik ataupun biologis
³ §ª ¥ ¦ ª
§ª
©
. Bioerosi biasanya dilakukan oleh hewan laut seperti bulu babi, ikan, bintang laut, dan sebagainya.
4.1.3.8. Kedalaman.
Hasil pengukuran kedalaman perairan G.Sulat-G.Lawang adalah dari 1m hingga 248 meter. Kedalaman tertinggi cenderung berada pada perairan sebelah
utara kawasan dan perairan yang dangkal berada pada bagian selatan. Kedalaman berhubungan dengan penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan karang dan aktivitas penyelaman. Pada perairan yang dalam, pertumbuhan karang kurang ideal sebab kurangnya
proses fotosintesa bagi pertumbuhan karang.
4.2. Aspek Sosial-Budaya
4.2.1. Penduduk
Penduduk merupakan faktor produksi dalam memanfaatkan potensi sumberdaya perairan. Jumlah penduduk Kecamatan Sambelia 33. 694 jiwa
terdiri dari laki-laki sebanyak 16. 314 jiwa dan perempuan sebanyak 17. 380 jiwa pada tahun 2009. Diantara jumlah penduduk tersebut terdapat penduduk usia
kerja sebanyak 22. 331 jiwa yang terdiri dari laki-laki 10. 577 jiwa dan perempuan 11. 754 jiwa. Mata pencaharian penduduk Kecamatan Sambelia sebagian besar
nelayan tangkap dan pedagang, tukang batu, buruh bangunan, pegawai negeri sipil dan penjual makanan BPS Kecamatan Sambelia dalam Angka 2009.
4.2.2. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu penentu kualitas sumberdaya manusia termasuk nelayan. Selain itu pendidikan formal maupun nonformal merupakan
modal dasar bagi nelayan untuk dapat mengakses informasi melalui berbagai media sehingga memudahkan mereka menyerap suatu perubahan atau inovasi
yang berhubungan dengan perilaku. Kemampuan dan keterampilan untuk berfikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari, sangat ditentukan oleh faktor
pendidikan yang dimiliki. Pendidikan merupakan proses pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang dapat dilakukan secara terencana sehingga
diperoleh perubahan dalam meningkatkan taraf hidup Slamet,2003 Kualitas sumberdaya manusia di Kecamatan Sambelia dilihat dari tingkat
pendidikan tergolong rendah. Penduduk usia 10 ke atas yang tidak sekolah atau belum pernah sekolah persentasenya cukup tinggi, yakni 19.43, Sekolah Dasar
8.36 , Sekolah Menengah Pertama 4.77 , Sekolah Menengah Atas 3.14, Perguruan Tinggi 1.19 dan tidak bersekolah lagi 63.10.
Jika diasumsikan bahwa penduduk yang tidak sekolah atau belum pernah sekolah tidak bisa baca tulis latin berarti angka buta huruf di Kecamatan
Sambelia cukup tinggi, minimal 19.43. Lebih dari 50 penduduk yang tidak sekolah adalah perempuan, yakni 5.119 orang dan laki-laki 6. 974 orang. Selain
angka yang tidak sekolah cukup tinggi, angka
´µ ¶ · ¶ ¸¹
pun sangat tinggi mencapai 63.10. Namun angka
´ µ ¶ ·
¶ ¸ ¹
ini tidak dirinci pada tiap jenjang pendidikan, namun drop out perempuan lebih besar dibanding laki-laki.
4.2.3. Kesehatan